Pembebasan Khorramshahr, Manifestasi Kekuatan Bangsa Iran Hadapi Musuh

Rate this item
(0 votes)
Pembebasan Khorramshahr, Manifestasi Kekuatan Bangsa Iran Hadapi Musuh

Perang delapan tahun Iran dan Irak penuh dengan semangat dan epik yang terus dikenang. Hari-hari di era perang pertahanan suci senantiasa tercatat dalam sejarah.

Rezim Baath Irak pada 21 Desember 1980 bertepatan dengan 31 Shahrivar 1359 Hs melintasi perbatasan Iran dan terlibat perang total. Perang depalan tahun yang dipaksakan kepada bangsa Iran digelar dengan tujuan yang jelas. Di antara tujuan tersebut adalah memecah belah Iran dan menumbangkan pemerintahan Republik Islam yang baru dibentuk atau menduduki sebagian wilayah Iran.

Pendudukan pelabuhan strategis Khorramshahr dalam perspektif ini sangat penting bagi rezim Baath dan sponsornya sebagai jembatan kemenangan untuk meraih ambisi busuk mereka.

Saddam dan para pendukungnya di Barat dan Timur percaya bahwa pendudukan Khorramshahr akan membuka jalan untuk melumpuhkan kota-kota lain di Iran dan pada akhirnya melenyapkan Revolusi Islam Iran yang baru berdiri seumur jagung. Namun, kalkulasi Saddam yang didukung negara Barat terutama AS meleset. Mereka tidak memperhitungkan kekuatan iman dan tekad baja para pemuda Iran dalam membela negaranya.

Perlawanan terhadap aggresor Irak juga dilakukan kaum perempuan Iran yang hadir di tengah kelompok-kelompok pejuang. Mereka mampu menghalau pasukan Irak di belakang gerbang kota selama 34 hari. Para pejuang Iran tetap bertahan hingga peluru terakhir mereka sebelum Khorramshahr jatuh ke tangan Saddam.

Sejarah 34 hari perlawanan di Khorramshahr merupakan salah satu lembaran emas dalam sejarah perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam terhadap Iran. Banyak buku, terutama dalam bentuk memoar yang terbit untuk melukiskan perlawanan 34 hari para pemuda Khorramshahr. Tidak sedikit dari karya ini yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Perlawanan 34 hari pemuda Khorramshahr terhadap agresi tentara Saddam merupakan simbol muqawama dan pertahanan bangsa Iran.

Setelah berhasil menghalau gerak maju tentara Saddam, militer Iran dan pasukan relawan negara ini dalam beberapa operasi menetapkan misi pembebasan Khorramshahr sebagai prioritas mereka. Sebelum ini, aksi heroik rakyat Iran dalam mempertahankan Khorramshahr telah menjadi simbol perlawanan dan ketahanan bangsa ini, sekarang operasi pembebasan Khorramshahr juga menjadi simbol dari tekad dan kekuatan Republik Islam Iran dalam mengubah peta politik dan militer di medan perang. Tidak ada warga Iran yang tidak senang ketika mendengar kabar gembira pembebasan Khorramshahr.

Keberhasilan operasi Baitul Muqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga berhasil menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah peristiwa itu, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi. Imam Khomeini ketika mendengar berita pembebasan Kota Khorramshahr langsung mengatakan, "Allah yang membebaskan Khorramshahr."

Semua agenda rezim Saddam dan pendukungnya porak-poranda. Saddam bahkan mengeluarkan sesumbar bahwa ia siap menyerahkan Kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adidaya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.

Dengan dimulainya operasi pasukan Iran dan relawan untuk membebaskan Khorramshar, Saddam meminta pasukannya untuk mempertahankan kota itu seperti mereka melindungi Baghdad dan Basrah. Dia mengatakan, “Khorramshahr merupakan penyangga Basrah, untuk itu kemenangan harus diraih dengan harga berapapun dan pasukan Iran harus dihancurkan.”

Para pendukung Saddam di Barat juga yakin bahwa pasukan Iran tidak akan berhasil merebut kembali Khorramshahr. Sebelum dimulainya operasi pembebasan, radio pemerintah Inggris dalam satu siarannya mengumumkan, “Jika rakyat Iran bangkit ingin membebaskan Khorramshahr, berarti mereka telah memilih buah kenari yang paling keras untuk dipecahkan.” Akan tetapi, pasukan Iran berhasil menghancurkan barisan pertahanan tentara Irak dan mereka menelan kerugian besar.

Pembebasan Khorramshahr bukan sebuah operasi militer konvensional, tapi kemenangan ini harus dianalisa sebagai hasil dari tekad baja rakyat Iran dalam berjuang serta keberanian, keimanan dan optimisme mereka akan masa depan di kondisi paling sulit.

