Perkenalan Dengan Mazhab Shia

Rate this item
(0 votes)

Bismillahir Rohmanir Rohim

Islam agama paling sempurna yang diturunkan dari sisi Allah Swt kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad Saw dan jalan utama bagi keselamatan serta kebahagiaan dunia dan akirat mereka.

Sepeninggal Rasulullah Saw dan sebagaimana beliau ramalkan sebelumnya, Muslimin akan bercabang menjadi banyak kelompok dan mazhab; terutama, Mazhab Maliki, Hanafi, Syafii, Hanbali dan Syiah Imamiyah.

Meskipun mazhab-mazhab ini mempunyai banyak kesamaan dalam prinsip dan hukum, tapi dalam beberapa hal mereka berbeda.

Walau demikian, sayang sekali sebagian musuh dan orang berhati busuk telah menuduhkan kebohongan-kebohongan besar kepada Syiah, apa pun semangat dan target di balik tuduhan itu yang pasti hasilnya hanyalah perpecahan Muslimin.

Berapa waktu lalu, sebuah pamflet anti Syiah tersebar di negara-negara Islam seperti Indonesia, isinya tidak keluar dari kebohongan dan tuduhan besar terhadap Syiah.

Karena tuduhan dan kebohongan itu banyak yang sudah terungkap, maka dalam tulisan ini kami cukupkan dengan tanggapan singkat, dilanjutkan dengan pengenalan yang juga singkat mengenai Syiah.

Bila dirasa perlu, dengan inayah Allah Swt kami akan menyajikan tanggapan dan pengenalan yang terperinci.

***

Sejarah Singkat Mazhab Syiah

Syiah dan Islam punya satu sejarah. Kenyataannya, Syiah adalah Islam itu sendiri yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Ajarannya antara lain kontinuitas kepemimpinan atau imamah oleh seorang yang dilantik oleh Allah Swt melalui Nabi-Nya Saw. Prinsip dasar inilah yang menjamin kelestarian Islam dan membentuk identitas kesyiahan.

Rasulullah Saw menyampaikan prinsip itu pada masa hidupnya, dan sejak itu pula sebagian sahabat beliau menerimanya, bahkan sepeninggal beliau pun mereka konsisten terhadapnya. Merekalah perintis Mazhab Syiah pada masa hidup Nabi Saw, dan sepeninggal beliau pun mereka tetap pada janji itu. Di saat yang sama, sebagian orang mengabaikan prinsip ini dan mereka menyerahkan pemilihan pemimpin kepada massa.

Penamaan pengikut Amirul Mukminin Ali as dengan Syiah sudah dimulai pada masa hidup Rasulullah Saw, banyak sekali hadis yang meriwayatkan bahwa beliau sendiri yang menetapkan nama itu untuk para pengikut Ali as. Para ahli hadis dan tafsir meriwayatkan ketika ayat 7 surat 98 (al-Bayyinah) turun:

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É Ïú┘Å┘ê┘Æ┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ▒┘É┘è┘æ┘ÄÏ®┘É

(Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itulah sebaik-baik manusia.)

Beliau Saw sambil menghadap ke arah Ali as bersabda:

┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä ┘ê┘ÄÏ┤┘èÏ╣┘ÄϬ┘Å┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘à┘Ä Ïº┘ä┘é┘É┘èϺ┘à┘ÄÏ®┘É Ï▒ϺÏÂ┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘ÄÏ▒ÏÂ┘è┘æ┘è┘å┘Ä

(Artinya: Maksudnya adalah kamu dan Syiahmu yang pada Hari Kiamat merupakan orang-orang yang rida dan diridai.)

Di hadis lain, beliau Saw bersabda:

Ïú┘å┘ÆϬ┘Ä ┘ê┘ÄÏ┤┘É┘èÏ╣┘ÄϬ┘Å┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘êÏ╣┘ÉÏ»┘ë ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘êÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘êÏÂ┘ÅÏî ÏÑÏ░Ϻ ϼ┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘É Ïº┘äÏú┘Å┘à┘Ä┘à┘Å ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ│┘ÄϺϿ┘É Ï¬┘ÅÏ»Ï╣┘Ä┘ê┘å┘Ä Ï║┘ÅÏ▒┘æϺ┘ï ┘à┘ÅÏ¡┘Äϼ┘æ┘Ä┘ä┘É┘è┘å┘Ä

(Artinya: Engkau dan Syiahmu, janjiku dan kalian di Hari Kiamat adalah di sisi Telaga ÔÇôKausar-, ketika umat-umat datang untuk Hisab kalian dipanggil sementara cahaya memancar dari wajah kalian.)

