Ekstrimisme dan Fanatisme, Virus Perusak Agama

Rate this item
(0 votes)
Ekstrimisme dan Fanatisme, Virus Perusak Agama

Agama Ilahi adalah anugerah terbesar Tuhan kepada umat manusia sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dengan mengamalkan ajaran-ajaran luhurnya. Sejumlah besar masyarakat di sepanjang sejarah meraih keberuntungan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama Ilahi. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang terjangkiti virus fanatisme dan ekstrimisme, mereka tidak mendapatkan kebahagiaan dan juga menyeret orang lain ke jurang kesesatan. Fanatisme dapat disebut sebagai bentuk pemberian dukungan mutlak tanpa dilandasi oleh logika dan akal sehat kepada sebuah ideologi, individu, kelompok, atau apapun bentuknya. Untuk itu, dukungan penuh atas sebuah ideologi dan ajaran setelah melakukan penelitian dan pemikiran yang matang, tidak bisa dikatakan sebagai perilaku fanatik atau paling tidak kita bisa menyebutnya sebagai fanatisme terpuji.

Para psikolog membagi fanatisme ke dalam dua ketegori; fanatisme positif dan fanatisme negatif. Pembagian ini mungkin sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh sejumlah riwayat, di mana fanatisme dibagi menjadi fanatisme terpuji dan fanatisme tercela. Imam Ali as dalam khutbah 192 kitab Nahjul Balaghah berkata,  jika harus ada sebuah fanatisme, maka fanatisme kalian harus ada dalam akhlak yang terpuji dan perilaku baik serta semua perkara yang baik Beliau menganggap baik sikap fanatik dan komitmen pada beberapa sifat dan perilaku terpuji seperti, menunaikan janji, menjaga hak-hak tetangga, saling memaafkan, menjauhi kesombongan, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

Akan tetapi ketika kita berbicara tentang fanatisme, biasanya fokus kita akan tertuju pada fanatisme negatif dan tercela yaitu membela dan mengikuti sebuah ideologi tanpa disertai argumentasi dan buta. Sebuah fanatisme yang menurut Imam Ali as, mereka telah menjadikan syaitan sebagai pemimpinnya, dan mungkin saja lahir dalam bentuk etnis, ras, agama, politik, dan bahkan dunia ilmiah. Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya bersabda, ÔÇ£Barang siapa yang menyimpan rasa fanatik sebesar biji sawi dalam hatinya, pada hari kiamat Tuhan akan membangkitkannya bersama Arab Jahiliyah.ÔÇØ (Ushul al-Kafi, jil 2, hal 308). Peringatan keras ini ingin menegaskan bahwa fanatisme dan bersikeras pada ideologi sesat akan mencegah seseorang berpikir bebas dan mencapai kebenaran.

Islam mengajak semua orang untuk merenung dan berpikir. Dalam surat az-Zumar ayat 17 dan 18, Allah Swt berfirman,  bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Fanatisme dalam pemikiran dan ideologi biasanya diikuti oleh sikap ekstrim dalam beramal. Orang fanatik yang menganggap perkataan dan pemikirannya sebagai kebenaran mutlak, akan berusaha untuk meyakinkan ideologinya kepada orang lain dan jika pihak lain menolak, ia akan mengandalkan kekerasan dan tindakan ekstrim. Virus fanatisme dan ekstrimisme ditemukan di hampir semua pengikut aliran pemikiran dan agama, termasuk agama-agama samawi. Dalam sejarah, muncul orang-orang yang secara sadar atau pun tidak, menganggap dirinya lebih mukmin dan lebih taÔÇÖat ketimbang para nabi. Allah Swt dalam al-Quran telah memperingatkan orang-orang seperti itu dan berfirman, ÔÇ£Katakanlah: Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. 5:77)

Di sepanjang sejarah agama Ilahi, kita selalu menemukan gerakan-gerakan ekstrim dan fanatik. Orang-orang bodoh dan kaku membentuk kerangka gerakan tersebut dan biasanya mereka dimanfaatkan oleh para pemimpin arogan dan tirani untuk menebarkan kekerasan dan teror. Di era modern di tengah kemajuan sain dan pekikan slogan-slogan kebebasan, dunia masih menyaksikan kehadiran kelompok-kelompok radikal dan ekstrim, di mana mereka mengancam ideologi dan keamanan masyarakat. Sebagai contoh, Zionisme sudah lebih dari satu dekade muncul sebagai bidÔÇÖah dalam agama Yahudi dan mengusung pemikiran sesat dan fanatik. Strategi kaum Zionis secara terang-terangan dibangun atas landasan teror dan kekerasan. Dengan menggunakan cara yang tidak manusiawi ini, Zionis sejauh ini telah membantai jutaan warga Palestina atau mengusir mereka.

