Mukmin Senantiasa Membutuhkan Nasihat

Rate this item
(0 votes)

Dalam kehidupan modern saat ini, sebagian orang tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Padahal sebagian nasihat menjadi solusi atas masalah yang dihadapinya. Kebutuhan akan nasihat orang lain merupakan kelaziman dari kehidupan sosial. Mendengar nasihat orang lain tidak berarti harus melakukannya, sama halnya dengan melakukan musyawarah dengan orang lain. Karena mendengarkan pendapat orang lain tidak pernah merugikan manusia. Bila itu sesuai dengan pendapatnya sendiri, maka nasihat atau pendapat orang lain menjadi penguat atas apa yang dipikirkan selama ini. Sementara bila itu tidak sesuai dengan pendapatnya, maka orang itu telah siap saat terjadi peristiwa yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Itulah mengapa dalam hadis disebutkan, "Maa Khaaba Man Istasyaara", tidak akan merugi orang yang bermusyawarah dan mendengarkan pendapat orang lain.

Berikut ini kita akan bersama-sama membaca ucapan para Maksumin as tentang kebutuhan seorang mukmin akan nasihat orang lain:

 

Menerima nasihat

Luqman al-Hakim berkata:

"Wahai anakku! Terimalah nasihat orang lain dan amalkan itu. Karena nasihat pada orang yang berakal lebih manis dari madu."(1)

 

Hasil dari menerima nasihat

Imam Ali as berkata:

"Barangsiapa yang menerima nasihat, ia akan selamat dari terungkapnya aib."(2)

 

Nasihat kebutuhan seorang mukmin

Imam Jawad as berkata:

"Seorang mukmin membutuhkan tiga hal; Taufik dari Allah Swt, penasihat dari dalam dirinya dan menerima nasihat orang lain."(3)

 

Hak pemberi nasihat

Imam Sajjad as berkata:

"Hak pemberi nasihat adalah hendaknya engkau bersikap rendah hati kepadanya, mempersiapkan hati untuk memahami nasihatnya, mendengarkan nasihatnya, bila ucapannya benar, maka bersyukurlah kepada Allah dan menerimanya ..." (4)

 

Pemberani nasihat terbaik

Imam Ali as berkata:

 

"Tidak ada pengingat manusia yang lebih baik dari nasihat."(5) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Catatan:

1. Irsyad al-Qulub, jilid 1, hal 72.

2. Ghurar al-Hikam, jilid 5, hal 277, hadis 8344.

3. Bihar al-Anwar, jilid 78, hal 358, hadis 1.

4. Tuhaf al-Uqul, hal 269.

5. Ghurar al-Hikam, hadis 10623 dan Mizan al-Hikmah, hal 600.

 

Sumber: Farhangnews

Read 1729 times