Seperti segera dapat dibaca dari sampul buku yang ada di tangan pembaca ini, Buku Putih Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya yang Muktabar diterbitkan sebagai penjelasan demi mencapai kerukunan umat. Memang, tak sedikit pun ada niatan untuk memperpanjang kontroversi dan polemik Sunnah-Syiah yang, sesungguhnya, sudah berlangsung sejak awal sejarah Islam ini. Pada saat ini, kami yakin bahwa yang diperlukan adalah sikap saling mengerti -meski tidak harus saling sepakat- dan toleransi. Bukan pembelaan atas, apalagi justru menyudutkan, posisi masing-masing.
 
Adalah tepat apa yang ditulis oleh Ust. Bachtiar Nasir (Republika, 5 Januari 2010), sebagai berikut: " bekerjasamalah pada hal-hal yang kita sepakati saja dalam hal keduniaan tanpa harus mencederai dasar- dasar akidah yang kita yakini. Juga menghormati wilayah dan etika sosial masing-masing, misalnya tidak saling berhadapan dalam memengaruhi keyakinan, mencela, dan menyesatkan. Apalagi, melakukan tindak kekerasan fisik atau teror mental karena akan berujung pada perkelahian yang merugikan kedua belah pihak." Sayangnya, setelah nasihat yang bijak ini, hujatan terhadap Syiah tidak justru berhenti, melainkan malah semakin menjadi-jadi. Lebih sayang lagi, hujatan-hujatan tersebut umumnya didukung oleh berbagai argumentasi dan materi yang, kalaupun tidak keliru, tak mewakili pandangan mayoritas dan jumhur ulama kelompok ini. Maka, sebuah penjelasan yang "dingin" dan bebas dari motif "dakwah Syiah" terpaksa harus diberikan. Karena, jika keadaan ini dibiarkan begitu saja tanpa ada penjelasan, yang akan terjadi justru permusuhan terus-menerus yang jauh dari menghasilkan perdamaian, apalagi persatuan, di antara kedua kelompok. Tak mungkin ada perdamaian dan kerukunan jika satu kelompok terus menganggap kelompok lainnya sebagai sesat.
 
Atas alasan inilah buku ini diterbitkan. Memang, penulisan buku ini didasari atas kenyataan adanya kelemahan mendasar dalam cara sebagian orang mengecam Mazhab Syiah. Mengutip Haidar Bagir dalam tulisannya di Harian Republika yang berjudul "Syi'ah dan Kerukunan Umat" (Republika, 20 Januari 2012): "Sebagian besar argumentasi para pengecam Syiah menggunakan metode memilih bahan-bahan tertentu atau pandangan-pandangan khas anasir penulis dan ulama dari kalangan Syiah dan kemudian menggeneralisasikannya atas pendapat kaum Syiah seluruhnya. Contoh yang jelas adalah tuduhan yang diulang-ulang bahwa Syiah memiliki Al-Quran yang berbeda dengan kaum Sunni. Tak dapat dimungkiri bahwa ada anasir ulama Syiah di berbagai zaman yang mempercayai dan berargumentasi tentang hal ini. Tetapi, dengan mudah dapat dibuktikan bahwa ini adalah pandangan yang tidak diterima secara luas di kalangan Syiah. Jumhur ulama Syiah -dengan mengecualikan pandangan yang ganjil (syadz) di antara mereka- sepakat bulat bahwa Al-Quran mushaf 'Utsmani yang ada sekarang ini lengkap dan sempurna. Pun, semua orang yang mengenal para pemeluk Syiah dan pernah bepergian ke berbagai negeri Syiah tahu bahwa Al-Quran yang mereka baca 100 persen sama kandungannya dengan yang kita baca." Tentu masih banyak contoh lain tentang kelemahan-kelemahan seperti ini dalam wacana penyesatan Syiah. Kami hanya ingin menyilakan para pembaca menyimak buku ini, dan setelah itu menyerahkan kepada kebijaksanaan mereka untuk melihat apakah pandangan kami ini bisa diterima atau tidak.
 
Sebenarnya ada manfaat lain yang diharapkan tercipta dari penerbitan buku ini. Yakni, meluruskan pemahaman sebagian orang yang mengaku sebagai bermazhab Syiah, tapi tak cukup memfahami ajaran-ajaran dalam mazhab yang diyakininya itu. Akibatnya, orang-orang seperti ini justru dapat terpengaruh oleh pandangan-pandangan keliru dan sikap-sikap fanatisme yang tidak perlu. Padahal, sikap-sikap fanatik juga sama berbahayanya dalam hal kemungkinannya melahirkan konflik yang mengganggu kerukunan umat. Pengungkapan secara ringkas, runtut, namun lengkap, sebagaimana yang diupayakan dalam buku ini, kiranya dapat memberikan gambaran menyeluruh dan akurat mengenai Mazhab Syiah, yang diharapkan dapat menghindarkan siapa pun -dari kelompok mana pun- dari kekeliruan-kekeliruan dan sikap-sikap fanatik seperti itu.
 
Mudah-mudahan terbitnya buku ini benar-benar dapat menampilkan Mazhab Syiah secara apa adanya, demi membantu terciptanya kerukunan umat, dan tidak justru dijadikan amunisi baru untuk memperpanjang konflik yang hanya merugikan umat Islam sendiri. Apalagi jika melihat kenyataan betapa di mana-mana, di Dunia Islam, umat Islam sedang mendapatkan serangan gencar di segala front dari musuh-musuh yang membencinya. Bi ÔÇÿawnil-Lahi Ta'ala.