Hadis bahwa ayat ini berkenaan dengan pengikut Ali as dan sesungguhnya Nabi Saw yang memberi mereka nama Syiah, tersebar di berbagai kitab rujukan. Sebagai contoh, kitab Al-Dur Al-Mantsûr, jld. 6, hal. 589; Al-Showâʻiq Al-Muhriqoh, hal. 161; Nihâyah Ibn Atsîr, kata qomh, jld. 4, hal. 106; Manâqib Ibn Maghôzili, hal. 293, dan lain-lain. Perlu diketahui, Suyuthi menukil hadis-hadis itu di dalam kitab Al-Dur Al-Mantsûr dari Tafsîr Thabari dan Târîkh Ibnu Asakir.

Berdasarkan keterangan di atas, yang memberi nama Syiah kepada pengikut Amirul Mukminin Ali as adalah Rasulullah Saw. Dan kenyataan ini sendiri merupakan dasar untuk menentukan pola pemerintahan sepeninggal Nabi Muhammad Saw.

 

Imamah Lahir Bersama Kenabian

Tentu saja posisi imamah berbeda dengan posisi kenabian; nabi penerima wahyu dan pendiri agama, sedangkan imam bukan penerima wahyu kenabian bukan pula pendiri agama, melainkan dia menanggung tugas-tugas yang sebelumnya ditanggung nabi dalam ranah penjelasan hukum dan penerapannya. Imam adalah rujukan dalam penjelasan hukum dan keyakinan Islam serta pengatur urusan negara. Berdasarkan prinsip ini dan sebagaimana tertera jelas dalam banyak hadis, ketika Rasulullah Saw menyatakan kenabiannya kepada Bani Hasyim beliau juga mengumumkan suksesi Ali as atas dirinya dan kepemimpinan dia setelah beliau. Kenyataan ini membuktikan bahwa kenabian dan imamah lahir bersamaan, di samping itu dua kedudukan tersebut ditentukan oleh Allah Swt melalui wahyu-Nya. Kenyataan ini tersurat dalam buku-buku referensi sejarah, dimana Rasulullah Saw bersabda:

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘çÏ░Ϻ ÏúÏ«┘É┘è ┘ê ┘ê┘ÄÏÁ┘É┘è┘è ┘ê┘Ä Ï«┘Ä┘ä┘è┘ü┘ÄϬ┘É┘è ┘ü┘É┘è┌®┘Å┘à ┘ü┘ÄϺÏ│┘à┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ê ÏúÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘êϺ

(Târîkh Thabari, jld. 2, hal. 319-321, terbitan Dar Al-Ma'arif, Mesir; Târikh Kâmil Ibnu Atsir, jld. 2, hal. 62-63, terbitan Daru Shadir, Beirut; Sîroh Halabi, jld. 71, hal. 311, terbitan Al Bahiyah, Mesir; Târîkh Ibnu Asakir, jld. 1, hal. 65, hadis 139-140-141, terbitan Beirut; Tafsîr Khôzin, Alaudin Syafii, jld. 3, hal. 371, terbitan Mesir, dan lain-lain.)

(Artinya: Sesungguhnya ini (Ali) saudaraku, washiku dan khalifahku pada kalian, maka simaklah dia dan taatilah.)

