Republik Lebanon adalah sebuah negara di Timur Tengah, sepanjang Laut Tengah, dan berbatasan dengan Suriah di utara dan timur, dan Israel di selatan. Bendera Lebanon menampilkan sebuah pohon aras berwarna hijau dengan latar belakang putih, diapit oleh dua garis merah horisontal di atas dan bawahnya. Karena keanekaragamannya yang sektarian, Lebanon menganut sebuah sistem politik khusus, yang dikenal sebagai konfesionalisme, yang dimaksudkan untuk membagi-bagi kekuasaan semerata mungkin di antara aliran-aliran agama yang berbeda-beda.[2]
Sebelum Perang Saudara Lebanon (1975-1990), negara ini menikmati ketenangan dan kemakmuran yang relatif, didorong oleh sektor pariwisata, pertanian, dan perbankan dalam ekonominya.[3] Lebanon dianggap sebagai ibukota perbankan di dunia Arab dan umumnya dianggap sebagai "Swiss di Timur Tengah"[4][5] Karena kekuatan finansialnya, Lebanon juga menarik banyak sekali wisatawan,[6] hingga ibukotanya, Beirut, dirujuk oleh banyak orang sebagai "Parisnya Timur Tengah."[7]
Segera setelah perang, ada banyak upaya untuk menghidupkan kembali ekonominya dan membangun kembali infrastruktur nasionalnya.[8] Pada awal 2006, stabilitas yang cukup besar telah tercapai di hampir seluruh negeri, rekonstruksi Beirut hampir selesai,[9] dan semakin banyak wisatawan asing yang datang ke resort-resort Lebanon.[6] Namun, Perang Lebanon 2006 menimbulkan korban sipil dan militer, kerusakan hebat pada infrastruktur sipil, dan pengungsian besar-besaran dari 12 Juli 2006 hingga gencatan senjata diberlakukan pada 14 Agustus 2006. Pada September 2006, pemerintah Lebanon telah memberlakukan rencana pemulihan awal yang ditujukan untuk membangun kembali properti yang dihancurkan oleh serangan-serangan Israel di Beirut, Tirus, dan desa-desa lainnya di Lebanon selata
Etimologi
Faraya, Gunung Lebanon.
Nama Lebanon ("Lubnān" dalam bahasa Arab standar; "Lebnan" atau "Lebnèn" dalam dialek setempat) berasal dari akar bahasa Semit "LBN", yang terkait dengan sejumlah makna yang berhubungan erat dalam berbagai bahasa, seperti misalya putih dan susu.[10] Ini dianggap sebagai Referensi kepada Gunung Lebanon yang berpuncak salju.[11] Nama ini muncul dalam tiga dari 12 lempengan Epos Gilgames (2900 SM), teks perpustakaan Ebla (2400 SM), dan Alkitab.[11] Kata Lebanon juga disebutkan 71 dalam Perjanjian Lama.[12][13]
Geografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Lebanon
Sebuah negara di Timur Tengah, Lebanon berbatasan di barat dengan Laut Tengah (garis pantai sepanjang: 225 kilometer) dan di timur dengan Depresi Suriah-Afrika. Lebanon berbatasan dengan Suriah sepanjang 375 km di utara dan di timur; dengan Israel sepanjang 79 km di selatan. Perbatasan dengan Israel telah disetujui oleh PBB (lihat Garis Biru (Lebanon), meskipun sebongkah tanah kecil disebut Shebaa Farms yang terletak di dataran tinggi Golan diklaim oleh Lebanon namun diduduki oleh Israel, yang mengklaim bahwa tempat itu merupakan tanah Siria. PBB telah mengumumkan secara resmi bahwa wilayah ini bukan merupakan milik Lebanon, namun pejuang Lebanon kadangkala melancarkan serangan terhadap orang Israel yang berada di dalamnya.
