Hasan Abu Ammar menuntut ilmu keislaman di kota Qom Iran sejak tahun 1981 dan sampai akhir hayatnya masih tetap berstatus sebagai santri di Hauzah Ilmiah Qom dan telah mendapat gelar Hujjatul Islam wa Muslimin.
Menurut Kantor Berita ABNA, umat Islam khususnya pengikut Ahlulbait Indonesia diliputi suasana duka dengan tersiarnya berita telah wafatnya Santono bin Aswi yang lebih dikenal dengan panggilan Ustad Hasan Abu Ammar di kota Qom Republik Islam Iran. Disebutkan almarhum meninggal dunia pada Sabtu (7/4) di rumah sakit Hurami Qom pukul 11.35 waktu setempat di usia 56 tahun.
Hasan Abu Ammar menuntut ilmu keislaman di kota Qom Iran sejak tahun 1981 dan sampai akhir hayatnya masih tetap berstatus sebagai santri di Hauzah Ilmiah Qom dan telah mendapat gelar Hujjatul Islam wa Muslimin. Lebih dari separuh usianya ia baktikan untuk mempelajari dan mengajarkan ilmu-ilmu Ahlulbait as. Sejumlah karya ilmiahnya telah diterbitkan dan mengalami cetak ulang berkali-kali diantaranya, buku "Rasionalisme dan Alam Pemikiran Filsafat dalam Islam" terbit pertama kali tahun 1993, Ringkasan Logika Muslim, Imam Mahdi menurut Ahlusunah wal Jamaah dan ratusan artikel ilmiah lainnya. Ratusan rekaman ceramahnya dalam berbagai bidang ilmu keislaman telah beredar dalam tiga dekade.
Memanfaatkan kemajuan tekhnologi informasi, dengan menggunakan akun Sinar Agama di Facebook, ia melayani diskusi dengan netizen untuk menjawab persoalan-persoalan dalam masalah agama. Materi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung di media sosial tersebut dibukukan dan telah terbit dalam 13 jilid buku dengan judul, "Tanyalah kalau Mau, Barangkali Aku dapat Membantu." Dibantu murid-muridnya, ia mengelola
Menurut diagnosa dokter, almarhum terkena serangan jantung, dan telah menghembuskan nafas yang terakhir sebelum sempat mengalami perawatan medis. Jenazah rencana dimakamkan di Pemakaman Beheste Ma'sumah kota Qom setelah sebelumnya disemayamkan di Masjid Imam Hasan Askari dan disalati di Haram Sayidah Maksumah sa pada Ahad (8/4) pukul. 15.00 waktu setempat.
Ucapan belasungkawa mengalir dari sejumlah ulama Iran, lembaga-lembaga pendidikan Iran, pejabat KBRI Tehran, tokoh-tokoh Islam Indonesia, organisasi-organisasi Ahlulbait di Indonesia, termasuk ucapan belasungkawa dari Najaf Irak. Himpunan Pelajar Islam (HPI) Iran dalam selebaran yang dimuat di site http://www.hpiiran.com/ turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ulama kharismatik tersebut. Sejumlah organisasi dan yayasan Ahlulbait di Indonesia mengadakan majelis tarhim dan doa bersama untuk almarhum, tidak terkecuali HPI-Iran yang mengadakan majelis tarhim tiga malam berturut-turut, yang diikuti seratusan pelajar Indonesia di kota Qom.