 

Hadis Manzilah

Hadis Manzilah termasuk hadis populer yang dinukil para muhadis dan sejarawan. Ringkas hadis itu: ketika Nabi Muhammad Saw bergerak menuju Tabuk untuk berperang melawan pasukan Romawi, beliau tidak mengajak Ali as, karena keberadaan dia di Madinah sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya fitnah dari orang-orang munafik. Meski demikian halnya, musuh-musuh menyebarkan isu ketegangan relasi Nabi Saw dengan Ali as, karena itu beliau tidak mengajaknya perang. Seketika itu pula Ali as menyusul pasukan Islam dan melaporkan isu tersebut kepada Nabi Saw, maka beliau bersabda:

┘â┘ÄÏ░┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ ┘ê┘Ä┘ä┘â┘É┘å┘æ┘ë Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘ü┘ÆϬ┘Å┘â┘Ä ┘ä┘àϺ Ϭ┘ÄÏ▒┘É┘âϬ┘Å ┘ê┘ÄÏ▒ϺϪ┘ëÏî ┘ü┘ÄϺÏ▒ϼ┘ÉÏ╣ ┘ê┘ÄϺϫ┘Æ┘ä┘Å┘ü┘Æ ┘ü┘ë Ïú┘ç┘Æ┘ä┘ë ┘ê┘ÄÏú┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä. Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘äϺ Ϭ┘ÄÏ▒ÏÂ█î ┘èϺ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘ë┘æ┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘æ┘ë Ï¿┘É┘à┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘ÄÏ®┘É ┘çϺÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘à┘Å┘êÏ│█î ÏÑ┘É┘ä┘æϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘ç┘Å ┘äϺ ┘å┘ÄÏ¿┘É┘ë┘æ┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É┘ë

(Shohîh Bukhari, Perang Tabuk, jld. 6, hal. 3, terbitan tahun 1314; Shohîh Muslim, Bab Keutamaan Ali, jld. 7, hal. 120; Sunan Ibnu Majjah, Bab Keutamaan Sahabat Nabi Saw, jld. 1, hal. 55; Sîroh Ibnu Hisyam, jld. 2, hal. 519-520).

(Artinya: Mereka bohong, aku menjadikanmu sebagai khalifahku atas apa yang kutinggalkan di sana, maka kembalilah dan jadilah khalifahku (penggantiku) di tengah keluargaku dan keluargamu, tidakkah engkau rida wahai Ali berkedudukan di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi lagi setelahku.)

Terang sekali hadis ini menjelaskan bahwa Ali as mempunyai seluruh kedudukan dan wewenang Nabi Harun as selain kenabian. Dan salah satu kedudukan Nabi Harun as adalah kementerian dia bagi Nabi Musa as, hal itu sebagaimana dilansir Al-Qur'an pada surat 20 (Thaha), ayat 29-30:

┘ê┘ÄϺϼ┘ÆÏ╣┘Ä┘ä ┘ä┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘à┘æ┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘è ┬á┘ç┘ÄϺÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘É┘è

(Artinya: Dan jadikanlah bagiku seorang menteri (yang membantu) dari keluargaku. (yaitu) Harun, saudaraku.)

Terkecualinya kenabian dalam sabda Nabi Muhammad Saw menunjukkan bahwa semua tanggungjawab Nabi Harun as dimiliki juga oleh Ali as, sehingga suksesi ini tidak terbatas pada masa Perang Tabuk, melainkan sebuah pedoman umum yang meliputi semua tempat dan waktu, termasuk pada masa Perang Tabuk. Seandainya yang ingin disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hanya suksesi pada waktu Perang Tabuk, maka tidak perlu beliau menyabdakannya dalam bentuk pedoman umum lalu mengecualikan kenabian dari pedoman umum tersebut.

 

Empat Sumber Utama Syiah

Salah satu bahasan penting untuk mengenal Syiah adalah bahasan mengenai keyakinan dan pandangan Syiah serta kesamaan dan perbedaannya dengan mazhab-mazhab Islam yang lain. Syiah Imamiyah memperoleh pokok keyakinan agama Islam dan cabangnya dari empat sumber; yaitu Al-Qur'an, sunnah Nabi Saw, sunnah Ahli Bait as, dan akal.

1. Al-Qur'an

Al-Qur'an diterima semua mazhab Islam dan tergolong sumber yang sama di antara mereka. Pun begitu, ada perbedaan dalam pola penggunaan dan metode pemahaman konsep-konsep serta ajarannya. Bagaimana pun juga, Syiah tidak pernah meyakini Tahrif atau perubahan Al-Qur'an, sejak dulu kala sampai sekarang. Sebaliknya, Syiah senantiasa meyakini Al-Qur'an terjaga dari segala macam perubahan.

