Salah satu isu penting dunia Islam adalah persatuan di antara umat Muslim. Di dunia saat ini, penekanan terhadap upaya dan persiapan pembentukan umat Islam yang bersatu dan diplomasi persatuan serta perang melawan gerakan radikalisme dan penekanan persatuan Sunni-Syiah merupakan sebuah keharusan.
Urgensitas peningkatan persatuan Islam sebagai salah satu isu strategis dunia Islam masih menempati prioritas utama. Dengan demikian semakin penting untuk memanfaatkan kapasitas dan peluang bersama untuk mencitrakan lebih besar persatuan umat Islam. Penekanan ajaran Islam dan Ahlul Bait terhadap konvergensi mengharuskan penegasan akan kesamaan besar yang dimiliki antar mazhab Islam. Sehingga tidak layak sebuah perbedaan kecil menjadi alasan perpecahan.
Seperti Ahul Bait hidup baik dan berdampingan dengan Ahlu Sunnah dan mereka dengan transparan menganjurkan pengikutnya untuk menjaga persatuan umat Islam. Dengan demikian strategi Konferensi Internasional Persatuan Islam dalam koridor persatuan mampu mempersiapkan persatuan dan solidaritas umat Islam serta mengucilkan gerakan Takfiri serta melemahkan segitiga “Ibrani-Arab-Barat” sebagai sponsor utama teroris.
Penjelasan akan urgensitas perang melawan gerakan Takfiri untuk merealisasikan persatuan, dan juga sikap ulama Islam mementingkan wacana berdasarkan kesamaan prinsip di antara mazhab Islam serta kebangkitan dan muqawama umat Islam melawan kubu arogan dunia termasuk tuntutan strategis dan wacana di Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30. Konferensi ini digelar dari 15 hingga 17 Desember di Tehran, ibukota Republik Islam Iran.
Ayatullah Mohsen Araki, sekjen Forum Dunia Pendekatan Antar Mazhab Islam (FIPMI) mengatakan, pelaksanaan konferensi internasional persatuan Islam di Tehran merupakan simbol dari persatuan Dunia Islam dalam menghadapi musuh.
"Konspirasi musuh untuk mengobarkan konflik sektarian di tengah negara-negara Muslim telah mengalami kegagalan," tambahnya.
Bersamaan dengan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-30 digelar juga festival film persatuan pertama kali. Di festival ini ditampilkan karya sutradara Muslim dari berbagai negara dunia. Festival Internasional Film Persatuan pertama kali ini memiliki sejumlah kategori seperti film pendek, dan durasi panjang untuk film dokumentar, animasi dan cerita dengan tema persatuan Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw serta kategori khusus “Islamphobia”.
Sekretaris Festival Internasional Film Persatuan Islam menekankan bahwa penyelenggaraan festival film dengan tema persatuan Islam merupakan urgensitas budaya dan kebutuhan sutradara Muslim. Selain itu, urgensitas penyelenggaraan festival film persatuan Islam juga sangat ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Rahbar sangat menekankan upaya menjaga umat Islam yang satu, diplomasi persatuan dan melawan arus Sunni-Syiah. Festival ini merupakan salah satu langkah untuk merealisasikan tujuan tersebut.
Festival internasional film persatuan Islam akan menjadi rutinitas dan akan digelar setiap tahun. Oleh karena itu, penyelenggaraan festival dengan tema ini akan mendapat dukungan dari Forum Dunia Pendekatan Antar Mazhab Islam (FIPMI). Dengan demikian event ini dapat menjadi peluang mengidentifikasi, menarik dan mendukung sutradara di dunia yang memiliki tujuan mengenalkan Islam yang benar.
Penyebaran dan dorongan kepada Muslim di dunia untuk bersatu dan mencapai umat Islam yang satu, merupakan tujuan utama dari festival film ini. Kategori festival ini fokus pada dua bagian, nasional dan internasional persatuan Muslim, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw. Dan mengingat konspirasi dan fitnah musuh mengobarkan perpecahan antar agama dan mazhab serta upaya merusak citra Islam, dibentuk kategori khusus Islamphobia. Untuk kategori ini, para kritikus film dari dalam dan luar negeri akan hadir memberikan penilaian mereka.
