Bertepatan dengan hari Asyura, Taliban memposting sebuah tulisan di situs resminya mengenai perlawanan yang ditunjukkan Imam Husain. “Kebangkitan al-Husain adalah untuk mengangkat martabat Islam dan membatilkan yang batil, memperjelas yang haq dan menentang ketidakadilan dan melawan pemimpin yang tak layak menyandang sebagai pemimpin umat Islam,” tulisnya.
Sesuai yang mereka tulis di dalam situs mereka, Sayidina Imam Husain adalah tuladan setiap penentang kekuatan zalim dan perwujudan dalam keteguhan di dalam kebenaran yang selamanya ia akan dipuja, dicinta serta diikuti. Karena ia akan selalu dikenang dan pergerakannya adalah pemantik kebangkitan umat.
Dalam tulisan ini dijelaskan bahwa setiap muslim sejati pasti akan bersedih karena tragedi Karbala dimana Sayidina Imam Husain secara tragis dibantai oleh para pasukan pemimpin zalim.
Juga disebutkan bahwa Imam Husain tak pernah sedikitpun menyerah dan tunduk. Beliau dengan suara lantang selalu meneriakkan “Tak mungkin bagi kami menerima kehinaan” dan dengan darahnya ia tinggikan martabat Islam.
Di akhir tulisan tersebut disebutkan bahwa Imam Husain tak anya berada di satu zaman. Tapi dengan darahnya yang dikorbankan, para pengikut al-quran diajarkan bagaimana untuk pantang menerima kehinaan. Kebangkitan yang ditunjukkan oleh beliau menjadikan pemantik api revolusi dan pergerakan-pergerakan menentang kezaliman dan diktatorisme di sepanjang zaman.
Dilaporkan bahwa di Afghanistan telah sukses digelar peringatan hari Asyura mengenang kesyahidan Imam Husain yang dihadiri oleh para pengikut mazhab Sunni dan Syiah dan berjalan dengan khidmat.
Sebelumnya Taliban mengecam keras aksi penyerangan tempat-tempat dan masjid-masjid dimana digelar ritual keagamaan mazhab Syiah. Menurut kelompok tersebut penyerangan ini tak lain adalah sebuah siasat licik musuh-musuh Islam untuk memecah-belah umat.