Mengapa Sebagian Doa Kita Tidak Dikabulkan?

Rate this item
(0 votes)

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berkali-kali menemui pertanyaan seperti ini, mengapa Allah Swt tidak mengabulkan doaku? Atau terkadang manusia bertanya-tanya mengapa dirinya masih hidup dalam kemiskinan, padahal ia telah berdoa agar mendapat rezeki dari Allah Swt.

Coba kita melihat ungkapan di atas secara jujur. Apakah Allah Swt tidak mengabulkan doa orang yang sangat membutuhkan? Bukankah Allah Swt telah berjanji akan mengijabahi permintaan setiap orang yang memohon kepada-Nya? Lalu mengapa sebagian doa tidak dikabulkan?

Pengaduan seperti ini biasanya lebih sering datang dari mereka yang menggantungkan hatinya kepada Allah Swt dan menyampaikan permohonan lewat lisannya. Karena ada beberapa faktor berikut yang membuat mereka biasanya menyampaikan pengaduan sepert ini:

Pertama, mereka mengetahui bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berdoa, sekaligus berjanji akan mengabulkannya. Sesuai dengan firman Allah Swt, "... Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ..." (QS. Ghafir: 60)

Kedua, mereka juga mengetahui bahwa Allah Swt jujur saat berjanji dan pasti melaksanakan janjinya. Karena Allah Swt berfirman, "... Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS. Ali Imran: 9)

Ketiga, mereka memahami satu kenyataan dalam diri mereka bahwa hanya Allah Swt yang layak menjadi tempat memohon. Karena mereka mengetahui bahwa Allah sebagai sumber segala sesuatu dan kembalinya segala sesuatu kepada-Nya. Allah Swt Maha Pemurah dan Pemberi yang tiada bandingannya. Itulah mengapa mereka hanya merujuk kepada-Nya.

Bila mencermati kembali pengaduan manusia ini, kita akan mendapati ungkapan sebagian doa mereka, dan bukan seluruhnya. Ini menunjukkan bahwa kesadaran mereka pada tiga penjelasan sebelumnya. Tapi sayangnya manusia dengan semua indera dan kessadaran yang dimiliki ternyata masih sering lalai akan banyak hal. Lewat kelalaian dan kebodohan inilah mereka bertanya kepada dirinya atau orang lain mengapa sebagian doanya tidak dikabulkan oleh Allah Swt.

Mereka harus tahu bahwa:

1. Ketika kita meyakini bahwa Allah Swt Maha Kuasa dan kita memohon bantuan lewat kekuasaan-Nya, maka pada saat yang sama kita harus meyakini juga bahwa Allah Swt Maha Bijaksana.

Kebijakan Allah Swt terkait dengan segala urusan dan pemahaman manusia pada awalnya sulit memahami hal ini. Seorang anak pada awalnya benci dengan adanya pekerjaan rumah. Ia lupa bahwa bila kesulitan seperti ini tidak ada, ia tidak bisa lebih dari yang ada saat ini. Anak kecil melihat pekerjaan rumah sebagai sesuatu yang buruk dan memandang waktu kosong sebagai kebaikan. Padahal kenyataannya tidak demikian.

Al-Quran dalam surat al-Baqarah ayat 216 menyebutkan, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Dengan demikian, seharusnya kita memperhatikan satu masalah ini juga. Karena sebagian dari doa yang tidak diijabahi oleh Allah Swt pada dasarnya itu sudah merupakan ijabah doa itu sendiri.

2. Doa juga bermakna meminta dan diminta.

3. Tidak baik bersikap tergesa-gesa. Sebagian dari permohonan kita membutuhkan waktu dan sekalipun Allah Swt telah mengijabahi doa itu, tapi dalam realisasinya membutuhkan waktu.

Ishaq bin Ammar mengatakan, "Saya bertanya kepada Imam Shadiq as, ‘Mungkinkan doa seseorang diijabi, tapi realisasinya terlambat dan dampak dari terkabulkannya doa itu muncul di suatu waktu?' Imam Shadiq as menjawab, ‘Benar, boleh jadi doa itu terealisasi satu hingga 20 tahun kemudian."

Dengan mencermati riwayat seperti ini dapat dipahami bahwa ijabah atau terkabulkannya sebuah doa itu berbeda dengan terealisasinya. Oleh karenanya, betapa banyak doa sudah terijabahi, tapi realisasinya masih membutuhkan waktu.

Read 2964 times