Pembagian administrasi
Lihat pula: Kegubernuran di Lebanon dan Distrik Lebanon
Lebanon dibagi menjadi enam kegubernuran (mohaafazaat, bahasa Arab محافظات —tunggal mohafazah, bahasa Arab محافظة) yang lebih lanjut dibagi ke dalam 25 distrik (aqdya—tunggal: qadaa).[14] Distrik-distrik ini sendiri juga dibagi ke dalam sejumlah munisipal, masing-masing mencakup sekelompok kota atau desa. Gubernuran dan masing-masing distriknya didaftarkan di bawah ini:
Kegubernuran Beirut-Kegubernuran Beirut tidak dibagi ke dalam distrik-distrik, dan dibatasi hanya pada kota Beirut.
Kegubernuran Nabatiye (Jabal Amel) - 4 distrikNabatieh
Hasbaya
Marjeyoun
Bint Jbeil
Kegubernuran Beqaa - 5 distrikHermel
Baalbek
Zahle
Beqaa Barat (al-Beqaa al-Gharbi)
Rashaya
Kegubernuran Utara (al-Shamal) - 7 distrikAkkar
Tripoli (lihat Tripoli, Lebanon)
Zgharta
Bsharri
Batroun
Koura
Miniyeh-Danniyeh
Kegubernuran Gunung Lebanon (Jabal Lubnan) - 6 distrikJbeil
Kesrwan
Matn
Baabda
Aley
Chouf
Kegubernuran Selatan (al-Janoub) - 3 distrikSidon (Saida)
Tirus (Sur)
Jezzine
Demografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Lebanon
Populasi Lebanon terdiri dari beragam grup etnik dan agama: Islam, Syi'ah, Druze, Katolik, Maronit, Ortodoks Yunani, Kristen Koptik, dan lainnya. Sensus resmi tidak dilakukan sejak 1932, menandakan sensitivitas politik di Lebanon terhadap keseimbangan keagamaan.
Diperkirakan bahwa dari 59% penduduk Lebanon adalah Islam dan 40%Kristen (umumnya Maronit, Gereja Ortodoks Antiokia, Apostolik Armenia, Katolik Yunani Melkit, Gereja Asiria di Timur, Katolik Khaldea dan minoritas Protestan.[15] Ada 1 % kelompok minoritas kecil Yahudi yang tinggal di Beirut pusat, Byblos, dan Bhamdoun. Lebanon juga mempunyai sebuah komunitas kecil (kurang dari 1%) Kurdi (juga dikenal sebagai Mhallami atau Mardinli) yang umumnya bermigrasi dari Suriah timur laut dan Turki tenggara, diperkirakan jumlahnya antara 75.000 hingga 100.000 orang, yang termasuk dalam kelompok Sunni. Dalam tahun-tahun belakangan ini mereka memperoleh kewarganegaraan Lebanon sehingga menguntungkan kelompok Muslim dan Sunni khususnya.[16] Selain itu, ada pula ribuan suku Beduin Arab di Bekaa dan di wilayah Wadi Khaled, yang kesemuanya tergolong Sunni, yang juga mendapatkan kewarganegaraan Lebanon. Ada sekitar 15 juta orang keturunan Lebanon, terutama Kristen, menyebar di seluruh dunia. Muslim Syiah, Druze dan Alawi tidak digolongkan sebagai Islam.
Jumlah mereka yang tinggal di Lebanon sendiri diperkirakan 3.874.050 pada Juli 2006.[15] Ada sekitar 16 juta orang keturunan Lebanon yang tersebar di seluruh dunia, yang terbanyak adalah di Brasil.[17] Argentina, Australia, Kanada, Kolombia, Perancis, Britania Raya, Meksiko, Venezuela dan Amerika Serikat juga memiliki komunitas Lebanon yang besar.
