Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, kita telah menyaksikan hasil dari penyandaran dan kepecayaan kepada asing dalam kasus perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif), di mana kita mempercayai mereka dalam perundingan nuklir dan kita tidak memperoleh keuntungannya.
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, kita telah menyaksikan hasil dari penyandaran dan kepecayaan kepada asing dalam kasus perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif), di mana kita mempercayai mereka dalam perundingan nuklir dan kita tidak memperoleh keuntungannya.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam pidatonya di hadapan ribuan masyarakat religius dan revolusioner Tabriz, barat laut Republik Islam Iran pada hari Minggu (18/2/2018).
Rahbar menyinggung bahwa penyandaran dan kepercayaan kepada asing dalam JCPOA dan perundingan nuklir tidak akan membawa keuntungan bagi negara.
Ayatullah Khamenei menuturkan, untungnya para pejabat telah menangani dengan baik masalah JCPOA ini dan Menteri Luar Negeri (Mohammad Javad Zarif) –di mana kita harus berterimakasih kepadanya– memiliki penanganan yang baik dan kuat dalam menghadapi kejahatan Amerika Serikat dan kebijakan bias Eropa, sehingga jalur tersebut harus berlanjut.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, kita harus mengambil manfaat dari asing, namun kita tidak boleh percaya dan bersandar kepadanya, sebab, ia akan mendominasi nasib negara dengan berbagai cara, serta semua pejabat negara harus memperhatikan isu yang sangat penting ini.
Rahbar juga mengkritik keras musuh-musuh yang mengancam kemanusiaan dengan peralatan perang mereka, namun menentang kemampuan rudal Iran yang digunakan untuk tujuan defensif.
"Apa hubungan masalah ini dengan Anda? Apakah Anda ingin rakyat Republik Islam Iran tidak memiliki rudal dan sarana pertahanan lainnya, lalu Anda bisa memaksa kehendak terhadap mereka dan mengintimidasi mereka? Tentunya kami mengharamkan hal-hal seperti bom nuklir dan senjata pemusnah massal, namun kami akan mengejar dengan kuat setiap hal lainnya yang kami perlukan," tegas Rahbar.
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai masalah ekonomi sebagai sangat penting. Menurutnya, bersandar pada kapasitas internal dan rakyat merupakan cara mendasar untuk memecahkan persoalan ekonomi.
Ayatullah Khamenei menuturkan, Ekonomi Muqawama tidak bermakna proteksionisme, namun bertumpu pada potensi dalam negeri.
Rahbar lebih lanjut menyinggung pawai meriah 22 Bahman untuk memperingati kemenangan Revolusi Islam Iran ke-39. Ia mengatakan, partisipasi luas masyarakat untuk membela Revolusi Islam di ambang 40 tahun kemenangan revolusi ini seperti sebuah keajaiban dan hal seperti ini tidak ada di revolusi manapun.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung kebesaran dan dimensi eksternal dari pemahaman Revolusi Islam dan berbagai upaya musuh untuk mengingkari pelayanan dan fungsinya. Menurutnya, karya terpenting Revolusi Islam adalah perubahan sistem tirani (taghut) menjadi sistem demokrasi.
Rahbar menuturkan, demokrasi adalah masyarakat terlibat dan memiliki suara serta keputusan dalam semua urusan kehidupan, di mana hal ini berkebalikan dengan tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam despotisme mutlak para taghut.
Menurut Ayatullah Khamenei, keagungan, kemuliaan dan kebesaran bangsa Iran adalah berkat Revolusi Islam. Ia mengatakan, hari ini ada sebuah negara di kawasan yang setiap harinya menjual 10 juta barel minyak dan memiliki perbendaharaan penuh uang, namun negara ini terbelakang dan tertinggal, dan tidak ada pembicaraan dan berita tentang rakyat negara itu di dunia.
"Namun karena Demokrasi Religius, dalam pandangan umum negara, orang-orang Iran menonjol dan memimpin revolusi," pungkasnya.