Festival pertama ini digelar di dua kategori, nasional dan internasional. Sementara film yang ditayangkan dibagi menajdii film pendek, dan durasi panjang untuk film dokumentar, animasi dan cerita dengan tema persatuan Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw serta kategori khusus “Islamphobia”. Film ini fokus pada penjelasan kisah-kisah al-Quran, metode dan sirah Nabi Muhammad Saw serta menjelaskan Islamphobia dan menampilkan citra sejati serta kejam kelompok teroris yang beroperasi dengan mengatasnamakan Islam.
Fokus festival pada isu Islamphobia dan ketertindasan umat Islam serta menampilkan karya-karya unggul dan pencerahan di kategori ini. Sebanyak 919 sutradara dari berbagai penjuru dunia telah mengirimkan karya mereka untuk kategori film dokumentar. Sementara di film berdurasi panjang ada 293 film yang sampai ke meja redaksi dan film pendek sebanyak 31 buah. Sementara di kategori film cerita ada 28 karya dari sutradara dalam negeri dan 13 dari 28 karya telah dipromosikan ke bagian internasional.
Untuk kategori animasi sebanyak 28 film nasional berhasil lolos dan sembilan darinya dipromosikan ke bagian internasional. Sementara untuk video clip, enam karya nasional lolos dan empat di antaranya dipromosikan ke bagian internasional. Sementara itu bagian internasional dengan tema Islamphobia, 15 karya telah diterima. Untuk kategori internasional sebanyak 302 karya dikirim dari Irak, Suriah, Maroko, Tunisia, Palestina, Labanon, Yaman, Mesir, Turki, Afghanistan, India, Pakistan, Tajikistan, Malaysia, Australia, Azerbaijan, Bosnia, Inggris, Uni Emirat Arab (UEA), Rusia, Perancis, Amerika dan Serbia.
Sementara di kategori nasional, sutradara dan aktor terkenal Iran seperti Panahbarkhoda Rezaee, Siavash Sarmadi, Ali Shah-Hatami, Mohammad-Ali Farsi, Shahriar Bahrani, Maziar Miri, Mohammad Mehdi Asgarpour, Mohammad Reza Varzi, Siamak Shayeghi, Hamid Bahmani, Parviz Sheikh Tadi, Abul Qassem Talebi, Fereshteh Taerpour, Behrouz Afkhami, Jamal Shurjeh, Mohammad Ali Najafi, Dariush Yari, Hassan Najafi juga mengirimkan karya mereka ke sekretariat festival film persatuan Islam.
Selain itu, di acara festival ini digelar peringatan terhadap ulama dunia Islam, Ayatullah Nimr Baqir al-Nimr. Menyusul aksi zalim pemerintah Al Saud dan gugurnya ulama Islam Ayatullah Sheikh Nimr, selain digelar acara mengenang ulama pejuang ini, juga dianugerahkan hadiah dan penghargaan Sheikh Nimr kepada karya terbaik film dokumentar di kategori Islamphobia. Mohammad Reza Islamlo di kesempatan tersebut juga mendapat penghargaan atas karya film dokumentarnya dengan tema persatuan Muslim dan dunia Islam.
Untuk kategori film pendek di bidang karya nasional juga diberikan sejumlah penghargaan dan hadiah tunai atas film terbaik, sutradara terbaik, sutradara film animasi terbaik, sutradara film drama terbaik dan sutradara film dokumentar terbaik. Selain itu, juga dipilih film animasi terbaik.
Sementara pada juri dari dalam dan luar negeri yang meluangkan waktunya untuk memberikan penilaian di festival kali ini diberi penghargaan khusus oleh panitia penyelenggara. Untuk kategori film animasi asing, penghargaan diberikan kepada sutradara dari Inggris. Adapun di film berdurasi panjang dan di kategori film terbaik, penghargaan disabet oleh sutradara dari Suriah, Diana Kamaleddin.