Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, tangan-tangan kotor sudah merusak kesucian bulan Ramadhan masyarakat kawasan.
Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (18/7) pagi dalam khutbah shalat Idul Fitri di Tehran menyinggung krisis yang terjadi di kawasan.
Ia menuturkan, “Transformasi kawasan di bulan suci Ramadhan dan sebelumnya, diliputi dengan peristiwa-peristiwa mengerikan, dan masyarakat Muslim serta Mukmin harus menanggung derita akibat perbuatan-perubuatan buruk musuh.”
Rahbar berterimakasih pada tim juru runding nukilr Iran dan menegaskan, “Isi usulan kesepakatan perundingan, disepakati ataupun tidak, kerja keras tim juru runding nuklir Iran tetap layak mendapat penghormatan.”
Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Iran sampai kapanpun tidak akan pernah tunduk pada arogansi musuh dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggu prinsip dasar negara. Kemampuan pertahanan dan zona keamanan Iran harus terjaga sekalipun musuh punya banyak rencana dalam hal ini.”
Ia melanjutkan, “Isi kesepakatan perundingan nuklir disepakati maupun tidak, Iran tidak akan melepaskan dukungan atas mitra-mitra regionalnya. Rakyat Yaman, Palestina, Irak, Suriah dan Lebanon akan tetap didukung.”
Menurut Rahbar, dengan disusunnya usulan kesepakatan perundingan nuklir, kebijakan Iran dalam menghadapi pemerintah imperialis Amerika Serikat, tidak akan pernah berubah.
Sebagaimana beberapa kali telah disebutkan, kata Rahbar, Iran dan Amerika tidak akan berunding terkait masalah-masalah internasional. Sehubungan dengan masalah nuklir, perundingan digelar berdasarkan maslahat.
Rahbar mengatakan bahwa banyak pertentangan antara kebijakan Amerika dan Iran di kawasan. “Amerika menuduh gerakan perlawanan Lebanon sebagai teroris, akan tetapi mendukung rezim Zionis Israel. Bagaimana mungkin dengan kebijakan semacam ini bisa berunding,” ujarnya.
Rahbar juga menyinggung kesombongan petinggi Amerika pasca perundingan nuklir terakhir dan menegaskan, “Kejadian yang sebenarnya adalah sesuatu yang lain, mereka tidak berkata jujur kepada rakyatnya dan jika mengklaim berhasil menundukkan Iran, maka mereka akan melihatnya dengan baik.”
Ia menambahkan, “Sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran hingga sekarang, lima presiden Amerika berharap bisa menundukkan Iran, semuanya meninggal dan harapan-harapan merekapun ikut terkubur.”
“Enam kekuatan ekonomi dunia, setelah 12 tahun berusaha mencegah Iran untuk memiliki industri nuklir, hari ini terpaksa menerima dioperasikannya beberapa ribu sentrifugal. Terpaksa menerima berlanjutnya realisasi, pengembangan dan operasi industri nuklir Iran dan ini berarti kekuatan rakyat Iran,” paparnya.
Soal statemen terbaru Presiden Amerika yang mengaku bisa menumpas militer Iran, Rahbar mengatakan, “Iran tidak akan pernah menjadi pemicu perang manapun. Akan tetapi jika mereka ingin benar-benar memahami dan ingin menggunakan pengalamannya dengan benar, maka yang akan kalah adalah Amerika penjahat.”