Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, partisipasi luas rakyat Iran dalam pemilu mendatang akan membuat musuh-musuh Islam dan musuh-musuh bangsa negara ini putus asa.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan hal itu dalam pidatonya di hadapan para pejabat negara dan Duta-duta Besar dari negara-negara Muslim dalam acara memperingati Hari Mab'ats (pengutusan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasulullah) di Tehran, ibukota Iran, Selasa (25/4/2017).
Rahbar menambahkan, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel menentang Republik Islam disebabkan negara ini mencegah keserakahan-keserakahannya.
Seperti dilansir IRNA, Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat Hari Mab'ats kepada seluruh umat Islam dunia dan bangsa Iran. Beliau menilai pemahaman atas penyebab permusuhan para Mustakbirin terhadap Islam sebagai tugas para pejabat negara-negara Muslim dan Islam.
"Pemerintahan-pemerintahan Islam harus memahami bahwa tujuan AS mengiringi sebuah negara Muslim dan memusuhi negara Muslim lainnya adalah mencegah persatuan dunia Islam dan menghalangi pemahaman umum umat Islam tentang kepentingan-kepentingan masyarakat Islam," jelasnya.
Menurut Rahbar, kemampuan yang tak tertandingi Islam dalam mengembangkan masyarakat, kapasitas pembentukan peradaban material dan spiritual dan kekuatan Islam dalam menghadapi penindasan dan kezaliman merupakan penyebab utama permusuhan para Mustakbirin terhadap agama suci Islam.
"Pembentukan kelompok-kelompok teroris atas nama Islam dan memecah belah di antara negara-negara Muslim adalah konspirasi AS dan rezim Zionis (Israel)," ujarnya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, para penindas dunia memusuhi Iran lebih banyak dari pada negara-negara Muslim lainnya, namun masalah utama mereka adalah Islam, dan fakta ini harus dipahami oleh semua umat Islam.
"Para penjarah berkolaborasi dengan sejumlah negara regional dan untuk melanjutkan pekerjaan ini, mereka berusaha menampilkan Republik Islam Iran atau Tasyayyu' (Syi'ah) sebagai musuh mereka, namun semua harus memahami poin ini bahwa persatuan dan perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan intimidasi adalah jalan kemajuan dunia Islam," tuturnya.
Ayatullah Khamenei menyebut kebijakan umum dan ancaman semua pejabat AS di masa lalu dan sekarang dalam memusuhi rakyat Iran sebagai pertanda niat busuk para pejabat negara ini.
Rahbar menuturkan, AS di sepanjang waktu telah melakukan pekerjaan apa pun untuk "memukul" Republik Islam, namun semua mengetahui bahwa siapa saja yang ingin mengagresi rakyat negara ini, tidak diragukan lagi, tindakan itu akan merugikan dirinya sendiri, sebab reaksi rakyat Iran terhadap tindakan itu akan tegas.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung para kandidat pemilu presiden Iran dan meminta mereka berjanji kepada rakyat untuk memajukan negara, membangun dan mengembangkan ekonomi, memecahkan persoalan masyarakat dan mencegah pandangan mereka keluar dari perbatasan Iran. Mereka harus berfokus pada kapasitas dan kemampuan rakyat dan negara.
Sebelum Rahbar berpidato, Hassan Rouhani, Presiden Iran menyampaikan pidato sambutan dan menilai demokrasi religius sebagai salah satu hadiah dari Bi'tsah Nabi Muhammad Saw.
Ia mengatakan, dunia Islam didera kekerasan, teror, Takfiri, instabilitas dan ketidakamanan, dan hari ini dengan mengambil pelajaran dari bi'tsah Rasulullah Saw, negara-negara regional dan negara-negara Muslim harus melepaskan diri dari persoalan, ketidakamanan dan instabilitas.