Saya juga kerap mengkritik perangkat pemerintah jika melakukan kecerobohan dan kesalahan, namun tidak dengan cara membuat masyarakat terjangkiti penyakit pesimisme. Jangan merusak pikiran masyarakat dengan menolak dan tidak mempercayai pencapaian pencapaian positif yang disampaikan namun disaat yang sama propaganda musuh yang penuh dengan kebohongan malah diminta untuk dipercayai. Jika ini yang terjadi, maka kita akan berhadapan dengan masalah besar.
Sebagaimana yang diketahui, melemahnya kurs mata uang atas Dollar bukan hanya diderita oleh Rupiah, namun juga oleh mata uang banyak negara. Bahkan rupiah masih terhitung kuat dibanding mata uang negara lain yang mengalami pelemahan masih dikisaran 8-10% sementara Lira Turki sampai mendekati 50%, Rubel Rusia tertekan 15,1% dan yang lebih parah adalah Iran, yang mengalami pelemahan hebat sampai 300%. Pada Maret 2018, kurs Riyal Iran 40.000 per dollarnya dan awal September jatuh ketitik terendah 120.000 per dollarnya.
Anjloknya kurs Riyal Iran atas Dollar, efek dari diberlakukannya kembali embargo ekonomi atas Iran oleh Donald Trump, yang sempat dicabut oleh Obama pada tahun 2015 lalu. Ekonomi Iran yang sempat membaik, kembali dilanda krisis. Dalam dua bulan terakhir imbas krisis ekonomi mengguncang kabinet Rouhani. Pertengahan Juli lalu, Presiden Rouhani mengganti Gubernur Bank Sentral Iran atas desakan Parlemen karena gagal mengatasi perdagangan mata uang di pasar gelap (black market) dan pada bulan Agustus, dinilai gagal atasi krisis, Menteri Ekonomi Iran dipecat Parlemen, menyusul dipecatnya Menteri Tenaga Kerja pada awal Agustus karena juga dinilai gagal mengatasi masalah pengangguran.
Dalam pertemuan dengan Parlemen (28/8), Rouhani membela kinerja kabinetnya dan menyebut Donald Trump yang kembali memberlakukan sanksi ekonomi atas Iran sebagai biang keladi terpuruknya perekonomian Iran. Rouhani juga meminta para anggota parlemen dalam pertemuan tersebut untuk mendukung kabinetnya dan tidak memanas-manasi rakyat dengan sentimen anti-pemerintah. Lebih lanjut, Rouhani mengatakan, "Lebih penting dari itu adalah bahwa banyak orang telah kehilangan kepercayaan mereka di masa depan Republik Islam dan kehilangan keraguan tentang kekuatannya."
Tidak puas dengan jawaban Rouhani, Parlemen berusaha menyeret Rouhani ke pengadilan negara dengan tudingan sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas krisis ekonomi di Iran.
Sebagai penengah, dalam pertemuan dengan ketua dan anggota Dewan Ahli Kepemimpinan (6/9) yang juga turut dihadiri Presiden Rouhani, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei menyampaikan pandangan dan sarannya.
Pesan dan saran tersebut juga sangat relevan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Meski yang dihadapi Indonesia tidak separah krisis ekonomi yang melanda Iran, namun apa yang sedang dihadapi pemerintah Iran yang diserang dari luar dan dari dalam, juga memiliki gambaran yang sama dengan yang dihadapi pemerintah Indonesia.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran:
Krisis yang dihadapi bukan karena musuh lebih kuat
Kita mengalami kondisi yang sangat sensitif hari ini, namun kondisi ini terjadi bukan karena semakin banyaknya musuh atau karena semakin menguatnya mereka, karena musuh-musuh tersebut dari awal kemerdekaan revolusi Islam Iran memang telah memiliki kekuatan namun dengan semua upaya yang telah mereka lakukan termasuk melakukan operasi Eagle Claw di Tabas, menjerat Iran dalam perang militer selama 8 tahun, menembak jatuh pesawat komersial, dan embargo ekonomi namun tidak satupun dari upaya tersebut yang berhasil. Sampai saat ini, ibarat pohon dengan akar yang kuat, Republik Islam Iran tetap bertahan bahkan bertambah kuat.
Musuh hendak menguasai atau menghancurkan dengan mengobarkan perselisihan internal
Selama 40 tahun ini, Republik islam Iran senantiasa melangkah dengan cara-cara yang baru yang lahir dari beragam pendapat dan pandangan, sementara pihak musuh bergerak dengan cara yang monoton. Mereka kerap mengobarkan perselisihan dan konflik di negara yang hendak mereka kuasai atau hancurkan. Karena itu, kita harus bisa mengenal dan memahami situasi yang tengah terjadi. Situasi memang sulit diprediksi dan mengalami serba ketidakpastian, sehingga jika lalai sedikit, kita akan menerima pukulan telak.