2-3. Sunnah Nabi Muhammad Saw dan Ahli Bait as

Sumber utama kedua bagi Mazhab Syiah untuk memperoleh pokok agama Islam dan cabangnya adalah Sunnah Nabi Saw. Sunnah di sini berarti sabda, tindakan dan sikap diam (yang bermakna persetujuan) beliau. Sumber ini juga diterima oleh semua mazhab Islam, walau pun mereka berbeda pendapat dalam syarat perawi hadis Nabi dan cara pengambilan sunnah beliau.

Dengan demikian, setiap kali hadis berisi sabda, tindakan dan atau sikap diam Nabi Muhammad Saw diriwayatkan melalui jalur yang valid maka itu hujah atau bukti.

Menurut Syiah Imamiyah, jalur paling valid untuk mencapai sunnah Nabi Muhammad Saw adalah para imam Ahli Bait Nabi as. Apa pun yang dijelaskan oleh Ahli Bait as pada hakikatnya sunnah Nabi Saw. Dan yang dimaksud dengan Ahli Bait Nabi as adalah dua belas Imam Suci as ditambah Sayidah Fatimah Zahra as puteri Nabi Saw. Prihal perkataan, tindakan dan sikap diam Ahli Bait as adalah hujah atau bukti, banyak sekali bukti yang menyatakannya, antara lain Hadis Tsaqalain dan Hadis Safinah yang diriwayatkan baik dalam kitab-kitab hadis Ahli Sunnah mupun dalam kitab-kitab hadis Syiah.

4. Akal

Ulama Syiah, berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan sunnah, meyakini kedudukan tinggi bagi akal dalam memperoleh ajaran agama Islam. Dari satu sisi mereka menerima asas baik dan buruk rasional serta membuktikan keadilan Ilahi atas dasar itu, di sisi lain fukaha Syiah Imamiyah mempercayai akal sebagai sumber hukum syariat bersama Al-Qur'an dan Sunnah, mereka juga meyakini asas kelaziman antara hukum akal dan syariat. Di samping itu, peran akal sebagai alat untuk memahami Al-Qur'an dan sunnah juga mereka terima, dimana indikator rasional dan penilaian akal dapat membantu mufasir dalam menafsirkan Al-Qur'an dan mujtahid dalam menyimpulkan hukum dari Al-Qur'an serta sunnah.

Dengan demikian maka jelas jawaban atas pertanyaan di atas, karena Syiah dan Ahli Sunnah punya perbedaan terkait sumber-sumber tersebut (Al-Qur'an, Sunnah Nabi Saw dan Ahli Bait as, serta akal), dengan sendirinya mereka pun punya perbedaan dalam keyakinan dan fatwa.

Terkait sunnah, Syiah hanya menerima sunnah Nabi Muhammad Saw dan Ahli Bait as sebagai hujah dan bukti, adapun perkataan dan tindakan sahabat Nabi Saw tidak mereka pandang sebagai hujah karena bukan manusia suci. Tidak demikian halnya dengan Ahli Sunnah, mereka menerima sunnah sahabat Nabi Saw sebagai hujah dan bukti.

 

Sahabat Nabi Swt Menurut Al-Qur'an dan Syiah

Dalam perspektif wahyu, ada dua kelompok orang yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Saw dan menyertai beliau:

Kelompok pertama adalah orang-orang yang dipuji oleh ayat-ayat Al-Qur'an dan disebutnya sebagai pendiri istana kemuliaan dan benteng Islam:

  1. Para pendahulu yang pertama

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 9 (al-Taubah), ayat 200 berfirman:

┘ê┘ÄϺ┘äÏ│┘æ┘ÄϺϿ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘äÏú┘Ä┘ê┘æ┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Å┘ç┘ÄϺϼ┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘äÏú┘Ä┘åÏÁ┘ÄϺÏ▒┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Å┘ê┘ç┘Å┘à Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ¡┘ÆÏ│┘ÄϺ┘å┘ì Ï▒┘æ┘ÄÏÂ┘É┘è┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏÂ┘Å┘êϺ┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ╣┘ÄÏ»┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¼┘Ä┘å┘æ┘ÄϺϬ┘ì Ϭ┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è Ϭ┘ÄÏ¡┘ÆϬ┘Ä┘ç┘ÄϺ Ϻ┘äÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘Å Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄÏ»┘ïϺ Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘ü┘Ä┘ê┘ÆÏ▓┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘Å

(Artinya: Para pendahulu yang pertama ÔÇômasuk Islam- dari Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya, dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.)

