Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Republik Islam Iran menentang intervensi Amerika Serikat dan negara-negara lain dalam masalah internal Irak.
Ayatullah Khamenei, Ahad (22/6) dalam pertemuannya dengan pejabat tinggi lembaga peradilan Iran, menyinggung perkembangan terbaru yang terjadi di Irak. Ia menambahkan, "Iran percaya rakyat, pemerintah dan ulama Irak mampu mengakhiri konflik ini."
 
Ayatullah Khamenei menganggap kekuatan-kekuatan imperialis pimpinan Amerika berada di balik fitnah dan konflik yang terjadi di Irak. "Tujuan utama peristiwa-peristiwa di Irak adalah untuk menghambat rakyat negara itu mencapai kemajuan-kemajuan seperti demokrasi yang dapat dicapai sekalipun dengan kehadiran dan intervensi Amerika," ungkapnya.
Ia menegaskan, "Amerika tidak senang dengan kondisi yang berlaku di Irak sekarang yaitu digelarnya pemilu dengan partisipasi luas rakyat dan penentuan opsi-opsi yang mendapat kesepakatan rakyat. Washington ingin Irak terus dijajah dan menjadi pihak yang menuruti apa kata Amerika."
 
Dalam masalah Irak, kata Rahbar, kekuatan imperialis ingin memanfaatkan kebodohan dan fanatisme sebagian kalangan. "Pertempuran asli di Irak adalah antara orang-orang yang menginginkan Irak berubah menjadi pangkalan Amerika dengan orang-orang yang mendambakan kemerdekaan Irak," lanjutnya.
 
Menurutnya, apa yang terjadi di Irak bukanlah perang Sunni-Syiah, melainkan perang antara kekuatan imperialis yang menggunakan sisa-sisa rezim Saddam Hussein sebagai pion utama dan anasir-anasir Takfiri fanatik sebagai pelaksana di lapangan untuk merusak stabilitas dan ketenangan Irak serta mengancam seluruh wilayahnya.
 
Rahbar juga menilai sebab utama permusuhan kekuatan imperialis dunia terhadap Republik Islam Iran adalah "diskursus baru" sistem Islam dan goyangnya bangunan sistem imperialis.
 
"Kerjasama dan satu suaranya para pemimpin tiga lembaga Iran dalam masalah-masalah makro dan kepentingan umum, adalah masalah yang sangat urgen," tandasnya.