Perdana Menteri Republik Otonomi Crimea mengatakan lebih dari 80 persen warga Crimea mendukung pemisahan diri dari Ukraina dan menjadi bagian dari Rusia.
 
Sergei Aksyonov, Kamis (13/3) menolak tudingan oposisi bahwa ia akan memperbaiki hasil referendum yang akan datang atas perintah Moskow, Reuters melaporkan.
 
Dia menegaskan penduduk Crimea akan memberikan suara "ya" untuk menerima kedaulatan Rusia tanpa kecurangan sedikit pun.
 
"Proses itu akan berlangsung transparan dan adil," kata Aksyonov, seraya menambahkan, "Kami menjamin bahwa semua aspek hukum Eropa akan diikuti, termasuk keamanan para pemilih."
 
Aksyonov menjelaskan bahwa pada tanggal 16 Maret, mayoritas penduduk Crimea akan memilih opsi pertama untuk bergabung dengan Federasi Rusia.
 
"Kami memiliki survei yang dilakukan oleh para ahli terkenal Ukraina dan Crimea. Polling menunjukkan secara jelas dan gamblang bahwa lebih dari 80 persen warga Crimea siap untuk bergabung dengan Federasi Rusia," ujarnya.
 
Sementara itu, pemimpin sementara Ukraina ingin warga Crimea memboikot referendum pada 16 Maret.
 
Pekan lalu, parlemen Crimea mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka jika penduduknya setuju untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia dalam referendum nanti.
 
Pemerintah Rusia menyambut deklarasi kemerdekaan Crimea dari Ukraina, dan menyebut langkah itu sebagai sesuatu yang sepenuhnya sah.