Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, menyatakan tekad negaranya untuk "tegas" melindungi nyawa orang yang tinggal di dekat perbatasan barat daya Cina dengan Myanmar.
Hal itu dikemukan Li Keqiang pada Ahad (15/3) setelah insiden terbaru pengeboman pada 13 Maret oleh pesawat tempur Myanmar ke sebuah ladang tebu di provinsi Yunnan di barat daya Cina. Lima pekerja tewas dalam insiden itu dan delapan lainnya terluka.
Li juga menyampaikan "belasungkawa dan simpati yang mendalam kepada para korban dan keluarga mereka" dan menambahkan bahwa pemerintah Cina, Kementerian Luar Negeri serta militer pada saat yang sama "telah menunjukkan sikap serius kepada pihak Myanmar."
"Kami bertanggung jawab dan mampu secara tegas menjaga keamanan dan stabilitas perbatasan Cina-Myanmar, dan kami akan tegas melindungi nyawa dan harta rakyat kami," kata Li Keqiang.
Juru bicara Angkatan Udara Cina, Kolonel Shen Jinke menyatakan pada Sabtu (14/3) bahwa Beijing telah mengerahkan sejumlah pesawat tempur untuk "melacak, memantau, memperingatkan dan mengusir" pesawat tempur Myanmar jika mendekati perbatasan kolektif.
Insiden pemboman itu terjadi sehari setelah Cina memperingatkan kekerasan yang terus meluas di dekat perbatasan pasca krisis antara separatis Myanmar di wilayah Kokang dan pasukan pemerintah negara Myanmar.
Pada bulan Februari, Myanmar mengumumkan kondisi darurat di Kokang dalam mereaksi konflik itu.
Adapun lebih dari 30.000 orang diperkirakan telah melarikan diri dari Myanmar ke Provinsi Yunnan karena bentrokan berdarah.