  1. Para pembaiat di bawah pohon

Allah Swt dalam Al-Qur'an, surat 48 (al-Fath), ayat 18 berfirman:

┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï▒┘ÄÏÂ┘É┘è┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ ┘è┘ÅÏ¿┘ÄϺ┘è┘ÉÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä┘â┘Ä Ï¬┘ÄÏ¡┘ÆϬ┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Äϼ┘ÄÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘É┘à┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘åÏ▓┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘â┘É┘è┘å┘ÄÏ®┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘ÄϽ┘ÄϺϿ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϬ┘ÆÏ¡┘ïϺ ┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘ïϺ

(Artinya: Sungguh Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia (baiat) kepadamu di bawah pohon, lalu Allah mengetahui isi hati mereka, lalu Dia menurunkan ketenangan kepada mereka dan memberi mereka kemenangan yang dekat.)

  1. Para penghijrah

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 59 (al-Hasyr), ayat 8 berfirman:

┘ä┘É┘ä┘Æ┘ü┘Å┘é┘ÄÏ▒┘ÄϺÏí Ϻ┘ä┘Æ┘à┘Å┘ç┘ÄϺϼ┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïú┘ÅÏ«┘ÆÏ▒┘Éϼ┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å Ï»┘É┘èϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ä┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ¿┘ÆϬ┘ÄÏ║┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘ïϺ ┘à┘æ┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏ▒┘ÉÏÂ┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ïϺ ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘åÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Å┘ê┘Æ┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺϻ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä

(Artinya: Bagi para fakir penghijrah yang diusir dari negeri mereka dan harta mereka ÔÇôdemi- mencari karunia dari Allah dan keridaan, dan mereka menolong Allah serta rasul-Nya, mereka itulah orang-orang yang benar.)

  1. Para pemenang

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 48 (al-Fath), ayat 29 berfirman:

┘à┘æ┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘æ┘ÄÏ»┘î Ï▒┘æ┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ┤┘ÉÏ»┘æ┘ÄϺÏí Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î Ϻ┘ä┘Æ┘â┘Å┘ü┘æ┘ÄϺÏ▒┘É Ï▒┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘ÄϺÏí Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï▒┘Å┘â┘æ┘ÄÏ╣┘ïϺ Ï│┘Åϼ┘æ┘ÄÏ»┘ïϺ ┘è┘ÄÏ¿┘ÆϬ┘ÄÏ║┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘ïϺ ┘à┘æ┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏ▒┘ÉÏÂ┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ïϺ Ï│┘É┘è┘à┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è ┘ê┘Åϼ┘Å┘ê┘ç┘É┘ç┘É┘à ┘à┘æ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄϽ┘ÄÏ▒┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Åϼ┘Å┘êÏ»┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äϬ┘æ┘Ä┘ê┘ÆÏ▒┘ÄϺϮ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘É┘åϼ┘É┘è┘ä┘É ┘â┘ÄÏ▓┘ÄÏ▒┘ÆÏ╣┘ì Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘Ä Ï┤┘ÄÏÀ┘ÆÏú┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘ÄÏóÏ▓┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘ÄϺÏ│┘ÆϬ┘ÄÏ║┘Æ┘ä┘ÄÏ©┘Ä ┘ü┘ÄϺÏ│┘ÆϬ┘Ä┘ê┘Ä█î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î Ï│┘Å┘ê┘é┘É┘ç┘É ┘è┘ÅÏ╣┘Æϼ┘ÉÏ¿┘ŠϺ┘äÏ▓┘æ┘ÅÏ▒┘æ┘ÄϺÏ╣┘Ä ┘ä┘É┘è┘ÄÏ║┘É┘èÏ©┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘Å┘ü┘æ┘ÄϺÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘ÄÏ»┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à ┘à┘æ┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄÏú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ïϺ Ï╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘ïϺ

(Artinya: Muhammad utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan bersikap kasih sayang terhadap sesama. Engkau lihat mereka rukuk dan sujud mengharapkan karunia dari Allah dan keridaan, tanda-tanda mereka ada di wajah mereka tampak bekas sujud. Demikian perumpamaan mereka di dalam Taurat; sedang perumpamaannya di dalam Injil adalah seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu bertambah kuat dan bertambah besar, tegak lurus pada batangnya, menakjubkan orang-orang yang menanamnya, menjadikan orang-orang marah kepada mereka. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari mereka ampunan dan pahala yang besar.)

