Dalam satu wilayah, keberadaan anak-anak yang kehilangan ayahnya atau kedua orang tuanya adalah satu hal yang tidak bisa dihindari. Anak-anak ini menjadi perhatian penting bukan hanya agama Islam tapi seluruh agama ataupun bangsa sekalipun dan mereka yang menghormati, menyayangi dan memberikan simpatinya kepada anak-anak ini memiliki tempat istimewa di hadapan masyarakat.
Islam memandang bahwa memperhatikan urusan materi dan non materi serta kebahagian dan keamanan yatim merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Banyak riwayat yang berkaitan denganya dan ayat2 al Quran pun mesejajarkan perbuatan baik terhadap anak yatim dengan perbuatan baik terhadap orang tua, kerabat dekat serta orang miskin dan menjadikannya tugas yang penting bagi orang-orang beriman.
Rasulullah saw. yang sudah menjadi yatim saat lahir kedunia merupakan ayah bagi para yatim piatu semasa hidupnya, begitu pula Imam Ali as. yang sebagian besar umurnya dihabiskan bersama Rasulullah saw.
Mereka selalu menampakkan kasih sayang yang luar biasa terhadap para yatim dan memperilakukannya dengan istimewa, sehingga para sahabat yang melihatnya berharap menjadi anak yatim karena ingin mendapat ksih sayang dan perlakuan yang istimewa dari Rasulullah saw. ataupun Imam Ali as.
Rasul pun memerintahkan kita untuk menjadi ayah bagi para yatim dengan sabdanya : “Jadilah seperti ayah yang penyayang bagi para yatim, dan ketahuilah apa yang kamu tanam itulah yg akan kamu petik.”
Yaitu kebaikanmu pada anak yatim balasannya adalah kebaikan yang lebih besar kelak di akherat yang telah Allah swt. siapkan.
Dan sabdanya : “Barang siapa yang mengurus anak yatim dan menjamin nafkah dan urusan materinya, maka aku dan dia kelak akan bersama disurga seperti dua jari ini (isyarat).”
Anak yatim memiliki hak khusus dari kita dimana hal ini menjadi landasan dan parameter setiap individu yang memenuhi haknya dalam meniti jalan kesempurnaan. Mereka yang mendzolimi hak anak yatim disebut sebagai pendusta agama. Berlaku buruk terhadap mereka, memakan harta yg dititipkan untuk mereka diibaratkan dengan memakan api pada hakikatnya dan hal ini sangat dilarang keras oleh Islam, mereka yang melakukannya dijamin dengan balasan api neraka. Begitu gamblangnya risalah Islam dalam menasihati kita agar kita jangan sampai menyakiti anak yatim. Disebutkan bahwa tangisan anak yatim yg kita dzolimi, sesungguhnya hal itu menyebabkan bergoncangnya Arsy. Seperti sabda Nabi saw : “Ketika seorang anak yatim menangis, maka Arsy akan bergetar karena tangisannya”
Sesungguhnya kita memiliki teladan yaitu Rasululloh saw., keluarga dan Sahabat2nya yang mulia bagaimana mereka memperlakukan dan mnunjukkan kasih sayangnya pada anak yatim. Itulah yang perlu kita contoh dalam kehidupan kita.
Sebagaimana terdapat di dalam hadits bahwa “salah satu amal yg paling utama adalah memberikan kebahagiaan pada hati setiap mukmin.” maka membahagiakan hati anak yatim sungguh termasuk keutamaan yg besar di sisi Tuhan.
Mudah2an kita mampu membahagiakan anak2 yatim dengan apa yang kita miliki…
Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang dinamakan ‘pintu kebahagiaan’, tidak akan memasukinya kecuali mereka yang memuliakan dan membahagiakan anak-anak yatim.”