Ayatullah Al-Udzma Sayid Mohammad Hussaini Shahroudi

Rate this item
(1 Vote)
Ayatullah Al-Udzma Sayid Mohammad Hussaini Shahroudi

Pekan lalu berita meninggalnya seorang ulama besar, Ayatullah al-Udzma Sayid Mohammad Hussaini Shahroudi membuat umat Islam berduka. Beliau merupakan salah satu ulama dan pejuang besar Islam dan umat Islam menuai manfaat besar dari keberadaan beliau. Kematian seorang ulama merupakan pukulan berat bagi Islam dan umat Muslim di seluruh dunia.

Sepanjang sejarah Islam, ulama muslim sebagai arus yang berpengaruh dan kokoh dalam membela warisan para nabi dan wali Allah. Keterlibatan ulama dalam memerangi kebodohan dan despotisme telah menyelamatkan umat Islam dari kesulitan dan pusaran mematikan.

Ulama yang merupakan didikan Islam dan maktab Ahlul Bait ini menjadikan metode dan arahan pemimpin Ilahi sebagai dasar tablig dan bimbingan merekat terhadap umat. Dengan bersandar pada prinsip ini, para ulama merupakan pewaris para nabi dan mereka menggantikan nabi dalam membimbing serta mendidik generasi muda. Mereka juga memainkan peran keilmuan, politik dan sosial umat Islam dengan ilmu serta wawasannya.

Ayatullah Mohammad Hussaini Shahroudi
Abdul Salam bin Saleh Herawi mengatakan, Saya mendengar dari Imam Ridha as, semoga Allah merahmati hamba-hamba yang menghidupkan perkara kami. Saya bertanya, bagaimana perkara dan perintah anda dihidupkan? Beliau berkata, mereka mempelajari ilmu kami dan kemudian mengajarkannya kepada masyarakat.

Berdasarkan riwayat ini, di masa ghaibat Imam Maksum as, ketika masyarakat tidak memiliki akses kepada para imam, ulama memainkan peran dan mereka menjadi rujukan setaip perkara yang dihadapi masyarakat. Mereka juga memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Ahlul Bait as di tengah masyarakat.

Sejarah Islam memiliki ulama-ulama seperti ini. Ulama yang menurut Imam Ali as kapanpun dan dimana pun bersedia menghadapi badai berat dan bencana karena kebenaran.

Ayatullah al-Udzma Sayid Mohammad Hussaini Shahroudi lahir di kota Najaf , Irak di bulan Jumadi Awal tahun 1344 Hq. Ia tumbuh besar di keluarga agamis dan terkenal di kota Najaf. Sayid Hussaini Shahroudi terkenal akan keadilan, takwa, zuhud dan ketinggian ilmunya. Selama bertahun-tahun beliau menjadi pemimpin agama, ilmu dan marji' besar di dunia Syiah.

 Dilingkungan dan keluarga ulama inilah, Sayid Hussaini Shahroudi menuntut dasar-dasar ilmu agama di bawah bimbingan ayah dan kakeknya. Dinukil dari al-Marhum Ayatullah Sayid Mahmoud Shahroudi yang berkata, "Saya terus memantau Sayid Mohammad hingga usia 21 tahun. Sayid Mahmoud Shahroudi sagat ketat dalam membimbing dan mengajar anaknya sehingga sang anak tumbuh besar dalam lingkungan agama serta kemudian menjadi ulama besar.

Ayah Sayid Hussaini Shahroudi, Sayid Mahmoud Hussaini Shahroudi selama bertahun-tahun menjadi pemimpin agama dan hauzah ilmiah Syiah serta marji taklid. Sementara ibunya adalah putri Sheih Mohammad Reza Fazel Naishaburi, salah satu guru besar ilmu akhlak dan teologi hauzah ilmiah Najaf serta saudaranya Sayid Ali Hussaeni Shahroudi termasuk salah satu ulama terkemuka Shahroud.

Mohammad Shahroudi menimba ilmu dasar dari ayahnya dan Sheikh Ali Shahrbabaki dan Sheikh Shams Zanjani. Ia belajar kitab rasail dan makasib dari ayahnya serta kitab Kifayah al-Usul. Di usia 39 tahun ia sudah mengajar bahst kharij (kuliah khusus) fiqih dan usul fiqih di Masjid Hindi di hauzah ilmiah Najaf.

