Sebuah sumber militer di Irak menyatakan sistem radar pangkalan militer AS di Irak lumpuh total sehingga tidak bisa mendeteksi serangan rudal Iran.
Sumber militer Irak di lapangan menjelaskan bahwa sistem radar pangkalan militer AS, Ain al-Assad di provinsi al-Anbar, wilayah barat Irak lumpuh total sehingga tidak bisa melacak masuknya rudal yang ditembakkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Berdasarkan sumber anonim ini, ketika sistem pertahanan AS gagal mencegat rudal Iran, sehingga rudal-rudal ini berhasil menghantam sasaran paling sensitif dengan akurasi tinggi.
Seorang wartawan rezim Zionis hari Rabu mengungkapkan pemindahan 224 tentara Amerika yang terluka dari Irak ke Tel Aviv untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurutnya, 224 tentara AS yang terluka dalam serangan rudal Iran dibawa ke Tel Aviv dengan pesawat AS dan dirawat di rumah sakit Israel.
sebuah sumber di Korps Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran) mengatakan sedikitnya 80 tentara teroris Amerika tewas dan sekitar 200 lainnya terluka dalam serangan balasan Iran.
"Berdasarkan laporan akurat sumber-sumber intelijen di lapangan, helikopter AS langsung mengevakuasi tentara yang terluka dari pangkanan udara Ain al-Asad di Provinsi al-Anbar, Irak menyusul aksi balasan Pasdaran," kata sumber tersebut kepada kantor berita Farsnews, Rabu (8/01/2020).
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) membalas aksi teroris AS terhadap Letnan Jenderal Qasem Soleimani dengan menembakkan puluhan rudal ke arah pangkalan militer AS di Al-Anbar dan Arbil Irak.
IRGC Rabu pagi (8/1/2020) mengumumkan dimulainya serangan balasan terhadap aksi terorisme AS dalam "Operasi Syahid Soleimani" di bawah kode "Ya Zahra" dengan menembakkan puluhan rudal darat-ke-darat yang menargetkan pangkalan militer Ain al-Asad' di provinsi Anbar, Irak.
Letjen Qasem Soleimani, Komandan brigade Quds, Korp Garda Revolusi Islam Iran dan Abu Mahdi Al-Muhandis bersama delapan orang lainnya gugur dalam serangan udara AS di bandara internasional Baghdad.(