Ketua Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran (AEOI) menggambarkan prospek aktivitas nuklir Iran sebagai komersialisasi industri ini.
Ali Akbar Salehi mengungkapkan hal itu dalam pertemuan peninjauan dimensi kesepakatan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 di Tehran, Ahad (9/8).
Ia mengatakan, sebelum perundingan nuklir Wina, Iran disanksi dan segala bentuk kerjasama di bidang nuklir tidak diizinkan, namun semua prestasi nuklir damai sekarang ini berkat upaya para ilmuwan dan pakar negara ini.
Salehi lebih lanjut menyinggung sejumlah kritikan atas kesepakatan nuklir Iran terkait pembatasan di sektor teknologi nuklir.
Ia menjelaskan, pasca kesepakatan nuklir Wina, dikatakan bahwa aktivitas nuklir Iran di banyak bagian terhenti atau melambat, namun bangsa negara ini harus yakin bahwa dalam kerangka garis merah, akan diambil tindakan sehingga pembatasan itu dicabut.
Ketua AEOI menegaskan, negara-negara Barat mengatakan bahwa Iran harus menghindari penyimpangan dalam aktivitas nuklirnya, dan mereka membatasi negara ini disebabkan kekhawatiran, padahal Tehran berulang kali menegaskan untuk tidak mengejar penyimpangan itu dan bahkan tidak berniat melakukannya.
Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman) telah mencapai kesepakatan soal Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) di Wina, Austria, Selasa, 14 Juli 2015.