Cina mengirimkan kapal SAR ke perairan Laut China Selatan tepatnya ke wilayah yang diduga tempat hilang atau jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370.
MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing membawa 239 pemakai jasa penerbangan dari 13 kewarganegaraan, terbanyak China (154 orang), bersama tujuh warganegara Indonesia.
 
Saat berita ini diturunkan, sudah 13 jam MH370 itu tidak diketahui keberadaannya, kecuali posisi kontak terakhir di bawah Pengendali Wilayah Udara Bandara Subang, Malaysia, pada pukul 02.41 waktu setempat, Sabtu.
Pada Sabtu pagi, pemerintah China telah menyiapkan mekanisme darurat dan berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait di Malaysia.
Perdana Menteri China, Li Keqiang, menyatakan China segera menyiapkan dua kapal SAR ke Laut China Selatan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari kejatuhan pesawat terbang bodi lebar Boeing B-777-200ER itu.
Sebelumnya Presiden China, Xi Jinping, menginstruksikan mengintensifkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait di Malaysia, termasuk perwakilannya di Beijing untuk dapat segera mendapatkan kepastian keberadaan pesawat Malaysia Airlines berikut nasib penumpang dan krunya.
Kepastian itu penting agar penanganan terhadap para penumpang dan awak pesawat dapat segera disiagakan dan dikerahkan, katanya, dalam pernyataan singkatnya di Beijing.
PXi juga menginstruksikan Kementerian Transportasi dan Administrasi Penerbangan Sipil China menggelar situasi darurat dan memperketat pengawasan terhadap keamanan penerbangan.
"Selain itu, kami juga meminta agar nama-nama para penumpang dapat segera diumumkan agar kami dapat memberikan informasi dan penanganan yang tepat bagi para korban dan keluarganya," ujar Li.