Aksi serdadu rezim Zionis lari dari pengabdian mereka di militer menjadi mimpi buruk bagi petinggi Tel Aviv. Koran Haaretz di edisi terbarunya mengungkapkan, militer Israel setiap tahunnya merekrut ribuan penjahat dan kriminal yang pernah mendekam di penjara dengan beragam kasus. Menurut Koran Haaretz, bahkan baru-baru ini militer Israel juga merekrut penjahat yang memiliki catatan kriminal di kasus pelecehan seksual.
Kasus kriminal para penjahat Zionis meliputi, pencurian, pecandu narkoba, dan kejahatan yang disertai kekerasan. Setiap tahunnya ribuan serdadu Israel mendekam di penjara karena lari dari pengabdian dan petinggi Israel memenuhi tempat kosong tersebut dengan merekrut penjahat kelas kakap dengan harapan mampu menutupi kekurangan sumber daya manusia di militer mereka.
Selama beberapa dekade lalu, mayoritas Zionis terpaksa mendekam di penjara militer karena penjara sipil telah penuh. Kebanyakan mereka ini dikurung karena lari dari pengabdiannya di militer. Berdasarkan data yang dirilis militer Israel, di tahun 2014 saja tercatat 1900 Zionis lari dari militer dan 2700 lainnya mengundurkan diri dari kesatuan mereka di angkatan bersenjata rezim ilegal ini. Sementara itu, Israel berencana menambah hukuman bagi mereka yang lari dari wajib militer.
Menurut laporan militer Israel, baru-baru ini tiga serdadu yang bertugas di penjara rezim ini bunuh diri. Di sisi lain,angka bunuh diri di antara tentara Israel menurut laporan rezim ini mengalami kenaikan dua kali lipat di tahun 2014. Sementara menjebloskan tentara yang lari dari wajib militer, merupakan kendala lain bagi rezim ini, khususnya bujet besar yang harus dikeluarkan untuk membiayai mereka selama di penjara.
Pasca serangan 50 hari militer Israel ke Jalur Gaza, angka bunuh diri di antara serdadu rezim ilegal Tel Aviv terus merangkak naik dan kasus ini kian membuat pemimpin Israel khawatir. Seorang perwira Israel terkait hal ini mengatakna, setelah sejumlah tentara rezim ini di perang Gaza, serdadu Israel diliputi ketakutan hebat. Aksi pembangkangan yang dilakukan serdadu Israel terhadap instruksi komandan mereka  juga sangat tinggi, sehingga memaksa militer Israel mundur dari perbatasan Gaza.
Militer Israel kebanyakan memiliki tentara yang dipaksa berkhidmad di kesatuan militer dan mayoritas mereka tidak puas dengan kebijakan militeralisasi dan pembantaian yang diterapkan para pemimpin rezim ini. Sikap Israel yang bertumpu pada kekuatan militer untuk memajukan kebijakan arogannya mengindikasikan esesi rezim ilegal ini bahwa Tel Aviv terbentuk melalui arus terorisme dan dengan mengubah kelompok teroris Hagana menjadi militer, Israel terus menindaklanjuti kebijakan anti kemanusiaannya di Palestina dan kawasan.
Aksi prajurit Israel yang lari dan maraknya pembangkangan di tubuh militer rezim ini membuat sendi-sendi militer Israel yang menjadi pilar utama untuk memajukan kebijakan arogan Tel Aviv semakin goyah dan perekrutan para kriminal dan penjahat kelas kakap muncul dari kegoyahan tersebut.