Sejumlah 394.532 pengungsi Palestina telah terdaftar di Lebanon pada United Nations Relief and Works Agency (unrwa) sejak 1948.[18]
Kebudayaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Lebanon
Selama beribu-ribu tahun Lebanon telah menjadi persimpangan utama peradaban. Karena itu tidak mengherankan bila negara kecil ini mempunyai budaya yang luar biasa kaya dan hidup. Campuran kelompok etnis dan agama yang sangat luas di Lebanon ikut menyumbangkan tradisi makanan, musik dan sastra, serta festival. Beirut khususnya merupakan panggung seni yang sangat hidup dengan berbagai pertunjukan, pameran, pameran mode, dan konser yang diadakan sepanjang tahun di berbagai galeri, museum, teater dan tempat-tempat terbuka. Masyarakatnya modern, terdidik, sangat mirip dengan banyak masyarakat Eropa lainnya di Mediterania. Meskipun sangat mirip dengan Eropa, bangsa Lebanon sangat bangga akan warisan mereka dan telah menjadikan negeri itu dan khususnya Beirut pusat kebudayaan dunia Arab. Lebanon adalah negara anggota Organisation Internationale de la Francophonie (negara berbahasa Perancis). Karena itulah kebanyakan orang Lebanon berdwibahasa, mampu berbahasa Arab dan Perancis. Namun, bahasa Inggris kini sangat populer khususnya di antara mahasiswa. Di negara ini agama Kristen bergaul akrab dengan Islam, dan Lebanon juga merupakan pintu masuk Arab ke Eropa serta jembatan Eropa ke dunia Arab.
Lebanon juga mempunyai sejumlah universitas yang bergengsi, termasuk Universitas Amerika di Beirut, Universitas Lebanon milik negara, dan Université Saint-Joseph.
Sejumlah festival internasional diadakan di Lebanon, menampilkan para artis kelas dunia dan mengundang turis dari Lebanon dan luar negeri. Di antaranya yang terkenal adalah festival musim panas di Baalbeck, Beiteddine, dan Byblos, di mana barisan masyarakat elit yang beraneka ragam tampil dengan latar belakang sejumlah situs sejarah Lebanon yang paling terkenal dan spektakular.
Politik
Gedung parlemen Lebanon di Place de l'Étoile
Lebanon adalah sebuah republik demokratis parlementer, yang memberlakukan sebuah sistem khusus yang dikenal sebagai konfesionalisme.[19] Sistem ini, yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa konflik sektarian akan dapat dihindari, berupaya untuk secara adil mewakili distribusi demografis aliran-aliran keagamaan dalam pemerintahan. Karena itu, jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan disediakan untuk anggota-anggota kelompok-kelompok keagamaan tertentu. Misalnya, Presiden Lebanon, haruslah seorang Kristen Katolik Maronit, Perdana Menteri seorang Muslim Sunni, Wakil Perdana Menteri seorang Kristen Ortodoks, dan Ketua Parlemen seorang Muslim Syi'ah.[20][21] Pembagian ini merupakan hasil dari persetujuan tidak tertulis tahun 1943 antara Presiden (Maronit) dan Perdana Menteri waktu itu (Sunni) dan baru diformalkan dengan konstitusi pada tahun 1990.
Kecenderungan ini berlanjut dalam distribusi ke-128 kursi parlemen yang dibagi dua antara Muslim dan Kristen. Sebelum 1990, rasionya adalah 6:5, yang menguntungkan orang Kristen. Namun, Persetujuan Taif, yang mengakhiri perang saudara 1975-1990, menyesuaikan rasio itu untuk memberikan representasi yang sama bagi para pemeluk dari kedua agama tersebut.[20]
Jumlah anggota Parlemen Lebanon juga diatur jumlahnya berdasar agama yang dianut yaitu
Kristen / Katolik 64 orang terdiri dari:Maronit: 34
Ortodoks Yunani: 14
Katolik Yunani: 8
Ortodoks Armenia: 5
Katolik Armenia: 1
Protestan: 1
Lain-lain: 1
Islam dan Druze 64 orang terdiri dari:Sunni: 27
Syi'ah: 27
Druze: 8
Alawi: 2
Menurut konstitusi, pemilihan langsung harus dilakukan untuk parlemen setiap empat tahun sekali, meskipun dalam sejarah Lebanon belakangan ini, perang saudara selalu meletus sebelum hak ini dilaksanakan.
Parlemen memilih Presiden untuk masa jabatan 6 tahun dan tidak boleh dipilih berturut-turut. Walaupun begitu, peraturan ini pernah dilanggar dua kali dengan masa perpanjangan jabatan selama 3 tahun pada masa pemerintahan Elias Hrawi (1990-1995 diperpanjang hingga 1998) dan Emile Lahoud (1998-2004 diperpanjang hingga 2007).
Sistem yudisial Lebanon mengikuti Kode Napoleon. Tidak ada Juri dalam pengadilan.