Musuh melancarkan dua perang: Perang Ekonomi dan Perang Media
Hari ini, Republik Islam Iran menghadapi perang ekonomi total, dimana ada satu ruang komando yang mengontrol semuanya dengan ketelitian dan perhatian penuh, tapi di samping perang ini mereka juga menggelar perang yang lebih penting namun biasanya terlupakan yaitu perang media dan propaganda.
Perang media dan propaganda, telah mereka lancarkan sebelumnya, namun kali ini jauh lebih dasyhat. Sesuai dengan informasi yang kita miliki, dinas-dinas intelijen Amerika Serikat dan rezim Zionis dengan dukungan finansial negara-negara 'Qorun' di kawasan sekitar Iran telah membentuk organisasi untuk menggelar perang media dan secara serius telah menyusun program dan berusaha untuk menginfeksi ruang publik dan pemikiran masyarakat.
Perang media dengan mempropagandakan ketakutan dan kecemasan di tengah-tengah publik
Tujuan dari perang media dan agitasi propaganda tersebut adalah untuk menciptakan kecemasan, kekecewaan, frustrasi dan perasaan berburuk sangka satu sama lain dan menghilangkan kepercayaan pada perangkat pemerintah dengan membesar-besarkan krisis ekonomi yang terjadi.
Sebagai contoh, dengan melemahnya kurs mata uang nasional, perang media melancarkan propaganda dengan memberikan penggambaran yang serba buruk, tentu saja musuh tidak diharapkan untuk kita jadikan pelarian, namun harus berhati-hati, jangan ikut membantu mengotori pikiran masyarakat.
Adanya upaya membesar-besarkan krisis untuk menakut-nakuti
Terkadang, ketika memberikan penjelasan mengenai kesulitan yang dihadapi, yang dilakukan adalah memberikan gambaran yang dibesar-besarkan. Yang penggambaran itupun melahirkan rasa pesimisme dan kecemasan di tengah-tengah masyarakat, bahkan menyebabkan tersebarnya dengan cepat virus kebencian dan permusuhan satu sama lain.
Jangan mengkritik dengan cara melahirkan pesimisme
Saya juga kerap mengkritik perangkat pemerintah jika melakukan kecerobohan dan kesalahan, namun tidak dengan cara membuat masyarakat terjangkiti penyakit pesimisme.
Jangan merusak pikiran masyarakat dengan menolak dan tidak mempercayai pencapaian pencapaian positif yang disampaikan namun disaat yang sama propaganda musuh yang penuh dengan kebohongan malah diminta untuk dipercayai. Jika ini yang terjadi, maka kita akan berhadapan dengan masalah besar.
Dalam mengkritik sampaikan juga pencapaian positif pemerintah
Terkadang memang diperlukan protes dan kritik yang disampaikan secara terbuka dan tidak semua harus disampaikan tertutup namun tidak dengan cara yang merobek-robek hati pendengarnya dan pertimbangkan semua hal yang bisa hilang dengan itu. Kadang kita pun melakukan kesalahan dalam mengkritik, karena pemerintah yang kita kritik itu juga memiliki pencapaian yang baik, yang itu seharusnya dilihat dan disampaikan.
Dengan turut menyampaikan pencapaian-pencapaian yang berhasil dari pemerintah ketika memberikan kritik, maka rakyat juga tahu bahwa pemerintah juga telah melakukan hal-hal yang baik yang dengan itu, rakyat tidak hilang kepercayaannya dan tidak pesimis pada kinerja pemerintah.
Optimislah dengan kemajuan yang akan dicapai negara
Ditengah kesulitan yang dihadapi, negara kita tetap mengalami kemajuan. Penyampaian ini bukan bualan, kita memiliki data yang valid bahwa negara sedang bergerak menuju maksud dan cita-cita revolusi yang meskipun mungkin kecepatannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun negara di semua bidang baik sains, industri, kejayaan politik, perkembangan intelektual dan spritual, sedang bergerak menuju ke depan dan mengalami kemajuan signifikan.
Semakin banyaknya generasi muda yang berpartisipasi di pawai Arbain, iktikaf, salat berjamaah di universitas-universitas dan majelis-majelis Ramadhan menunjukkan adanya kemajuan religiusitas dikalangan mereka. Mengapa sisi positif dan kemajuan ini tidak kita lihat?. Fakta ini harus kita lihat dan bicarakan khususnya oleh mereka yang memiliki pendengar atau pengikut yang banyak.
