Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani menilai resistensi Iran dan Cina terhadap unilateralisme Amerika Serikat menguntungkan kedua negara, Asia dan dunia.
"Bangsa Iran saat menghadapi sanksi asing bukan saja tidak goyah, bahkan mereka lebih bersatu dan kuat," tandas Hassan Rouhani.
Hassan Rouhani Jumat (14/06) saat bertemu dengan sejawatnya dari Cina, Xi Jinping di sela-sela KTT ke-19 Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Bishkek, Kirgizstan menyebut strategis hubungan Iran dan Cina serta menambahkan, represi yang dipaksakan pemerintah Amerika kepada Iran, Cina dan negara lain ditujukan untuk menguasai Asia dan seluruh dunia.
Lebih lanjut Rouhani menjelaskan adanya banyak kapasitas untuk memperluas hubungan Iran dan Cina, dan mengungkapkan, Tehran tidak memiliki batasan untuk memperluas dan memperdalam hubungan dengan Beijing serta siap meningkatkan hubungan dengan Cina di bidang politik, ekonomi, budaya, pariwisata dan perang kontra terorisme.
Rouhani juga menyambut investasi Cina dalam mengembangkan wilayah dan pelabuhan selatan Iran. "Iran selain melanjutkan kerja samanya dengan Cina di bidang energi, juga berminat mengembangkan infrastruktur untuk hubungan berkesinambungan dan strategis dalam menjamin energi Beijing," ungkap Rouhani.
Sementara itu, Xi Jinping dalam pertemuan tersebut menekankan hubungan strategis Beijing-Tehran, dan mengatakan, unilateralisme di dunia mulai marak dan keluarnya AS secara sepihak dari JCPOA merupakan faktor utama eskalasi tensi di kawasan Timur Tengah.
Presiden Cina juga mengungkapkan kesiapan negaranya memperluas kerja sama dengan Iran dalam komunitas regional dan dunia demi menyebarkan multilaterisme, dan menambahkan, Beijing siap meningkatkan kerja sama dengan Tehran di bidang perang kontra terorisme dan kejahatan terorganisir.