Nabi Yusuf dan Kisah Terbaik dalam Al-Quran

Rate this item
(4 votes)
Nabi Yusuf dan Kisah Terbaik dalam Al-Quran

Nabi Yusuf as memiliki kehidupan yang penuh liku-liku. Terkait kisah kehidupannya, al-Quran menyebutnya sebagai "Ahsan al-Qashash" yakni kisah-kisah yang terbaik.

Yusuf as pada masa kecil dimasukkan ke dalam sumur karena hasut dan kebencian saudara-saudaranya. Tapi ia selamat karena pertolongan Allah. Kemudian ia tinggal di dalam istana gubernur Mesir sebagai budak. Istri gubernur Mesir jatuh cinta kepada Yusuf dan menyiapkan segala jebakan dan sarana dosa bagi Yusuf. Namun dengan kekuatan iman Yusuf menjauhinya. Atas tuduhan kesucian dan menjaga kesucian, Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Karena kesabarannya, Allah menjadikan penjara sebagai tangga kesuksesannya dan dari situlah Yusuf menjadi pemimpin Mesir. Kisah detilnya demikian:

Zulaikha duduk menyendiri. Ia berpikir bagaimana caranya menyampaikan rahasia cintanya. Zulaikha mengkhawatirkan Yusuf. Karena Yusuf adalah pemuda yang benar-benar suci dan beriman. Yusuf benar-benar jujur dan beramanat dalam menjalankan pengabdiannya. Zulaikha tahu bahwa menjebak manusia-manusia beriman ke dalam nafsu setan benar-benar pekerjaan yang berat dan sulit. Melihat kondisi ini, setiap hari Zulaikha mencari trik untuk mendekatkan Yusuf kepada dirinya.

Hari itu gubernur Mesir tidak ada di rumah. Dengan sebuah alasan, Zulaikha meminta Yusuf untuk menemuinya dan pada saat itu pula pintu ditutup. Yusuf yang masih muda keheranan dan berkata, "Aku berlindung kepada Allah. Dia-lah yang mengasuh aku dan Dia-lah yang memberikan aku kedudukan yang baik."

Tahukah kamu, orang yang zalim tidak akan bahagia. Kemudian Yusuf segera menuju ke arah pintu.

Akal dan kepekaan hati Zulaikha sudah dikuasai oleh keinginan hawa nafsunya. Ia segera mengejar Yusuf dan menarik bajunya. Baju Yusuf robek dan pada saat itu pula gubernur Mesir datang.

Zulaikha menjadi pucat pasi dan ketakutan. Tapi segera sadar dan dengan tipu muslihat berkata, "Wahai gubernur Mesir! Yusuf tidak menjaga kehormatan istrimu. Apa balasan orang yang berniat buruk kepada istrimu, selain harus masuk penjara atau mendapatkan siksaan yang pedih." (Yusuf: 25)

Dengan takjub Yusuf berkata, "Tidak demikian! Istri Anda yang memanggil saya dan baju saya sebagai saksi kebenaran ucapan saya."

Dengan penuh rasa tidak percaya gubernur Mesir memandang keduanya. Ia mengenal Yusuf dengan baik dan tidak bisa mempercayai apa yang diklaim istrinya. Wajah gubernur Mesir memerah. Orang yang menjadi saksi kejadian itu berkata, "Dengan sedikit berpikir, bisa memahami hakikat. Bila baju Yusuf robek pada bagian depan, maka Yusuf adalah orang yang berdosa. Tapi bila baju Yusuf robek pada bagian belakang, maka istri Anda yang berbohong."

Gubernur Mesir mengetahui pengkhianatan istrinya. Karena dia mencintai istrinya, gubernur Mesir meminta istrinya agar bertaubat dan meminta Yusuf agar tidak menceritakan kejadian ini kepada orang lain. Namun kecintaan Zulaikha kepada Yusuf sedikit demi sedikit menyebar di kalangan wanita bangsawan Mesir. Semuanya mencaci Zulaikha dan menganggapnya benar-benar sedang berada dalam kesesatan. Karena Zulaikha sudah merasa terhina di depan mata Yusuf, ia menyiapkan sarana untuk memenjarakan Yusuf agar merasakan kesengsaraan. Pada saat itu Yusuf mengangkat tangannya dan berdoa:

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". (Yusuf: 33)

Allah mengabulkan doa Yusuf yang disampaikan dari lubuk hatinya yang paling dalam. Ia bertahun-tahun berada di dalam penjara. Tapi akhirnya terbukti tidak berdosa dan semuanya tahu akan kesucian dan kelayakannya. Dan Yusuf kembali lagi mendapatkan posisi mulia di sisi gubernur Mesir.

Poin penting dan indah dari kisah yang dinukil dari surat Yusuf ini adalah ucapan Yusuf yang menilai bahwa hanya tawakal kepada Allah dan pertolongan-Nya yang menjadikan manusia lepas dari godaan hawa nafsu, seraya berkata:

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf: 53)

Read 12233 times

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…