Kelompok kedua dari orang-orang yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Saw dan menyertai beliau adalah orang-orang bermuka dua dan berhati sakit. Al-Qur'anlah yang membongkar jati diri mereka dan memperingatkan beliau akan bahaya keberadaan mereka. Mereka antara lain:

  1. Orang-orang munafik (bermuka dua) yang dikenal

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 63 (al-Munafiqun), ayat pertama sampai akhir berfirman:

ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Å┘å┘ÄϺ┘ü┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘å┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘ÄÏ»┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Å┘ç┘Å ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘è┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘ÄÏ»┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Å┘å┘ÄϺ┘ü┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä ...

(Artinya: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, "Kami bersaksi susungguhnya engkau betul-betul utusan Allah." dan Allah mengetahui sesungguhnya engkau betul-betul utusan-Nya. dan Allah menyaksikan sesungguhnya orang-orang munafik itu betul-betul pendusta. ...)

  1. Orang-orang munafik yang tak dikenal

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 9 (al-Taubah), ayat 101 berfirman:

┘ê┘Ä┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à ┘à┘æ┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏú┘ÄÏ╣┘ÆÏ▒┘ÄϺϿ┘É ┘à┘Å┘å┘ÄϺ┘ü┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ»┘É┘è┘å┘ÄÏ®┘É ┘à┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘Å┘êϺ┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä█î Ϻ┘ä┘å┘æ┘É┘ü┘ÄϺ┘é┘É ┘äϺ┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏ¡┘Æ┘å┘Å ┘å┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï│┘Ä┘å┘ÅÏ╣┘ÄÏ░┘æ┘ÉÏ¿┘Å┘ç┘Å┘à ┘à┘æ┘ÄÏ▒┘æ┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ┘è┘ÅÏ▒┘ÄÏ»┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä█î Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ì Ï╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘ì

(Artinya: Dan di antara orang-orang Arab (Badui) di sekeliling kalian orang-orang munafik dan dari penduduk Madinah mereka tetap dalam kemunafikan, kamu tidak mengetahui mereka, Kami mengetahui mereka, akan Kami siksa mereka dua kali, kemudian mereka dikembalikan ke siksa yang agung.)

  1. Orang-orang berhati sakit

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 33 (al-Ahzab), ayat 12 berfirman:

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘Å┘å┘ÄϺ┘ü┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘É┘ç┘É┘à ┘à┘æ┘ÄÏ▒┘ÄÏÂ┘î ┘à┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘ÄÏ»┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï║┘ÅÏ▒┘Å┘êÏ▒┘ïϺ

(Artinya: Dan ketika orang-orang munafik serta orang-orang yang di dalam hatinya penyakit berkata, "Allah dan rasul-Nya tidak menjanjikan kami kecuali tipu daya.")

  1. Para pendosa

Allah Swt di dalam Al-Qur'an, surat 9 (al-Taubah), ayat 102 berfirman:

┘ê┘ÄÏóÏ«┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä ÏºÏ╣┘ÆϬ┘ÄÏ▒┘Ä┘ü┘Å┘êϺ┘Æ Ï¿┘ÉÏ░┘Å┘å┘Å┘êÏ¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï«┘Ä┘ä┘ÄÏÀ┘Å┘êϺ┘Æ Ï╣┘Ä┘à┘Ä┘äϺ┘ï ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ïϺ ┘ê┘ÄÏóÏ«┘ÄÏ▒┘Ä Ï│┘Ä┘è┘æ┘ÉϪ┘ïϺ Ï╣┘ÄÏ│┘Ä█î Ϻ┘ä┘ä┘æ┘ç┘Å Ïú┘Ä┘å ┘è┘ÄϬ┘Å┘êÏ¿┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘ç┘Ä Ï║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î Ï▒┘æ┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î

(Artinya: Dan yang lain mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurkan amal saleh dan lainnya buruk, mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.)

