The Battleground States: Sepekan Sebelum Pemilu Presiden Amerika

Rate this item
(0 votes)

Tinggal sepekan lagi, jutaan rakyat Amerika akan memenuhi tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih presiden akan datang Amerika. Selain itu, mereka juga akan memilih anggota Kongres, sebagian gubernur serta pejabat negara bagian dan daerah. Tapi tentu saja dari semua pemilihan itu yang paling menarik perhatian adalah pemilu presiden Amerika.

Sementara lembaga-lembaga jajak pendapat Amerika sebelum penyelenggaraan pilpres AS pada 6 November menyebut suara Barack Obama dan Mitt Romney cenderung berimbang. Menurut lembaga survei Rasmussen kedua kandidat akan meraup suara 47,9 persen. Angka yang saling berdekatan ini jarang ditemukan dalam pemilu presiden Amerika selama beberapa tahun terakhir. Itupun sepekan sebelum diselenggarakannya pemungutan suara.

Dengan mencermati bahwa kedua kandidat memiliki peluang yang sama memasuki Gedung Putih, maka keduanya berusaha sekuatnya melakukan kampanye. Tidak lupa keduanya telah menggelontorkan jutaan dolar untuk membiayai kampanyenya. Benar, badai Sandy sempat mengurangi intensitas kampanye mereka, tapi persaingan muncul untuk memberikan pertolongan kepada para korban badai. Sebagai contoh, kubu Demokrat memanfaatkan ucapan Chris Cristie, Gubernur Virginia dari partai Republik yang mendukung upaya pemerintah Obama menolong korban badai Sandy. Di sisi lain, Romney di sela-sela aksi pengumpulan sumbangan rakyat untuk badai Sandy justru menggunakannya untuk kampanye calon presiden.

Bagaimanapun juga, pilpres November 2012 merupakan persaingan paling dekat dua capres, sehingga di sejumlah negara bagian pemilu ini disebut "The Battleground States".

Pada hakikatnya, setiap kandidat yang mampu meraup suara elektoral terbanyak di 10 negara bagian, maka ia yang akan berhak memasuki Gedung Putih. Saat ini tim sukses pilpres Barack Obama mengaku telah memenangkan 274 suara elektoral, dimana telah melebihi 4 suara dari kuota pemenang pilpres. Sekalipun demikian, kubu Republik masih berharap meraih kemenangan di negara bagian Florida dan Carolina Selatan untuk melengkapi kuota 270 suara.

Florida memiliki 27 suara elektoral dan pada 12 tahun lalu memunculkan skandal pilpres antara Al Gore dari kubu Demokrat dan George W. Bush dari Republik. Oleh karenanya, kubu Republik dan Demokrat memfokuskan perhatiannya di Florida dan setelah itu pada negara bagian lain seperti Ohio dan Virginia.

Di balik sibuknya dua capres ini berkampanye untuk memenangkan pemilu presiden, persaingan untuk merebut kursi di Kongres juga tidak kalah serunya. Kubu Republik berusaha mempertahankan suara mayoritas di DPR, sementara Demokrat lebih serius membidik kursi Senat. Namun sampai sejauh ini, prediksi yang ada menyebut sulit bagi Demokrat untuk dapat mengalahkan kubu Republik di DPR, tapi pada saat yang sama Republik masih berkesempatan untuk meraih kursi mayoritas di Senat. Dalam kondisi yang demikian, bila Barack Obama memenangkan pilpres AS 2012 ini, ia tidak akan mampu memulai perang kekuasaan baru di negara ini, seperti yang pernah digelarnya pada 2008. (IRIB Indonesia)

Read 1509 times