Ketinggian ilmu Sayid Mohammad Shahroudi sangat terkenal. Ketika ayahnya ada halangan atau lemah karena usia tua, ia menggantikan ayahnya mengajar dan memimpin shalat berjamaah. Di tahun 1347 Hs, Sayid Mahmoud Shahroudi meminta umat Syiah yang bertaqlid kepadanya untuk merujuk kepada anaknya, Sayid Mohammad Shahroudi. Bahkan sejumlah warga Syiah setelah kematian Sayid Mahmoud dan bertaklid kepadanya, kemudian bertaklid kepada Sayid Mohammad.

Tahun 1357 Hs, risalah amaliah Sayid Mohammad Shahroudi dicetak di Najaf dalam dua bahasa Arab dan Persia. Setelah diusir oleh rezim Baath Irak dari Najaf, Sayid Mohammad Shahroudi pindah ke Iran tahun 1359 Hs dan tinggal di kota Qom serta aktif mengajar fiqih dan usul fiqih.

Ayatullah Hussaini Shahroudi merupakan teladan zuhud, ikhlas dan memiliki moral yang tinggi serta berperilaku mulia dengan warga dan kerap membantu kesulitan mereka. Beliau juga tidak memiliki sikap sombong dan tidak terikat oleh hal-hal duniawi. Beliau juga tidak sombong dalam dengan masyarakat dan mukmin lain.

Salah satu akhlak mulia Sayid Shahroudi adalah beliau tidak jijik berinteraksi dengan kaum fakir. Beliau juga kerap duduk bersama kaum fakir miskin dan ikut dalam pertemuan mereka. Ketika berdiskusi dan kajian ilmiah, beliau juga menghormati lawan dan siap mendengarkan penjelasannya. Setelah lawan selesai memberi penjelasan, beliau menjawabnya dengan tenang.

Ketika dalam perjalanan, ada yang bertanya atau membutuhkan sesuatu, Sayid Shahroudi dengan sabar memberi jawaban dan memenuhi kebutuhan mereka. Saat menghadapi kesulitan dan kendala warga, beliau dengan sabar dan antusias menyelesaikannya. Mengingat sikap dan perilaku mulai tersebut, Sayid Shahroudi sangat dihormati dan dicintai masyarakat.

Kecintaan besar Ayatullah Shahroudi terhadap Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya sangat dikenal masyarakat. Selama di kota Najaf beliau selalu hadir di acara mingguan tawassul kepada Imam Husein as dan seluruh acara memperingati para imam maksum. Selain itu, di rumahnya Ayatullah Shahroudi juga menggelar acara doa tawassul.

Kecintaan kepada Ahlul Bait Nabi telah tercetak di wujud Ayatullah Shahroudi. Selama di kota Najaf, beliau setiap hari berziarah ke makam Imam Ali as dan lebih dari 100 kali berziarah ke Karbala dengan berjalan kaki. Beliau juga kerap berziarah ke makam Imam lainnya. Setelah diusir dari Irak, beliau tetap melanjutkan sunnah hasanah ini dan setiap hari berziarah ke makam suci Sayidah Maksumah di kota Qom.

Tak diragukan lagi salah satu alasan keunggulan manusia dari makhluk lainnya adalah kekuatan berpikir dan belajar. Yang menunjukkan ideologi manusia adalah dua senjata, pena dan mulut. Jika pena dan mulut digunakan untuk menyebarkan kebenaran dan ilmu pengetahuan, maka umat manusia akan meniti jalan selamat serta tidak akan ada ketidakadilan dan penganiayaan di dunia.

Ayatullah Mohammad Shahroudi dengan memanfaatkan dua senjata ini, pena dan lisan, selama bertahun-tahun aktif mengajar dan mendidik murid-murid. Saat ini anak didik beliau menjadi orang besar, baik pengajar maupun ulama.

Ayatullah Mohammad Shahroudi juga memiliki banyak karya tulis. Di antara karya beliau adalah kitab ذخیرة المؤمنین لیوم الدین dalam bahasa Arab, «توضیح مناسک الحج», «دروس فی احکام النساء», «کتاب الطهارة», «کتاب الصوم dan berbagai karya lainnya.

Prosesi pemakaman Ayatullah Mohammad Shahroudi di Qom
Setelah bertahun-tahun berkhidmat dan melayani umat Islam, marji besar Syiah ini meninggal dunia Ahad, 16 Tir 1398 Hs bertepatan dengan 7 Juli 2019 di usia 94 tahun di kota Tehran. Ulama besar ini dimakamkan di komplek makam suci Sayidah Maksumah di kota Qom.

Read 1404 times