Pasca Sanksi Baru Uni Eropa, Dirjen IAEA Ajak Iran Berunding

Rate this item
(0 votes)

Dirjen IAEA Yukiya Amano menyatakan bahwa pertemuan antara Badan Energi Atom Internasional dan Iran bisa diadakan dalam waktu yang sangat dekat.

"Kami bersedia untuk bertemu dengan mereka di dalam waktu dekat .... Saya berharap kami dapat memiliki pertemuan yang cukup lama," kata Amano dalam kunjungannya ke London pada hari Rabu (17/10).

Pernyataan Amano datang setelah para menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin (15/10) menyetujui putaran baru sanksi terhadap Iran, meskipun Sekjen PBB mengingatkan konsekuensi kemanusiaan dari larangan sebelumnya.

Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) Senin (15/10) menyetujui putaran baru sanksi terhadap Iran atas program energi nuklirnya, meskipun PBB memperingatkan konsekuensi kemanusiaan dari larangan sebelumnya.

Sanksi sepihak dan ilegal ini datang di saat kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton Senin (15/10) mengatakan bahwa perundingan antara Iran dan kelompok 5 +1 bisa bergerak maju.

"Saya benar-benar berpikir ada ruang untuk negosiasi. Saya harap kami akan mampu membuat kemajuan segera, "tegas Ashton.

Para pejabat Iran telah berulang kali menggambarkan sanksi terhadap Republik Islam sebagai sia-sia dan tidak efektif. Tehran menilai langkah tersebut hanya ditujukan untuk menciptakan perang psikologis semata.

Langkah terbaru Uni Eropa ini bertentangan dengan pernyataan Sekjen PBB mengenai konsekuensi kemanusiaan dari embargo sebelumnya yang ditetapkan. Ban Ki-moon (5/10) memperingatkan bahwa sanksi Barat ini menargetkan mata pencaharian rakyat Iran.

Sanksi rekayasa ilegal yang dikenakan terhadap Iran berdasarkan tuduhan tak berdasar bahwa Tehran sedang mengejar tujuan non-sipil dalam program energi nuklirnya.

Iran menolak tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan berkomitmen traktat Non-Proliferasi nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/PH)

Read 1571 times