Mengejar Berkah Ramadhan (9)

Rate this item
(0 votes)
Mengejar Berkah Ramadhan (9)

 

Yvette Baldacchino, muslimah Australia mengatakan, "Bagi saya bulan Ramadhan waktu terbaik dan ideal untuk liburan, liburan bersama Tuhan. Ini satu-satunya bulan yang memberi kesempatan kepada kita untuk istirahat dari aktivitas melelahkan dunia serta kita sibuk beribadah siang dan malam."

Bulan suci Ramadhan merupakan waktu terbaik untuk ibadah serta munajat, membaca al-Quran, doa dan memanfaatkan berkah puasa serte mendekatkan diri kepada Tuhan. Bulan Ramadhan bagi seluruh Muslim penuh dengan kenangan menyenangkan spiritualitas yang membedakannya dari bulan-bulan lain.


Muslim yang hidup di negara Islam terbiasa dengan bulan Ramadhan dan ketika mereka menginjak usia baligh, maka mereka mulai berpuasa. Namun bagi mereka yang baru memeluk agama Ilahi dan Islam ini, khususnya di masyarakat non muslim, kondisi sedikit berbeda. Mereka tanpa pengalaman sebelumnya mencicipi bulan Ramadhan untuk pertama kalinya dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, dari satu sisi mereka khawatir tidak mampu berpuasa dan dari sisi lain, mereka terpesona dengan daya tarik spiritual bulan Ramadhan.

 

Samantha Cosnich, mualaf dari Amerika mengatakan, "Saya sangat bersemangat menanti kedatangan bulan Ramadhan. Saya telah mempelajari banyak tentang Ramadhan dan saya tidak sabar untuk berpuasa." Ia menambahkan, Saya menilai Ramadhan sejatinya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sementara Zainab Karin, mualaf dari Jerman menceritakan pengalaman pertamanya berpuasa di bulan Ramadhan, ketika bulan Ramadhan tiba, Saya ingin memulai langkah pertama dengan berpuasa. Pada awalnya Saya berpikir puasa akan sangat sulit, namun aku merasakan kekuatan aneh di dalam diriku dan tanpa kesulitan aku berpuasa padahal aku tengah bekerja. Saya sangat gembira karena mampu beribadah dan kian mendekatkan diri kepada Tuhan, bahkan aku tidak merasakan panasnya musim panas.

Mualaf lainnya juga seperti Samantha dan Zainab dengan baik menyadari bahwa bulan suci Ramadhan merupakan peluang yang tepat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Yvette Baldacchino, muslimah Australia mengatakan, "Bagi saya bulan Ramadhan waktu terbaik dan ideal untuk liburan, liburan bersama Tuhan. Ini satu-satunya bulan yang memberi kesempatan kepada kita untuk istirahat dari aktivitas melelahkan dunia serta kita sibuk beribadah siang dan malam. Ketika kita melepaskan diri dari tujuan duniawi dan kembali ke spiritualitas, sebagai manusia modern kita sangat membutuhkan hal-hal seperti ini."


Ia mengisyaratkan poin sensitif dan penting, bahwa manusia di dunia modern yang tenggelam dalam kehidupan materialis sangat membutuhkan spiritualitas bulan suci Ramadhan ketimbang yang lain. Untuk memanfaatkan bulan Ramadhan, ada amalan khusus dan yang terpenting adalah puasa. Alangkah baiknya ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dibarengi dengan membaca al-Quran, doa, shalat dan perbuatan lain yang mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga spiritualitas bulan suci ini semakin dapat diraih.

Azzam Nassim Jason, mualaf dari Amerika dengan baik menyadari hal ini dan mengatakan, di awal bulan Ramadhan, yang aku lakukan adalah senantiasa membaca al-Quran dan doa. Sebenarnya aku tidak tahu apakah bacaan al-quran dan doaku sudah benar. Aku memiliki buku kumpulan amalan bulan suci Ramadhan dan amalanku di bulan ini berdasarkan buku tersebut. Dari sisi spiritual, saya memiliki perasaan yang sangat baik dan semangat membaca al-Quran dan menunaikan shalat.

Ethan Gatschac sangat mementingkan shalat dan membaca al-Quran, uniknya ia berhasil menghilangkan dahaganya di bulan puasa dengan mengingat Tuhan, shalat dan membaca al-Quran. Ia mengatakan, "Ketika aku haus, aku mendorong diriku untuk membaca al-Quran atau shalat serta aku menghabiskan waktuku bersama Tuhan. Aku dapat merasakan bagaimana Ramadhan mendekatkan manusia kepada Tuhan dan menentukan arahannya di dunia ini."

