Setiap aliran dan kepercayaan pasti punya syiar tersendiri. Kaum Yahudi, Nasrani dan para pemeluk agama-agama yang lain mengajak orang untuk melaksanakan ritual dan menghadiri upacara keagamaan. Di Islam, syiar keagamaan dikemas dalam bentuk yang indah yang salah satunya dalam bentuk ibadah yang agung bernama shalat.
Syiar keagamaan menunjukkan arah jalan menuju puncak yang menjadi tujuan semua agama. Saat ini ada sekitar satu setengah miliar di dunia yang memeluk agama Islam. Di waktu-waktu yang telah ditentukan, ketika suara azan mengumandang umat Islam mendatangi masjid-masjid dan mushalla untuk melaksanakan shalat dalam suasana khusyuk penuh cinta kepada Allah. Shalat membawa mereka menuju kebahagiaan yang hakiki.
Dalam Islam, azan adalah seruan yang menjadi awal dari ibadah shalat. Seruan ini memiliki sisi pengumuman dan panggilan kepada umat untuk melaksanakan shalat. Orang yang mendengar adzan seakan menerima kabar gembira panggilan menghadap Allah. Ia mesti bersiap-siap untuk memenuhi panggilan Sang Maha Agung. Karena itulah azan dengan kalimat-kalimatnya yang pendek meninggalkan kesan mendalam di kalbu manusia. Mary, wanita warga Inggris yang kini telah mengubah nama menjadi Zahra menceritakan kisahnya memeluk agama Islam. Dia mengatakan, "Akupertama kali mengenal Islam setelah terkesima mendengar suara azan. Suara itu sedemikian merasuk ke dalam hati sehingga menarikku ke arah Tuhan semesta alam."
Adzan dimulai dengan takbir yang berarti menyebut kebesaran Allah Swt. Lalu muazin melanjutkan dengan kesaksikan akan keesaan Allah dan bahwa semua yang ada di dunia ini berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya. Dialah yang mengatur segala sesuatu dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Tak ada yang menyamai-Nya dan tak ada sekutu bagi-Nya. Kemudian, muazin menyuarakan kesaksian akan kenabian Muhammad Saw. Beliaulah utusan Allah kepada umat manusia dengan membawa wahyu Ilahi. Selanjutnya a-dzan mengikrarkan bahwa shalat adalah amalan terbaik yag menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Untuk itu, masyarakat diseru untuk bersegera melaksanakan ibadah ini.
Azan pertama kali dikumandangkan di zaman Nabi Muhammad Saw. Setelah hijrah ke Madinah, para sahabat membicarakan masalah shalat dan bagaimana caranya mengumumkan bahwa sudah tiba waktu shalat. Masing-masing menyampaikan usulannya yang kebanyakan meniru apa yang dilakukan agama-agama yang lain. Tak lama, malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw dan memerintahkan untuk mengajarkan azan kepada umat. Nabi Saw lalu mengajarkannya kepada Ali bin Abi Thalib dan menyuruhnya untuk mengajarkan azan kepada Bilal. Sejak saat itu, Bilal bekas budak berkulit hitam asal negeri Habasyah secara resmi menjadi muazin kaum muslimin.
Sejak awal Islam, azan dipandang sebagai salah satu syiar penting agama Islam. Azan sarat dengan zikir dan ikrar tauhid yang merasuk ke kalbu yang paling dalam. Karena itu, Islam juga menghormati para muazin. Dalam sebuah riwayat Imam Ali Ridha as berkata, Rasulullah Sawbersabda, "Di hari kiamat nanti, para muazin punya kedudukan yang lebih tinggi di antara semua orang. Muazin adalah sahabat setia bagi setiap orang yang mengingatkannya akan kewajibannya."
Kehidupan manusia tak bisa dilepaskan dari kesibukan dan urusan materi yang terkadang membuatnya lupa akan kewajiban yang mesti dijalankan. Dalam kondisi seperti ini, tentunya ia akan sangat berhutang budi kepada orang yang menyadarkan akan kewajibannya. Karena itu orang tersebut memiliki hak yang besar di atas pundaknya. Dalam Risalatul Huquq Imam Sajjad as menyebutkan adanya sejumlah hak bagi muazin. Beliau berkata, "Hak muazin atas dirimu adalah hendaknya kau menyadari bahwa dialah yang mengingatkanmu akan Tuhanmu. Dialah yang menyerumu kepada kebaikanmu. Dia adalah sebaik-baik yang memberi pertolongan kepadamu dalam menjalankan kewajiban yang telah Allah pikulkan atas dirimu. Maka berterimakasihlah kepadanya sebagaimana kau berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepadamu di hadapan Allah. Engkau harus menyadari pula bahwa dia adalah anugerah dan nikmat dari Allah yang harus kau perlakukan dengan baik dan dalam segala keadaan syukurilah nikmat Allah."
Nilai-nilai agung yang ada dalam azan menunjukkan bahwa Allah pasti akan memberi pahala yang besar disisi-Nya kepada orang yang mengumandangkan syiar tauhid dan penghambaan ini. Imam Sajjad as menyebut orang memanfaatkan suara indahnya untuk mengumandangkan azan sebagai nikmat dari Allah. Imam Jafar Shadiqas dalam sebuah hadis juga menjelaskan fadhilah muazin dan kedudukan maknawiyahnya di sisi Allah. Beliau berkata, "Selama suaranya masih mengumandang Allah mengampuni dosa muazin sejauh matanya memandang…Allah juga akan memberikan pahala dan kebaikan kepada siapa saja yang memerhatikan azan itu dan melaksanakan shalat setelah mendengarnya."
Azan adalah syiar Islam yang kaya akan makrifat. Alangkah baiknya jika kita bisa merenungkan manka-makna agung tauhid dan penafian syirik yang terkandung di dalamnya. Dengan merenungkannya, keimanan kita akan bertambah dan semakin bersemangat untuk memasyarakat dan menyebarkan syiar Islam ini.