Pandangan Syiah mengenai sahabat Nabi Muhammad Saw sesuai dengan Al-Qur'an, mereka menghormati sahabat sejati dan pada saat yang sama mereka melarang penistaan terhadap sahabat yang dihormati mazhab lain.

Terkait penistaan terhadap sahabat Nabi Muhammad Saw, Pimpinan Tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatullah Uzma Ali Khamenehi memfatwakan:

Penistaan terhadap simbol dan tokoh Islami saudara Ahli Sunnah kita hukumnya haram. Dan lebih dari itu, segala sesuatu yang menyebabkan cela dalam kemuliaan, serta segala macam tuduhan terhadap istri Nabi Muhammad Saw hukumnya haram.

Kedudukan Nabi Muhammad Saw dan Imam-imam Syiah As.

Sebagian orang Wahabi menyebarkan seolah-olah Syiah meyakini para imam as lebih utama daripada nabi, bahkan Nabi Muhammad Saw. Tentu saja menurut Syiah, keluarga suci Nabi Saw atau Ahli Bait as mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, dan keutamaan mereka sebagaimana tertera di berbagai ayat Al-Qur'an dan hadis mutawatir tidak terhitung jumlahnya. Namun menurut Syiah, kedudukan Nabi Muhammad Saw lebih tinggi dan lebih utama daripada kedudukan para imam as.

Keyakinan ini tertera dalam buku-buku akidah Syiah, antara lain kitab Al-Kalim Al-Thoyyib menyebutkan keutamaan Nabi Muhammad Saw sebagai berikut:

Salah satu keistimewaan Nabi Muhammad Saw adalah beliau merupakan keberadaan yang paling utama dibandingkan semua nabi, bahkan lebih utama daripada malaikat dan semua makhluk. Di alam semesta, tidak ada makhluk yang lebih utama, lebih sempurna dan lebih tinggi daripada beliau.

Terbukti, ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis valid menunjukkan keistimewaan Nabi Muhammad Saw tersebut. Termasuk:

Ayat pertama, Allah Swt berfirman:

 

┘à┘æ┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘æ┘ÄÏ»┘î Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘ì ┘à┘æ┘É┘å Ï▒┘æ┘Éϼ┘ÄϺ┘ä┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å Ï▒┘æ┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏ«┘ÄϺϬ┘Ä┘à┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄÏ¿┘É┘è┘æ┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘É┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ïϺ

 

(Artinya: Tiadalah Muhammad bapak salah seorang dari laki-laki kalian, melainkan utusan Allah dan penutup para nabi, dan adalah Allah Mahatahu atas segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab (33): 40).

 

Adapun penjelasan bukti ini seperti keterangan yang ada dalam buku-buku akidah bab kepenutupan Nabi Muhammad Saw atas semua nabi yang lain.

Ayat kedua, Allah Swt berfirman:

 

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘ç┘Å ┘à┘É┘èϽ┘ÄϺ┘é┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄÏ¿┘É┘è┘æ┘É┘è┘Æ┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘ÄϺ ÏóϬ┘Ä┘è┘ÆϬ┘Å┘â┘Å┘à ┘à┘æ┘É┘å ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘ì ┘ê┘ÄÏ¡┘É┘â┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¼┘ÄϺÏí┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘ÄÏ│┘Å┘ê┘ä┘î ┘à┘æ┘ÅÏÁ┘ÄÏ»┘æ┘É┘é┘î ┘ä┘æ┘É┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϬ┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘å┘æ┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϬ┘Ä┘åÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘ÄÏú┘Ä┘é┘ÆÏ▒┘ÄÏ▒┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏÁ┘ÆÏ▒┘É┘è ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ┘Æ Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ▒┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ü┘ÄϺÏ┤┘Æ┘ç┘ÄÏ»┘Å┘êϺ┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÄϺ┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à ┘à┘æ┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘ÄϺ┘ç┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä

 

(Artinya: Dan ÔÇôingatlah- ketika Allah mengambil janji para nabi, 'Sungguh, apa yang Kuberikan kepada kalian berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepada kalian seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kalian, -hendaklah- kalian sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya'. Allah berfirman, 'Apakah kalian mengakui dan menerma pernjanjian-Ku atas yang demikian itu.' Mereka menjawab, 'Kami mengakui.' Allah berfirman, 'Jika demikian, maka saksikanlah dan Aku menjadi saksi bersama kalian.' (QS. Ali Imran (3): 81).

