Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi, dan Menteri Ekonomi Turki Nilhat Zeybekci, melakukan pertemuan bilateral di sela-sela perhelatan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan Kelompok Negara 20 terbesar dunia (G-20) Jumat (18/7/2014).
 
Kedua Menteri didampingi pejabat tinggi kedua negara, membahas upaya peningkatan nilai perdagangan dan kemitraan antara pemerintah (G to G) maupun hubungan bisnis (B to B). Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri berupaya mengembangkan suatu jalinan tersendiri yang dapat mengamankan kepentingan bersama di tengah maraknya persaingan pengaturan regional seperti TTIP (Transatlantic Trade and Investment Partnership) Amerika Utara-Eropa dan TPP (Trans-Pacific Partnership).
 
Kedua negara menyadari kesamaan karakter dan komplementaritas untuk terus membangun kemitraan serta memaksimalkan daya saing dan peluang dagang/bisnis bilateral yang saling menguntungkan. Untuk itu, dibicarakan Comprehensive Trade and Economic Partnership (CTEP) melalui tiga pilar yaitu Free Trade Arrangement, Capacity Building, dan Trade and Investment Facilitation.
 
Secara khusus, Mendag Lutfi mengusulkan bentuk pengaturan kerja sama yang lebih konkret berupa suatu "paket kecil" yang dapat membuahkan hasil dalam jangka sangat pendek (quick wins). "Bagi Indonesia, Turki diperlukan untuk menjadi pintu gerbang pengembangan pasar ke Eropa dan Asia Barat untuk Crude Palm Oil (CPO) sebagai pengganti rapeseed atau bunga matahari, bio-diesel, produk kayu, dan produk karet. CPO bisa tujuh kali lipat lebih murah dibanding jenis-jenis komoditas lain sehingga dapat menjadi tren baru bagi perkembangan pasar di Turki," jelas Lutfi dalam keterangan tertulis, dilansir Minggu (20/7/2014).
 
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Bachrul Chairi mengatakan, sebagai tindak lanjut kesepakatan pada pertemuan bilateral di Sydney tersebut, Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Ekonomi Turki merencanakan pertemuan berikutnya di Indonesia awal September ini.
 
Kedua pihak akan membawa serta kalangan usaha di bidang produk unggulan masing-masing. Sementara itu, Nilhat Zeybekci mengakui, mereka membutuhkan ASEAN dan Indonesia sebagai partner yang saling melengkapi.
 
Turut hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Duta besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan Duta Besar RI untuk WTO Iman Pambagyo.