Kunjungan Mendadak PM Mesir ke Inggris

Rate this item
(0 votes)

Berbagai media melaporkan kunjungan mendadak Kamal Ganzouri, Perdana Menteri Mesir ke London. Lawatan tersebut dilakukan ketika pemilu presiden Mesir akan digelar empat hari lagi. Hasil pemilu Mesir di luar negeri menunjukkan bahwa kandidat-kandidat dari kubu Islamis mampu mengungguli kandidat yang lain dan sejumlah pihak memperkirakan hal itu akan terulang kembali dalam pilpres yang akan digelar pada tanggal 23 dan 24 Mei.

Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa upaya sejumlah gerakan internal, negara-negara Arab regional dan Barat dalam proses pilpres Mesir tidak dapat diabaikan begitu saja. Pihak-pihak tersebut berusaha memenangkan kandidat yang sejalan dengan kepentingan mereka.

Mengingat pentingnya masalah pemilu di Mesir, maka kunjungan mendadak Perdana Menteri Kamal Ganzouri yang diangkat Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) ke Inggris tentu ada hubungannya dengan pemilu dan masa depan politik negara itu. Hal itu dapat dilihat dari dua poin, pertama, SCAF sebagai pengatur negara di masa transisi mengalami tekanan dari rakyat untuk menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah sipil terpilih. Kedua, pemerintah Ganzouri akhir-akhir ini juga terancam dibubarkan.

Meski tiga hari lalu parlemen Mesir menyetujui berlanjutnya pemerintahan Ganzouri hingga akhir Juni, namun yang pasti adalah rezim sebelumnya tidak memiliki kesempatan banyak untuk tetap berkuasa.

Pasca pilpres Mesir, SCAF yang dipimpin olehMohammad Hussein Tantawi dan pemerintah Kamal Ganzouri harus hengkang dari kekuasaannya. Hal itu sangat disadari betul oleh mereka, sehingga ada kemungkinan lawatan Ganzouri ke London mewakili SCAF dan pemerintah sementara Mesir untuk berkonsultasi dengan pejabat Inggris terkait periode pasca pilpres.

SCAF menginginkan pihaknya tetap sebagai salah satu elemen utama dalam sistem politik baru di negara itu sebagaimana pada era Hosni Mubarak. Jika kandidat yang sejalan dengan tuntutan rakyat terpilih, maka hal itu berarti tersingkirnya kubu pro-Mubarak yang selama setahun ini memegang kekuasaan dan berusaha menerapkan kebijakan rezim sebelumnya dalam berinteraksi dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Berbagai pihak dari dalam dan luar negeri Mesir berupaya menjaga posisi anasir rezim Mubarak. Sebagai contohnya, pihak berkuasa Mesir berupaya mencegah terhapusnya Ahmed Shafiq, perdana menteri terakhir di era Mubarak dari daftar kandidat. Hal itu terjadi bersamaan dengan upaya Barat dan sejumlah negara Arab regional seperti Arab Saudi dan Qatar untuk mensukseskan kandidat yang pro-Barat.

Para pakar politik meyakini bahwa hasil pemilu di Mesir sangat penting bagi Barat sehingga meminta Kamal Ganzouri berkunjung ke Inggris. Dia tidak hanya dipercaya oleh rezim Mubarak, tetapi sejak awal dia memiliki hubungan persahabatan dengan Tantawi dan langkah-langkah Ganzouri juga mendapat restu dari Barat. Oleh karena itu, ada kemungkinan para pejabat London ingin memberikan rekomendasi kepada Tantawi melalui Ganzouri.

SCAF sebagai penyelenggara pemilu di Mesir tidak hanya memiliki semua fasilitas, tetapi juga mempunyai hak untuk mengawasi proses pemilu. Lawatan Kamal Ganzouri, Perdana Menteri Mesir yang direstui SCAF, ke London, tentunya tidak lepas dari hal tersebut, khususnya saat ini Barat berupaya mensukseskan Amr Moussa. Jika Amr Moussa keluar sebagai pemenang, maka terbukalah jalan bagi Barat untuk melanjutkan intervensinya di Mesir.

Read 1968 times