Ketua parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani mengolok resolusi baru-baru ini oleh Parlemen Eropa anti-Republik Islam.
 
"Resolusi Parlemen Eropa, baik dari segi kompilasi maupun dalam hal status simbolis yang tidak bersifat mengikat, tidak lebih dari sebuah pernyataan," kata Larijani Ahad (6/4).
 
Dia juga menyinggung kontradiksi resolusi, yang diadopsi pada tanggal 3 April.
 
Larijani mengatakan resolusi itu, di saat menyerukan kerjasama yang lebih luas antara Iran dan Uni Eropa, juga mengandung komentar "usil" tentang pembentukan demokrasi Iran, situasi hak asasi manusia dan pemilu.
 
Resolusi itu mengungkapkan keprihatinan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di negara ini.
 
Ia juga mengklaim bahwa pilpres Iran pada Juni 2013, yang berlangsung dengan partisipasi tinggi masyarakat dan mengantarkan Hassan Rouhani sebagai presiden, "tidak diselenggarakan sesuai dengan standar demokrasi Uni Eropa."
 
"Tidak diragukan lagi, kami tidak mendukung standar pemilu Barat dan demokrasi [gaya Barat]," kata Larijani.
 
Iran menepis resolusi itu dan menilainya tidak realistis, kontraproduktif, ketika Republik Islam dan Uni Eropa tengah mengambil langkah awal untuk menyelesaikan berbagai masalah berasaskan hubungan timbal balik.