Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang unsur utamanya adalah milisi Kurdi menyatakan kesiapannya bergabung dengan militer Suriah.
Menurut laporan FNA, Riad Darar, ketua gabungan Dewan Demokratik Suriah, sayap politik SDF hari Kamis (24/10) saat diwawancarai Koran al-Akhbar Lebanon seraya mengisyaratkan kesepakatan antara militer Suriah dan pasukan Kurdi untuk mengijinkan pasukan pemerintah memasuki wilayah Kurdi guna menghadapi agresi militer Turki ke utara Suriah, menekankan, pasukan Demokratik Suriah pada akhirnya akan bergabung dengan militer Suriah.
Mustafa Bali, ketua bidang informasi SDF Kamis malam mengatakan, ketika diterapkan rekonsiliasi nasional di Suriah, kubu ini akan menerima seluruh keputusan yang telah diambil.
Pasca serangan militer Turki ke utara Suriah, SDF meminta pemerintah pusat untuk mengambil alih kontrol wilayah utara Suriah dan melindunginya dari serangan Turki.
Berdasarkan kesepakatan ini, militer Suriah akan mengambil alih seluruh kontrol perbatasan di utara negara ini.
Kantor wilayah Otonomi Kurdi Suriah mengingatkan, "Kurdi Suriah telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah pusat yang bertanggung jawab untuk melindungi perbatasan dan memiliki hak kedaulatan negara ini, untuk melawan agresi Turki."
Militer Turki sejak Rabu 9 Oktober selama delapan hari dan dengan dalih melawan terorisme dan membersihkan wilayah perbatasan Suriah dan Turki dari keberadaan milisi Kurdi yang dinilai sebagai teroris oleh Ankara mulai melancarkan agresi militer ke utara Suriah. Invasi ini atas instruksi langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Operasi militer Turki ke utara Suriah dilancarkan dengan lampu hijau dari Amerika Serikat. Di sisi lain, dunia internasional mengecam keras invasi militer Turki ke wilayah utara Suriah.
Petinggi Suriah menekankan, bangsa Suriah akan membela integritas wilayah dan kedaulatan nasionalnya.
Militer Turki sejak tiga tahun lalu berulang kali melanggar wilayah Suriah.