Sejak dulu, kaum Zionis yang didukung oleh rezim Israel berupaya menghancurkan Masjid al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam dan sebagai gantinya mereka ingin membangun Kuil Nabi Sulaiman as. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilegal itu, rezim Israel telah meningkatkan proses penempatan warga Yahudi di distrik-distrik pemukiman Zionis dan berupaya mengusir warga Muslim dari Baitul Maqdis. Israel sedang gencar menjalankan kebijakan Yahudisasi di kota suci tersebut. Pada kenyataannya, fanatisme dan ekstrimisme Yahudi di bawah bendera Zionisme, telah menciptakan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa Palestina dan mereka juga mengancam keamanan di wilayah Timur Tengah.

Di agama Kristen, fanatisme dan ekstrimisme juga sudah ada sejak dulu dan dampak-dampak negatifnya masih membebani masyarakat. Meski semua menerima Nabi Isa as sebagai pembawa pesan perdamaian dan kasih sayang, namun para penguasa di negara-negara Kristen di Barat sampai sekarang masih melakukan kejahatan besar terhadap kemanusiaan dan orang-orang tak berdosa. Di sisi lain, karena kevakuman spiritualitas masyarakat Barat, berbagai sekte lahir atas dasar pemikiran ekstrim dan radikal. Kehadiran mereka hanya akan menyesatkan masyarakat dan meluasnya aksi kekerasan. Salah satu kelompok militan terbesar di tengah Kristen adalah kelompok Evangelist atau disebut juga sebagai Kristen Zionis. Karena, warga Kristen ekstrim ini memiliki kesamaan ideologi dengan ekstrimis Yahudi yaitu Zionis.

Kedua gerakan tersebut meyakini pembentukan Negara Yahudi dari Sungai Nil sampai Eufrat dengan Ibukota Baitul Maqdis, penghancuran Masjid al-Aqsha, dan pembangunan Kuil Sulaiman. Menurut ideologi Kristen Zionis, Isa al-Masih akan kembali ke bumi setelah program itu terwujud dan ia akan terlibat perang akhir zaman atau Armageddon di tanah pendudukan Palestina untuk membela kaum Nasrani dan Yahudi serta menghancurkan semua bangsa-bangsa lain dan setelah itu mendirikan kerajaan selama 1.000 tahun. Tentu saja, Kristen Zionis juga percaya bahwa kaum Yahudi pada masa itu akan menerima ajaran Isa al-Masih. Jelas bahwa ideologi kelompok Evangelist sepenuhnya berpedoman pada kekerasan, ekstrimisme, dan anti-Islam. Sejumlah pejabat Amerika Serikat yang terpengaruh oleh doktrin Evangelist juga kian gencar memusuhi Islam.

Islam sebagai agama terakhir juga tidak lepas dari virus fanatisme dan kejumudan. Padahal, agama agung ini paling banyak memberikan peringatan tentang bahaya sikap fanatik dan ekstrim kepada para pengikutnya. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru pada fanatisme, berperang di jalan fanatisme, dan mati dalam keadaan fanatik.ÔÇØ Sekarang, kelompok-kelompok yang mengusung slogan dan bendera Islam mengadopsi ideologi ekstrim dan fanatik serta melakukan tindakan-tindakan yang sama sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam. Kelompok tersebut memaksa semua orang untuk mengikuti akidah sesatnya, namun karena tidak memiliki logika dan argumentasi untuk membuktikan klaim-klaimnya, mereka tidak punya jalan lain kecuali memberi label kafir kepada orang-orang Muslim dan kemudian membantai mereka.

Apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris di Suriah, Irak, Yaman, Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan pada dasarnya muncul dari ketidakmampuan mereka untuk meyakinkan orang lain dan juga sikap fanatik yang telah menghalangi mereka menerima Islam murni. Fanatisme dan ekstrimisme akan menjadi kian ganas ketika mereka mencari dukungan dari musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensinya dan mengejar ambisi-ambisi busuknya. Saat ini, organisasi-organisasi teroris dan radikal seperti, ISIS dan Front al-Nusra memiliki hubungan terang-terangan dengan pemerintah Barat dan bahkan rezim Zionis Israel.

Dengan begitu, kelompok takfiri dan ekstrim mendapat dukungan politik, militer, finansial, dan intelijen dari negara-negara Barat. Mereka sekarang telah menjadi sebuah tantangan besar di wilayah Timur Tengah. Jelas bahwa fanatisme dan ekstrimisme tumbuh berkembang di tengah iklim kejumudan, namun upaya pencerahan dapat menjadi terapi yang bagus untuk mengembalikan mereka ke jalan yang lurus.

Berkenaan dengan hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, Harus dilakukan sebuah gerakan ilmiah besar-besaran. Kaum muda (yang termakan hasutan) harus diselamatkan. Sejumlah orang yang terserang virus ideologi takfiri berpikir bahwa mereka sedang melakukan perbuatan baik kita harus menyelamatkan mereka, para pemuda itu harus diselamatkan dan ini menjadi tanggung jawab ulama. Para ulama yang memiliki hubungan dengan dunia intelektualitas dan juga menjalin interaksi dengan masyarakat harus bekerja keras. Pada hari kiamat, Tuhan akan bertanya kepada para ulama, apa yang telah kalian lakukan? Mereka harus melakukan itu.

Read 4144 times