Kementerian Kesehatan Publik Yaman mengumumkan, sebagian besar masyarakat negara itu tidak mendapat pelayanan pengobatan.
Kantor berita Saba, Senin (24/8) mengutip Ghazi Ismail, Deputi Menteri Kesehatan Publik Yaman melaporkan, jaringan pelayanan kesehatan dan pengobatan Yaman terputus total akibat agresi militer Arab Saudi dan sekutunya.
Ismail mengatakan, “Salah satu masalah Yaman adalah habisnya sebagian obat dan menipisnya persediaan sebagian jenis obat lainnya. Masalah lain adalah kesulitan dalam penyaluran obat-obatan ke beberapa provinsi karena berlanjutnya perang.”
Ia menambahkan, “Keluarnya dokter-dokter asing dari Yaman dan langkanya darah serta kamar operasi, menyebabkan masalah pelayanan kesehatan di negara ini semakin pelik.”
Menurut Ismail, setiap saat lima hingga enam pasien atau korban luka tewas akibat tidak adanya ruang perawatan khusus, dan lembaga-lembaga internasional juga tidak membantu.
“Sejumlah rumah sakit sudah tutup dan beberapa lainnya juga terancam tutup karena tidak punya bahan bakar,” ujarnya.
Johannes van der Klaauw, Koordinator urusan kemanusiaan PBB di Yaman mengatakan, “Sekitar 15 juta warga Yaman, karena berlanjutnya perang dan kelangkaan dokter, bahan bakar serta obat-obatan, tidak mendapat pelayanan pengobatan yang layak.”
Tamim Al Shami, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Publik Yaman juga mengumumkan jumlah korban tewas di negara itu mencapai lima ribu orang dan korban luka lebih dari 12 ribu orang.
Laporan terbaru menyebutkan, pengungsi Yaman mencapai 1,4 juta orang.