Operasi pembebasan Khorramshahr lebih dari sekedar serangan militer langsung terhadap pasukan agresor yang dibarengi dengan dampak besar militer. Kemenangan mencengangkan ini menunjukkan kekuatan sejati bangsa Iran dengan bersandar pada unsur muqawama sipil dalam melawan mesin-mesin perang pendukung Saddam.

Brzezinski, penasehat keamanan nasional Amerika saat itu dalam pidatonya mengatakan, "Amerika jika ingin melawan revolusi Iran maka harus memperhatikan negara yang mampu melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran."

Dengan semangat para pejuang dalam merebut kembali Khorramshahr, maka nilai-nilai epik pertahanan suci termanifestasikan. Transformasi sejarah ini terjadi dalam kondisi sangat sensitif. Tepat ketika musuh Iran berusaha semampu mungkin memanfaatkan represi sanksi dan ancaman militer untuk mensukseskan ambisinya.

Terkait hal ini Koran Libération Perancis menulis, setelah pembebasan Khorramshahr oleh rakyat Iran, AS dan Eropa serta sejumlah negara Teluk Persia langsung menyusun sejumlah prakarsa untuk mengakhiri perang ini, untuk mencegah tumbangnya Saddam.

Amerika menjustifikasi kehadirannya di kawasan dengan dalih keamanan kapal dan pelayaran di Teluk Persia serta menjaga jalur pengiriman minyak serta mengirim kapal perang terbesarnya ke Teluk Persia.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa pembebasan Khorramshahr sebuah epik abadi dan bersejara serta teladan penuh dari kekuatan dan kreativitas militer dalam melawan musuh dan manajemen makro pertahanan-keamanan serta strategi melawan agresor.

Sejumlah pakar militer dan analis media-media internasional dibuat tercengang dan takjub dengan operasi kilat pasukan Iran dalam membebaskan Khorramshahr. Keberhasilan bangsa Iran membebaskan Khorramshahr dari tangan Saddam telah mengubah perimbangan politik di kawasan dan menghilangkan keraguan terkait kemampuan militer Iran. Nilai penting pembebasan Khorramshahr bukan sekedar peristiwa besar bagi bangsa Iran, namun lebih dari itu menunjukkan bahwa Iran dengan prinsip-prinsip Revolusi Islam tidak akan pernah tunduk pada kehinaan dan penjajahan.

AS yang sangat mengkhawatirkan kekalahan Saddam dalam agresi militer rezim Saddam, meningkatkan pengiriman bantuan militer kepada Irak. Dengan demikian, Washington memasuki fase intervensi langsung regional dan internasional terhadap rezim Saddam dalam agresi militer ke Iran. Tapi nasib perang tidak seperti yang mereka bayangkan. 

Pejuangan rakyat dan pemerintah Iran menghadapi agresi Saddam selama delapan tahun menorehkan sejarah baru. Sebab yang dihadapi oleh Iran bukan hanya rezim Saddam, tapi negara-negara besar dunia seperti AS yang berada di belakang Irak dengan seluruh kecanggihan alutsista dan mesin perangnya. Dengan spirit pembebasan Khorramsahahr, bangsa Iran terus melanjutkan perjuangan demi membangun dan meraih cita-citanya, meski harus menghadapi segala bentuk tekanan adidaya global.

George Bush, presiden AS saat itu ketika menjustifikasi prang ini mengatakan, masalahnya bukan sekedar sebuah negara kecil, tujuan kami adalah menciptakan sebuah sistem global baru. Sebuah sistem di mana berbagai negara berada dalam satu kesatuan sehingga tercapai cita-cita kemanusiaan global yakni, perdamain, keamanan dan kedaulatan hukum. 

Epik pembebasan Khorramshahr bagi bangsa Iran bukan hanya sebuah peristiwa dalam kalender perang yang dipaksakan, melainkan sejarah yang menunjukkan komitmen, pengorbanan, perlawanan dan keabadian bangsa Iran.

Sekarang bangsa Iran memperingati ulang tahun pembebasan Khorramshahr, di saat berbagai wilayah sekitar Iran adalah negara-negara yang setiap tahun membayar puluhan atau ratusan miliar dolar untuk membeli senjata dan menunjukkan kepada dunia sebagai kekuatan militer unggul. Sejumlah negara Arab di wilayah Teluk Persia yang mendukung perang yang dipaksakan terhadap Iran, sekarang adalah negara-negara yang berbelanja senjata hingga miliaran dolar dengan tujuan keamanan. Namun sejatinya mereka tidak memahami arti sebenarnya dari keamanan.

Read 1679 times