Pastinya puasa membuat manusia merasa lapar dan haus, namun mengingat bahwa kesulitan ini demi kerelaan Tuhan, maka puasa menjadi mudah dan bahkan membuat spirit dan tekad manusia semakin tinggi. Chris Duffy mengatakan, berpuasa malah memberi kekuatan padaku. Pada awalnya cukup sulit, namun tubuh kemudian menyesuaikan kondisi dan kemudian kalian akan merasakan bertambahkan kekuatan pada diri kalian. Puasa membantu kalian untuk fokus pada hal-hal yang penting.

Sementara itu, Gatschac yang bekerja sebagai perawat mengungkapkan, Saya berusaha keras untuk berpuasa, namun terkadang sangat sulit. Ramadhan sangat membantu saya untuk bersabar.

Sejumlah mualaf juga memperhatikan sisi politik dan sosial berpuasa, seperti yang dikatakan Zainab Karin, "Selama bulan suci Ramadhan, solidaritas dan persatuan di antara Muslim sangat menarik perhatianku, dan Saya juga memiliki perasaan ini." Halimah Khan, mualaf Amerika seraya mengisyaratkan manfaat fisik dan kesehatan berpuasa seperti mengeluarkan racun dan memberi waktu pencernaan untuk istirahat menambahkan, jika kalian merasa lapar itu artinya kalian memikirkan sejumlah besar manusia di seluruh dunia yang kelaparan.


Berkumpulnya muslim di bulan penuh berkah ini dalam kondisi berpuasa dan demi beribadah merupakan pemandangan menakjubkan, maknawi dan menciptakan rasa solidaritas serta persaudaraan.

Salah satu mualaf dari Romania menilai bulan Ramadhan sebagai peluang terbaik untuk menciptakan jembatan interaksi dengan muslim lain serta memahami lebih besar ajaran Islam. Umat Islam sendiri mengerahkan segenap upayanyauntuk meraih tujuan ini. 

Ritual buka bersama dan acara keagamaan termasuk aktivitas para mualaf untuk berkumpul dengan muslim lainnya serta menjalin interaksi lebih besar dengan yang lain. Mereka menggelar forum dan diskusi mengenai masa depan masyarakat Islam dan memaparkan pandangan masing-masing.

Salah satu kesulitan yang dihadapi para mualaf ini adalah penentangan keluarga, sahabat dan teman kerja terhadap agama baru yang mereka anut dan bahkan puasa mereka. Halim Abdullah, mualaf Cina mengatakan, keluarga saya menentang keras dengan agama baru yang saya anut yakni Islam, dan mereka mengeluarkanku dari keluarga. Di sisi lain  keluarga baru Islamku menyambut hangat diriku. Mereka membantu diriku mengenal kehidupan Islami, shalat dan membaca al-Quran.

Sejumlah mualaf lainnya sedih karena dilecehkan oleh keluarga dan mereka tidak memiliki sahabat Muslim di dekatnya, mereka sendirian. Namun ada juga non muslim yang membela keluarganya yang memeluk Islam.

Buka Bersama
Tandhimah Khan, yang bekerja sebagai koki terkait lingkungan pekerjaannya mengatakan, semua orang di dapur tempat kerjaku dengan sengaja dan sambil tertawa makan dan minum di depanku. Aku berkata kepada mereka, ini tidak penting, dengan mengontrol emosiku, Saya akan mendapat pahala lebih besar. Kalian minum di depanku ketika aku haus, namun saya mengontrol diriku sehingga tidak sulit bagiku. 

Sebagian mualaf ingin menghilangkan rasa kesendiriannya dengan menghadiri perkumpulan muslim khususnya masjid dan shalat berjamaah. Janson terkait hal ini mengatakan, saya selalu menanti dan akhirnya saya mampu pergi ke Masjid dan menunaikan shalatku dengan lebih khusuk. Saya sangat senang dan menunggu puasa di hari-hari bulan Ramadhan. Saat dhuhur, tenggorokanku kering dan air mata berkumpul di mataku. Gatschac setiap malam hadir di salah satu markas Islam dan shalat serta buka puasa di samping saudara Muslim lainnya. 

Namun begitu ada sebagian mualaf yang tidak mampu pergi ke masjid atau Islamic Center. Nuruddin dari Cina adalah salah satunya. Ia menyelesaikan kesulitannya dengan cara begini, sebagai salah satu mahasiswa kedokteran, saya memiliki program padat serta saya tidak selalu dapat pergi ke masjid. Namun untungnya saya memiliki sahabat baik dan saya menunaikan shalat bersama di rumah dan di bulan Ramadhan kami menggelar acara serta ibadah bersama.

 

Bagaimanapun juga mualaf khususnya di negara-negara non muslim menghadapi beragam kesulitan yang tidak dirasaka oleh muslim negara lain. Namun mereka dengan bertawakkal kepada Tuhan dan keimanannya, di bulan Ramadhan memanfaatkannya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Read 1200 times