Rakyat Mendukung Militer Irak Memerangi DIIS

Rate this item
(0 votes)

Pergerakan kelompok teroris Daulah Islam di Irak dan Syam (DIIS) di sebagian kawasan Irak hingga saat ini justru meningkatkan rasa solidaritas antara rakyat dan militer negara ini. Pelbagai kalangan rakyat Irak memahami kondisi genting yang sedang terjadi saat ini di negaranya. Untuk itu mereka memberikan dukungan kepada militer dalam melakukan operasi militer dan berperang menghadapi kelompok DIIS demi mempertahankan kedaulatan tanah air. Sebagian rakyat kini memilih bergabung dengan militer untuk menghadapi kelompok teroris DIIS.

 

Sumber-sumber media Irak menulis, lebih dari 5 ribu orang dari penduduk provinsi Babel, Irak telah mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan tentara Irak di provinsi Nainawa, Salahuddin dan Kirkuk. Pada saat yang sama, para pejabat daerah mengumumkan pada hari Kamis (12/6) hanya di kota Babel lebih dari seribu orang yang mendaftar untuk diperbolehkan berperang melawan DIIS. Berita-berita yang ada menunjukkan warga dari pelbagai kota Irak meminta pemerintah dan militer negara ini mengizinkan mereka membawa senjata menghadapi DIIS.

 

Tidak hanya penduduk Babel yang memberikan dukungan kepada militer memberangus DIIS. Karena di Basrah sudah ada 13 ribu relawan telah menyatakan kesiapannya bersama militer Irak melawan DIIS. Perdana Menteri Nouri Maliki sendiri telah menyerukan seluruh anak negeri untuk bangkit melawan terorisme dan tujuh gubernur Irak yang ikut dalam sidang bersama pemerintah telah menyatakan dukungannya kepada pemerintah dan militer.

 

Sejak tiga hari lalu hingga sekarang ada 7 ribu orang di provinsi Wasit yang telah mendaftar untuk ikut berperang dengan DIIS. Saat ini telah terjadi mobilisasi nasional melawan mereka yang ingin mengancam keamanan, kestabilan dan kedaulatan Irak. Para kabilah nomaden, Ahli Sunnah dan etnis Kurdi ikut bersama pasukan militer untuk mendukung kedaulatan negara dan melindungi persatuan nasional. Bahkan sebagian berita menyebutkan akibat kegigihan militer dan relawan, mereka berhasil memaksa kelompok DIIS mundur dari sebagian kawasan Mosul dan Kirkuk.

 

Dalam kondisi yang demikian, keberadaan makam suci Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as di kota Samarra membuat kota ini dipertahankan secara serius. Poin penting lainnya adalah kekuatan rakyat justru lebih menonjol dalam mempertahankan kota ini ketimbang militer.

 

Sekalipun ada berita yang menyebutkan kelompok teroris DIIS tengah berusaha untuk menyerang kedua makam suci itu, tapi perlawanan yang ditunjukkan rakyat hingga saat ini mampu menggagalkan manuver yang dilakukan kelompok teroris. Tapi satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah peran kepemimpinan agama dalam mewujudkan mobilisasi nasional dan solidaritas rakyat dengan militer Irak. Ayatullah Sistani, ulama paling berpengaruh di Irak selain meminta kepada rakyat Irak untuk mendukung militer melawan terorisme, berharap agar bangsa Irak menjauhi perpecahan di masa yang genting ini dan berusaha keras untuk melindungi negara.

 

Ulama Ahli Sunnah Irak juga mengambil sikap yang sama dan menyebut upaya melindungi negara dari terorisme sebagai kewajiban nasional dan agama. Kelompok-kelompok politik, etnis dan agama di Irak juga menegaskan pentingnya membela negara dan menilai solidaritas nasional sebagai kunci dalam menghadapi konspirasi yang terjadi saat ini dan satu-satunya solusi untuk mengusir para teroris dari negara ini.

 

Tak dapat dipungkiri bahwa Irak saat ini tengah menghadapi bahaya yang serius. Tapi persatuan rakyat dalam menghadapi terorisme dan kesediaan mereka bahu membahu bersama militer menunjukkan rakyat berpartisipasi aktif untuk membela kepentingan nasionalnya, sekalipun ada perselisihan di dalam negeri. Mereka kini bersama militer mengangkat senjata melawan kelompok teroris DIIS. Karena sadar bahwa membela negara merupakan prioritas mereka.

Read 1270 times