Jangan buat rakyat kehilangan kepercayaan pada pemerintah
Tidak ada pemerintah tanpa bantuan dan dukungan dari rakyat mampu bekerja dengan baik. Karena itu jangan buat rakyat tidak lagi memiliki kepercayaan pada perangkat-perangkat pemerintah, peradilan dan angkatan bersenjat.
Jangan tinggalkan pemerintah; sampaikan kritik dalam bingkai intelektualitas
Solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah negara bukan dengan meninggalkan pemerintah dan tidak mengungkapkan tanggungjawab dari lembaga yang bertanggungjawab namun dengan membangun hubungan yang sehat antara opini publik dan perangkat-perangkat pemerintah. Kebebasan bersuara dan menyampaikan kritik harus tetap berada dalam bingkai intelektual dan implementasi.
Bangun solidaritas antara rakyat dan pemerintah
Satu poin penting dalam kondisi saat ini yakni, solidaritas antara rakyat dan perangkat-perangkat pemerintah. Bagian penting dari kepercayaan dan meraih kepercayaan bergantung pada langkah-langkah yang diambil berbagai perangkat pemerintah dan tentu saja mereka yang punya akses juga harus membantu pekerjaan ini.
Pemerintah harus terbuka pada saran dari para pakar
Kewajiban pemerintah adalah mendengarkan saran-saran dari para ahli khususnya saran dari para pakar ekonomi tentang bagaimana cara mengatasi rendahnya kurs mata uang negara dan mengenai panduan likuiditas, lalu kemudian menerapkannya untuk mengatasi masalah yang ada.
Tetap percayakan pada pemerintah untuk menuntaskan tugasnya
Bertengkar bukan jalan menuju perbaikan. Demikian juga membentuk lembaga yang bekerja sejajar dengan pemerintah tidak akan memberikan perbaikan apa-apa. Pengalaman telah membuktikan bahwa pekerjaan harus dilakukan oleh mereka yang telah diamanahkan sesuai dengan jalur hukum.
Pemerintah harus lebih ekstra dalam bekerja
Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus bersungguh-sungguh, dan yakin semua pihak akan turut membantu.
Kunci kemenangan adalah bersabar dan berjihad (bersungguh-sungguh)
Jika kita tetap tegar dalam menghadapi musuh, yakin mereka yang akan kalah bahkan sampai bertekuk lutut dihadapan kita. Dan ini akan kita tunjukkan pada dunia, bahwa pengikut Islam memiliki kemampuan bertahan dan berjihad, dan akan mencapai kemenangannya dengan itu.
Itulah beberapa poin pesan Ayatullah Sayid Ali Khamanei, yang menurut saya juga sangat relevan untuk dijalankan dan dilakukan pemerintah Indonesia dan pihak oposisi dalam menyampaikan kritiknya dan mengontrol kerja pemerintah.
Sebagaimana halnya pemerintah yang punya kekuasaan, oposisi juga mengabdi pada mandat rakyat untuk membangun demokrasi yang kuat dan membantu pemerintah untuk untuk tidak terjerumus ke dalam keadaan abuse of power. Sebagai salah satu elemen penting untuk membangun negara demokrasi yang kuat, keberadaan oposisi seyogyanya menyampaikan kritik ketika kekuasaan melakukan kekeliruan dan ketika kekuasaan menjalankan fungsinya dengan benar, maka oposisi turut membangun kesadaran dan aksi publik untuk mendukung kekuasaan sekaligus memberikan kontrol agar pemerintah tetap konsisten.
Jika pada kenyataannya, oposisi hanya menebarkan ketakutan dan kecemasan dalam kritiknya, dan pada puncak kritikannya ada nafsu berkuasa, maka oposisi yang seharusnya mencegah pemerintah menciderai rakyat, malah oposisilah yang melakukannya.
Menutup tulisan ini, saya kutipkan pesan Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran:
"Bisa jadi, selama 10 tahun kita kerja keras, 10 tahun kita mengalami kesulitan, akan tetapi hasil akhir adalah kita menjadi diri kita. Kemudian kita tidak perlu menjulurkan tangan(meminta) kepada institusi ini atau institusi itu, atau kepada negara itu atau negara ini…."
Jika di Iran saja yang diguncang badai ekonomi yang dasyhat, pemimpinnya tetap menebarkan optimisme pada rakyatnya, maka di Indonesia yang tidak separah Iran sudah semestinya. saling membantu dalam melewati masa-masa sulit ini. Insya Allah, badai pasti berlalu.
Ismail Amin Pasannai