Bentrokan antara pasukan militer Libya dan kelompok-kelompok milisi anti-pemerintah di kota timur Benghazi telah menewaskan 16 orang dan melukai 81 lainnya.
 
"Sebagian besar yang tewas dan terluka adalah militer. Tiga warga sipil, termasuk seorang warga Mesir, tewas ketika sebuah roket menghantam rumah mereka, " demikian dilaporkan AFP mengutip sumber rumah sakit.
 
Pertempuran terjadi pada hari Senin (21/7), ketika kelompok militan menyerang sebuah pangkalan militer dan bentrok dengan pasukan pemerintah dan pasukan yang setia kepada purnawirawan Jenderal Khalifa Haftar. Haftar melancarkan serangan militer di timur negara itu pada 16 Mei, mengatakan bahwa dia ingin menghancurkan militan dan "membangun stabilitas di Libya."
 
Peristiwa itu terjadi setelah sepekan pertempuran antara kelompok-kelompok militan yang bersaing untuk menguasai bandara internasional utama di ibukota, Tripoli, merenggut nyawa sedikitnya 47 orang. Sejumlah pesawat dibakar dan bagian dari bandara rusak dalam pertempuran, yang dimulai sejak 13 Juli.
 
Hampir tiga tahun setelah jatuhnya mantan diktator Muammar Gaddafi, Libya terus bergulat dengan eskalasi instabilitas yang menyaksikan banyak bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok milisi yang bersaing.
 
Mantan pemberontak menolak untuk meletakkan senjata meskipun ada upaya oleh pemerintah pusat untuk menerapkan hukum dan ketertiban.