Wakil tetap Republik Islam Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Majid Takht Ravanchi Jumat malam (17/05) di sidang Dewan Keamanan yang membahas kondisi Idlib menuntut diakhirinya kehadiran ilegal AS di Suriah.
Seperti dilaporkan IRNA, Majid Takht Ravanchi seraya menekankan bahwa Iran bersama Rusia dan Turki sebagai penjamin dialog Astana mendukung berlanjutkan zona aman di Idlib, utara Suriah menjelaskan, keberadaan zona aman di Idlib tidak berkaitan dengan upaya pemerintah Suriah memberantas teroris di provinsi ini.
Wakil tetap Iran di PBB ini mengingatkan, pembentukan zona aman di Idlib sekedar upaya sementara untuk melindungi warga sipil, bukan pembentukan tempat perlindungan bagi kelompok teroris.
Takht Ravanchi seraya menjelaskan bahwa teroris saat ini menyandera ratusan ribu warga sipil di Idlib mengatakan, berlanjutnya hegemoni teroris terhadap wilayah ini dan serangan mereka terhadap militer serta sipil tidak boleh dibiarkan berlanjut.
Takht Ravanchi menambahkan, berlanjutnya kondisi ini akan membuat teroris semakin leluasa membantai warga sipil.
Provinsi Idlib merupakan pangkalan terakhir kelompok teroris di Suriah.
Bersamaan dengan langkah militer Suriah untuk membebaskan Idlib dari pendudukan teroris, poros Barat pimpinan AS berusaha keras menghentikan operasi tersebut.
Provinsi Idlib berdasarkan kesepakatan tiga negara, Iran, Rusia dan Turki di sidang Astana keempat termasuk kawasan gencatan senjata, namun operasi anti kelompok teroris termasuk Front al-Nusra tidak termasuk kesepakatan gencatan senjata.
Krisis Suriah meletus sejak 2011 seiring dengan serangan besar-besaran kelompok teroris dukungan Arab Saudi, Amerika dan sekutunya untuk mengubah konstelasi kawasan demi keuntungan Israel.
Militer Suriah dengan bantuan penasihat Iran dan dukungan Rusia berhasil mengakhiri keberadaan kelompok teroris Daesh di negara ini. Sementara kelompok teroris lainnya mulai mengalami kekalahan.
Poros Barat pimpinan AS sangat khawatir atas kekalahan total teroris di Suriah.