Malaysia, Beritadunia-Beberapa ulama Asia mengadakan konferensi bertema “Pembebasan Palestina” di Syah Alam, Malaysia. Mereka sepakat bahwa tidak adanya persatuan dan pengkhinatan beberapa pemimpin Negara Islam telah menjadi faktor keberlanjutan penjajahan di Palestina.
Dalam konferensi dua hari ini, ulama Asia, termasuk Iran, sepakat bahwa fanatik rasisme dan nasionalisme telah menjauhkan Islam murni dan menyebabkan kecintaan kepada dunia sampai diluar batas. Sebuah hal yang telah menarik muslim tidak memerhatikan masalah utama mereka.
Mereka juga menekankan, pengepungan 10 tahun Gaza oleh beberapa pihak harus segera diakhirkan. Maksud mereka adalah kebijakan Mesir dan rezim Zionis terhadap Gaza.
“Hanya satu jalan untuk membebaskan Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah persatuan dan menciptakan tameng segala isu yang merusak persatuan umat Islam” tegas mereka.
Tak hanya rezim Zionis yang menjadi titik pandang mereka, namun AS serta Negara-negara Barat lainnya juga tak luput dari pemikiran jeli para ulama Asia. Menurut mereka AS dan Negara Barat lainnya telah mengizinkan Israel untuk melakukan serangan membabi buta, pembantian, perusakan dan lainnya tanpa batas.
Dan bukan hanya Negara Barat yang menjadi faktor terpenting dalam penjajahan yang tak terbatas waktu ini, mereka juga menegaskan bahwa Saudi dan sekutunya telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal yang menurut mereka menjadi salah satu sumber pelemahan kekuatan Muqawamah.
Di akhir mereka menuntut Negara Arab Teluk Persia untuk tidak menjadi kaki tangan Barat.
Selain Palestina menjadi fokus pembahasan. Mereka juga membaca dan membahas politik Timteng dan menyatakan, perang Suriah, Yaman, Iraq bahkan di Libanon harus segera dihentikan. Para kelompok tidak boleh terkekang dalam kuasa dan kekuatan Barat dan rezim Zionis.
Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan ulama dari berbagai Negara Asia. Iran, Suriah Libanon, Mesir, Thailand, Malaysia, Palestina, Indonesia bahkan perwakilan dari Hamas dan kelompok lain pendukung pembebasan Palestina ikut menghadiri konferensi agung ini.