Dana Anak PBB (UNICEF) menyerukan diakhirinay penderitaan anak-anak di Sudan Selatan.
 
Badan PBB ini memperingatkan bahwa anak-anak Sudan Selatan sedang menjadi korban dalam bentrokan antara tentara dan pasukan yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar.
 
Selain itu, UNICEF menyebutkan ada bukti bahwa anak-anak dipaksa untuk bergabung sebagai kombatan.
 
Jinathan Weitch, perwakilan UNICEF di Sudan Selatan, juga mengutuk serangan baru terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di kota Bor di negara bagian Jonglei.
 
Weitch mengatakan PBB tidak dapat menerima serangan terhadap anak-anak diserang di tempat-tempat di mana mereka seharusnya memiliki keamanan.
 
"Benar-benar anak-anak tidak berdaya diserang di tempat di mana mereka seharusnya merasa aman," kata Weitch.
 
"Trauma untuk anak di bawah keadaan seperti itu tidak dapat dibayangkan."
 
Pada tanggal 17 April, sekelompok orang bersenjata memasuki markas PBB tempat berlindung 5.000 orang dan mulai menembak, menewaskan hampir 50 orang termasuk anak-anak dan melukai lebih dari 100 lainnya.
 
Pasukan penjaga perdamaian membalas dengan menembak terhadap orang-orang bersenjata, menewaskan sedikitnya 10 dari para penyerang.
 
Sudan Selatan terjebak kekerasan sejak akhir tahun lalu, ketika bentrokan pecah pada 15 Desember 2013, antara tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pasukan yang dipimpin oleh Machar di Juba dan segera menyebar ke seluruh negara kaya minyak itu.