Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyeru seluruh umat Islam untuk berpartisipasi aktif mengalahkan makar musuh, dan menegaskan, Kesepakatan Abad dipastikan gagal oleh tekad dan iman kubu perlawanan.
Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (10/8/2019) dalam pesannya untuk jemaah haji menekankan bahwa penindasan terbesar di beberapa abad terakhir terjadi di Palestina.
Ia menjelaskan, masalah Palestina adalah masalah terpenting Dunia Islam yang berada di atas masalah-masalah politik umat Islam dari mazhab, ras atau bahasa apapun.
Ayatullah Khamenei menambahkan, senjata Kesepakatan Abad yang dipersiapkan oleh Amerika Serikat penindas dan para pengkhianat di sekitarnya adalah sebuah kejahatan atas hak umat manusia.
Menurut Rahbar, bangsa Palestina berkat bantuan Allah Swt tidak menerima kekalahan, tidak jatuh dan hari ini semakin berani, serta perlawanannya semakin marak dari kemarin, namun untuk mencapai tujuan akhir diperlukan bantuan dari seluruh Muslim.
Ayatullah Khamenei menyebut ritual Bara'ah berarti membenci semua kekejaman, penindasan, keburukan dan kerusakan moral taghut-taghut zaman, dan melawan arogansi serta pemerasan kubu imperialis masa kini.
Lebih lanjut Rahbar menerangkan, hari ini, Bara'ah atau berlepas tangan dari kubu syirik dan kufur imperialis terutama Amerika Serikat, berarti berlepas tangan dari pembunuh kaum tertindas dan penyulut perang, mengecam pusat-pusat terorisme seperti Daesh dan Black Water, Amerika, serta ketakutan sebagian umat Islam atas rezim pembunuh anak dan para pendukungnya.
Rahbar mengatakan, Bara'ah berarti mengecam perang Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan sensitif, Asia Barat dan Afrika Utara.
"Bara'ah berarti kebencian terhadap rasisme dan diskriminasi beradasarkan wilayah geografis dan ras serta warna kulit, juga kebencian atas perilaku imperialis dan kekejian kekuatan agresor dan pemfitnah, di hadapan sikap mulia dan adil yang diserukan oleh Islam kepada kita semua," imbuhnya.
Ayatullah Khamenei juga menjelaskan bahwa kalangan umat Islam berprestasi yang sekarang sebagiannya hadir dalam manasik haji dari berbagai negara dunia, memikul tanggung jawab berat dan besar di pundaknya.
Ia menegaskan, pelajaran-pelajaran ini atas dasar tekad dan inisiatif mereka, harus ditransfer kepada bangsa-bangsa dan publik, sehingga interaksi spritualitas antarpemikiran, motivasi, pengalaman dan kesadaran dapat sampai ke tangan mereka.