Surat kabar Israel Makor Rishon mengatakan bahwa pihak berwenang Israel telah meningkatkan pembatasan mereka untuk mencegah masuknya aktivis BDS ke Israel dengan menambahkan klausul baru kepada Kementerian Dalam Negeri untuk mencegah mereka masuk dengan nama "Boycott Activist". Deskripsi ini akan muncul di depan namanya di komputer Kementerian Dalam Negeri, yang secara otomatis mencegahnya masuk melalui celah manapun.
BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) adalah kampanye global yang menekan Israel dari segi ekonomi dan politik agar mau mematuhi tujuan gerakan ini: mengakhiri pendudukan dan kolonisasi Israel terhadap tanah Palestina, kesetaraan hak warga Arab-Palestina di wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan menghormati hak pulang pengungsi Palestina.
Dalam laporannya, Makor Rishon menambahkan, "Pertanyaannya adalah tentang bagaimana aktivis boikot diklasifikasikan dengan nama ini; apakah pihak berwenang mengumpulkan informasi tentang mereka dari jejaring sosial saja, atau ada informasi keamanan, dan selain kegiatan mereka dalam gerakan boikot, apakah mereka melakukan upaya untuk mendelegitimasi Israel?"
Kementerian Urusan Strategis Israel mengeluarkan pernyataan seputar langkah ini yang mengatakan, "Piahknya memiliki hak untuk mencegah siapa pun yang membahayakan keamanan Israel untuk masuk ke wilayah Israel. Ini merupakan bagian dari perang melawan BDS. Sebagai komitmen terhadap daftar hitamnya, yang telah dikeluarkan dan mencakup dua puluh organisasi yang aktif dalam memboikot Israel. Sementara keputusan akhir untuk mencegah mereka masuk tunduk pada Kementerian Dalam Negeri."
Surat kabar yang sama menyerang Omar Shaker, perwakilan Human Rights Watch di Israel dan wilayah Palestina, sebagai salah satu aktivis PDS paling terkemuka di dunia. Dia memiliki sejarah panjang bekerja dalam gerakan boikot Israel, menjatuhkan sanksi terhadap Israel, sempat tinggal di Israel sebagai pakar. Namun selama tinggal di Israel dia memimpin kampanye internasional untuk menuntut Federasi Dunia Sepak Bola Dunia FIFA agar menekan pada "Israel", memboikotnya, dan menjatuhkan sanksi olahraga atas Israel karena mereka mendirikan kompleks-kompleks permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Laporan ini menambahkan, "Shaker adalah bagian dari sebuah tim yang bekerja menyiapkan daftar hitam organisasi yang dinilai PBB sebagai organisasi yang melanggar hak asasi manusia dan melakukan kejahatan perang, termasuk Israel. Baru-baru ini, Shaker memimpin kampanye untuk memboikot bank-bank Israel yang memberikan layanan keuangan kepada orang-orang Israel di luar green line."
Makor Rishon menjelaskan, "Shaker terlibat dalam konfrontasi yudisial di Israel antara memperpanjang visanya dan keberadaannya di Israel, atau menghentikannya, untuk mendeportasinya dari Israel. Namun pemerintah Israel berbicara dalam dua bahasa: Kementerian Urusan Strategis dengan tajam mengatakan tidak boleh memperpanjang visanya dan memaksanya untuk meninggalkan Israel, sementara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak punya masalah dengan memperpanjang visanya."
Surat kabar Israel ini menegaskan menekankan, "Kasus Shaker adalah ujian serius bagi tekad Israel untuk melawan PDS, atau ragu-ragu dalam hal itu. Karena gerakan ini melakukan diskusi dan kegiatannya tentang Negara Israel, dan legitimasi pembentukannya, bukan perilakunya."
Tzvika Klein, seorang kolumnis untuk surat kabar Israel, Makor Rishon, menguraikan tentang meningkatnya aktivitas gerakan boikot di kalangan Yahudi Amerika, melalui kamp musim panas yang melibatkan anak-anak muda Yahudi usia dini, mereka belajar konsep anti-Israel melalui organisasi “If Not Now”, yang berusaha memberikan pengaruh negatif kepada generasi Yahudi yang sedang bangkit di Amerika Serikat melalui seruannya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina.
Tzvika Klein menambahkan, "Anak-anak muda Yahudi yang berpartisipasi dalam kamp musim panas ini berusia antara 12-15 tahun. Kamp-kamp itu berlangsung antara satu bulan dan dua bulan. Kegiataannya adalah menunjukkan bahwa Israel adalah negara yang pendudukan yang melanggar hak asasi manusia. Para peserta di kamp-kamp itu beribadah dan berdoa untuk orang-orang Palestina yang terbunuh. Mereka juga mendengarkan kisah dan penuturan dari rekan-rekan Palestina mereka, mendengarkan musik dan sastra Palestina, bahkan beberapa ide mengarah kepada pengumpulan dana untuk kepentingan orang Palestina."
Dia menjelaskan, "Organisasi ini didirikan pada musim panas 2014 selama perang Gaza terakhir, untuk memprotes perilaku Israel terhadap Palestina dan menolak lobi Israel di Amerika Serikat untuk mengubah pandangan komunitas Yahudi mengenai situasi yang ada di Israel."
Kementerian Urusan Strategis Israel mengungkapkan bahwa Israel terganggu dengan kegiatan organisasi ini. Karena organisasi ini "memberi musuh-musuh Israel, seperti PDS, sebuah platform untuk berbicara dan mendelegitimasi Israel dengan kedok membela hak asasi manusia dan bekerja menciptakan celah di antara orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk kontra terhadap Israel. Ini adalah kegiatan yang harus dikutuk keras.”
Kementerian Urusan Strategis Israel menambahkan, "Organisasi Yahudi ini tidak menentang gerakan yang memboikot Israel. Karena itu organisasi ini merusak upaya kami untuk melawan BDS. Organisasi ini memiliki 13 cabang di Amerika Serikat. Prinsip-prinsip umumnya adalah menghentikan dukungan komunitas Yahudi di Amerika Serikat kepada pendudukan Israel di Palesetina.”