Kemarahan Rusia atas Hinaan AS

Rate this item
(0 votes)
Kemarahan Rusia atas Hinaan AS

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyatakan kemarahannya atas tuduhan korupsi terhadap Presiden Vladimir Putin, yang dilayangkan oleh para pejabat Amerika Serikat.

Lavrov dalam satu statemennya Jumat (29/1/2016), menyatakan bahwa tudingan para pejabat AS bisa mendorong meningkatnya ketegangan dalam hubungan bilateral. Ia menilai Washington sebagai pihak yang harus disalahkan atas ketegangan hubungan kedua negara.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest juga mengkonfirmasi komentar seorang pejabat di Bidang Kejahatan Keuangan dan Terorisme Departemen Keuangan AS, yang menuding Presiden Putin telah melakukan korupsi dan ia menyebut pernyataan itu sebagai refleksi pandangan pemerintah AS.

Kremlin menganggap statemen Gedung Putih sudah keterlaluan dan penghinaan terhadap Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan AS sedang berusaha mempengaruhi pemilu presiden mendatang di Rusia.

Sebelumnya, pejabat Bidang Kejahatan Keuangan dan Terorisme Departemen Keuangan AS, Adam Szubin dalam wawancaranya dengan BBC, Senin lalu, menyebut Putin telah melakukan korupsi. Ia menuding Putin menerima suap dan penggelapan dana pemerintah dan mengklaim bahwa Presiden Rusia dengan menyalahgunakan anggaran pemerintah kemungkinan telah menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Ketegangan antara AS dan Rusia tampaknya mulai memasuki babak baru setelah para pejabat Washington menuding Putin korupsi. Hubungan panas kedua negara sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda, tapi seiring berjalannya waktu perselisihan mereka justru semakin tajam.

Jika Moskow dan Washington sampai sekarang terlibat ketegangan karena konflik Ukraina dan kehadiran militer Rusia dalam krisis Suriah, maka sekarang serangan verbal yang dilakukan para pejabat AS terhadap Putin telah mendorong konfrontasi terbuka dalam hubungan kedua negara.

Lalu, mengapa AS memilih menyerang Presiden Rusia dalam situasi seperti sekarang ini dan menuduhnya korup dan bahkan menyebut Putin sebagai salah satu orang terkaya di dunia? Sikap Rusia yang menolak kompromi terhadap tuntutan AS tampaknya telah memaksa para pejabat Washington melontarkan tudingan miring untuk membunuh karakter Putin dan membuatnya kehilangan kredibilitas di tengah rakyat Rusia dan opini publik dunia.

Terlepas dari benar atau tidaknya tudingan itu, Gedung Putih menegaskan bahwa Putin telah memonopoli kekuasaan. Setelah gagal mencapai kompromi dengan Rusia di panggung internasional, AS sekarang memilih mempertanyakan kredibilitas dan keabsahan kekayaan Putin. Dengan cara ini, AS ingin mendudukkan Putin dengan seorang pemimpin korup dan diktator.

Pada dasarnya, tudingan miring Washington terhadap Presiden Putin bertujuan untuk menggoyah kepemimpinan di Moskow sebagai salah satu pemimpin yang menentang Barat.

Read 1429 times