Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, sanksi Barat terhadap Moskow pasca transformasi Ukraina adalah keputusan bodoh dan merugikan, namun juga membawa sisi positif bagi Rusia.
Menurut laporan Itar-Tass, Senin (11/1) Putin saat diwawancarai Koran Bild cetakan Jerman menyatakan, reaksi Barat terkait transformasi Ukraina dan aneksasi Crimea oleh Rusia adalah keliru dan tujuannya untuk meredam laju Moskow, bukannya mendukung Ukraina.
Ia mengatakan, Barat seharusnya berpikir soal kemajuan bersama dan memerangi beragam isu yang dihadapi kedua pihak, bukannya menjatuhkan sanksi.
Putin mengakui, sanksi memiliki dampak negatif bagi perekonomian Rusia, khususnya bagi perusahaan negara ini yang bergerak di pasar finansial global.
Presiden Rusia di bagian lain wawancaranya seraya mengisyaratkan eskalasi terorisme di dunia mengatakan, Rusia menuntut kerjasama internasional dalam memerangi fenomena terorisme.
Ia juga menuding Barat terlibat dalam krisis global yang berujung pada maraknya terorisme.
"Dunia menghadapi ancaman kolektif dan Kami meminta seluruh negara baik di Eropa maupun belahan dunia lainnya menyatukan upaya mereka guna memerangi segala bentuk ancaman," ungkap Putin.
Di kesempatan tersebut, Putin juga memprotes meluasnya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke perbatasan Rusia pasca tumbangnya Uni Soviet di tahun 1991 serta program anti udara Amerika Serikat. "Meluasnya NATO memicu krisis internasional," tandas Putin.