 

Ayat ini secara tegas menunjukkan bahwa Allah Swt mengambil janji dari semua nabi untuk mengakui kenabian Nabi Muhammad Saw dan membela beliau. Dan seandainya beliau tidak punya keutamaan atas semua nabi yang lain, niscaya pengambilan janji itu buruk, karena termasuk pengutamaan tanpa alasan, sementara jelas pengutamaan tanpa alasan itu buruk.

Ayat ketiga, Allah Swt berfirman:

 

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄÏ¿┘É┘è┘æ┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘èϽ┘ÄϺ┘é┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘É┘å ┘å┘æ┘Å┘êÏ¡┘ì ┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Å┘êÏ│┘Ä┘ë ┘ê┘ÄÏ╣┘É┘èÏ│┘Ä┘ë ϺϿ┘Æ┘å┘É ┘à┘ÄÏ▒┘Æ┘è┘Ä┘à┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à ┘à┘æ┘É┘èϽ┘ÄϺ┘é┘ïϺ Ï║┘Ä┘ä┘É┘èÏ©┘ïϺ

 

(Artinya: Dan ÔÇôingatlah- ketika Kami mengambil janji dari nabi-nabi dan dari engkau (Muhammad), dan dari Nuh, Ibrahim, Musa, serta Isa putera Maryam. Dan Kami telah mengambil dari mereka janji yang teguh. (QS. Al-Ahzab (33): 7).

 

Dalam ayat ini, Allah Swt mendahulukan Nabi Muhammad Saw atas para nabi yang lain, padahal secara waktu beliau paling akhir daripada yang lain.

 

Al-Qur'an Menurut Syiah Imamiyah

Ucapan bahwa "Menurut keyakinan Syiah, Al-Qur'an yang asli dikumpulkan oleh Ali dan sekarang ada pada Mahdi, sedangkan Al-Qur'an yang kini populer telah mengalami distorsi." tidak lebih dari tuduhan tanpa alasan dan murni kebohongan.

Al-Qur'an yang diyakini orang-orang Syiah adalah Al-Qur'an yang sekarang diyakini semua orang muslim di seluruh dunia, tidak ada sedikit pun perbedaan antara Syiah dan non Syiah dalam hal Al-Qur'an. Apa yang diyakini Syiah mengenai Al-Qur'an yang dikumpulkan Amirul Mukminin Ali as adalah selain teks Al-Qur'an, di sana juga dicantumkan secara terpisah sya'nun nuzul, tafsir, rahasia, takwil, dan batin ayat-ayatnya. Jelas ini berbeda dengan bahasan distorsi atau perubahan terhadap Al-Qur'an.

Bisa juga diterangkan demikian bahwa bukan hanya Al-Qur'an, melainkan banyak sekali ilmu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw tersimpan dalam hati penuh berkah Amirul Mukminin Ali as, dan pengumpulan Al-Qur'an dalam satu bundel juga beliau lakukan berdasarkan pesan Nabi Saw, di samping pula untuk menegakkan Tsaqalain atau dua pusaka Nabi Saw. Tentu saja, tak seorang pun yang layak untuk itu seperti Amirul Mukminin Ali as; karena beliaulah pintu ilmu Nabi Muhammad Saw, tidak ada seorang pun dari masa lalu sampai masa akan datang yang melebihi beliau dari sisi keilmuan.

Pun demikian, mungkin saja dalam sejarah ada segelintir orang atau ulama tidak lebih dari jumlah jari tangan yang salah berpendapat atau berucap, sehingga menimbulkan kesan distorsi Al-Qur'an menurut Syiah, tapi perlu ditegaskan bahwa cukup sekelumit pengetahuan tentang ajaran Syiah dan mayoritas ulamanya bagi seseorang untuk percaya sesungguhnya mayoritas mutlak Syiah berkeyakinan Al-Qur'an adalah mukjizat Nabi  Muhammad Saw dan Allah Swt senantiasa menjaganya dari segala perubahan.

Read 2656 times