Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan bahwa segala bentuk inspeksi atas situs militer Iran tidak akan pernah diizinkan.
Ayatullah Khamenei, Rabu (20/5) pagi di acara wisuda taruna militer Universitas Imam Hussein as menyinggung arogansi baru yang ditunjukkan dalam perundingan nuklir, termasuk permintaan untuk menginspeksi pusat-pusat militer dan dialog dengan ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran.
Rahbar menuturkan, "Permintaan ini tidak akan pernah dikabulkan, dan musuh harus tahu bahwa rakyat dan pemerintah Iran tidak akan tunduk pada arogansi dan intimidasi dengan alasan apapun.
Ayatullah Khamenei menilai salah satu tantangan yang dihadapi Republik Islam Iran adalah intimidasi dan arogansi pihak lawan perundingan. "Musuh masih tidak mengenal dengan baik rakyat dan pemerintah Iran dengan terus mengeluarkan kata-kata memaksa, pasalnya rakyat dan pemerintah Iran, yang berasal dari rakyat, tidak akan pernah tunduk pada paksaan sampai kapanpun," ujarnya.
Rahbar menegaskan, setiap kali kita mundur dalam menghadapi arogansi pihak lawan, maka mereka akan bergerak maju. Ia menjelaskan, "Untuk menghadapi arogansi ini harus dibangun tembok kokoh dari tekad, tawakal dan kekuatan nasional."
Menurutnya, rakyat Iran akan mampu melewati tantangan-tantangan ini dengan bertawakal kepada Allah Swt dan percaya diri. "Kami tidak akan membiarkan pihak asing masuk dan menginterogasi ilmuwan serta putra-putra mulia bangsa ini," katanya.
Rahbar melanjutkan, "Para perunding nuklir harus menunjukkan pesan keagungan bangsa Iran dalam perundingan."
Rahbar juga menyinggung soal sejumlah pemberitaan terkait upaya para pengganggu dan beberapa negara kawasan Teluk Persia untuk menyeret perang proxy ke perbatasan Iran. "Jika sampai terjadi gangguan, reaksi Republik Islam Iran akan sangat keras," tegasnya.
Pada saat yang sama Rahbar juga menyoroti propaganda musuh terkait pengucilan Iran dan menerangkan, "Pemerintah Islam sejak awal sampai saat ini selalu memiliki tempat di hati rakyat dan bukti jelasnya, simpati kuat rakyat sejumlah negara dunia kepada pemimpin Iran dalam 36 tahun ke belakang."
 
Rahbar menambahkan, "Pemerintah Iran yang dengan berani terjun di medan tempur ini harus tahu bahwa satu-satunya cara menghadapi musuh yang tidak punya malu, adalah tekad kuat dan tidak reaktif."