Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan, Republik Islam tidak akan mengizinkan wawancara pihak asing dengan para ilmuwan nuklirnya sebagai bagian dari kesepakatan final potensial dengan Kelompok 5+1.
Pada Senin (25/5), Zarif menyinggung penentangan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk peninjauan situs militer Iran dan juga mewawancarai para ilmuwan nuklir negara itu, dan mengatakan "tim perunding Iran pasti akan mematuhi instruksi Rahbar di semua masalah yang berkaitan dengan perundingan nuklir."
Pada 20 Mei, Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa tutnutan pihak asing 'untuk mewawancarai para ilmuwan nuklir Iran berarti "interogasi" dan menekankan bahwa beliau tidak akan mengijinkan pihak asing mewawancarai para ilmuwan Iran baik di sektor nuklir dan "pada sektor sensitif lainnya."
Namun Zarif menilai isu mewawancarai ilmuwan nuklir Iran "marjinal", dan subjek yang "tidak ada hubungannya" dengan perundingan yang sedang berlangsung dengan Kelompok 5+1.
Selama sepuluh tahun terakhir, Zarif mengatakan, Iran telah mengambil langkah-langkah untuk menghapus ambiguitas terkait program nuklirnya.
Dikatakannya bahwa pada pemerintahan Iran sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah melakukan beberapa wawancara dengan para ilmuwan nuklir Republik Islam.
Tidak ada ambiguitas yang ditemukan, katanya seraya menambahkan, Barat mencari-cari alasan untuk menekan Tehran.(