Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (1)

Rate this item
(0 votes)
Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (1)

 

Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pasukan AS harus meninggalkan kawasan Asia Barat (Timur Tengah) karena rakyat di kawasan tidak menginginkan mereka.

Hal itu dikatakan Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan warga dari kota Qom menandai peringatan unjuk rasa warga kota ini terhadap rezim Pahlevi pada 1978.

Tanggal 19 Dey 1356 HS atau 9 Januari 1978, masyarakat di kota Qom bangkit melawan kediktatoran rezim Pahlevi dan hari itu diperingati sebagai 19 Dey.

Dalam acara yang digelar di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu, Rahbar juga memuji langkah parlemen Irak karena meloloskan sebuah keputusan yang mengharuskan semua pasukan militer AS meninggalkan negara ini.

"Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.

Ayatullah Khamenei juga memuji parlemen Iran karena meloloskan keputusan baru yang mendeklarasikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan organisasi afiliasinya sebagai organisasi teroris.

Rahbar juga menyinggung serangan teror yang dilakukan militer AS  terhadap Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.

Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung peran besar Syahid Soleimani dalam menggagalkan konpirasi dan plot Amerika Serikat di kawasan Asia Barat.

Ayatullah Khamenei menuturkan, Letjen Qasem Soleimani memainkan peran kunci untuk menggagalkan plot AS di wilayah Asia Barat.

"Letjen Syahid Soleimani adalah seorang yang pemberani dan bijaksana, tidak hanya dalam urusan militer tetapi juga dalam masalah politik," imbuhnya.

Rahbar juga menyinggung serangan balasan Iran ke pangkalan-pangkalan militer AS di Irak termasuk pangkalan militer Ain al-Assad.

."Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi Langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.

Di bagian lain pidanya Rahbar menekankan bahwa di manapun Amerika datang senantiasa menimbulkan kerusakan.

"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'.  Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.

Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak.

"Allah swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini," tuturnya.


Rahbar juga menyinggung unjuk rasa warga kota Qom pada 1978 yang memprotes dinasti Pahlavi, dan mengatakan, kita harus belajar dari  peristiwa 19 Dey dan masa lalu harus menjadi cahaya bagi masa depan.

"Pada tanggal 19 Dey, masyarakat Qom berdiri dan menentang pasukan kejam rezim Pahlavi untuk membela Imam Khomeini ra yang tidak berada di Iran pada saat itu," jelasnya.


Pada saat itu, lanjutnya, orang-orang maupun rezim Pahlavi tidak pernah berpikir bahwa langkah tersebut akan menjadi sumber perubahan besar di negara dan di dunia.

Ayatullah Khamenei menandaskan, gerakan tersebut demi keyakinan agama dan semangat berlanjut dengan bantuan Allah Swt. Orang-orang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra berhasil bangkit dan Revolusi Islam terjadi pada Februari 1979.


"Langkah yang sama menghasilkan revolusi besar. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk semangat keagamaan dan demi Allah Swt berlanjut, dan setelah itu, Arbain memimpin masyarakat untuk bereaksi dan Imam Khomeini ra yang mulia memimpin mereka, yang mengarah kepada kebangkitan besar-besaran yaitu pada Februari 1979," pungkasnya.

Read 841 times