Shalat Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada pekan lalu berlangsung di Mushalla Besar Imam Khomeini ra yang mampu menampung 1,2 juta jemaah shalat.
Imam dan Khatib Shalat Jumat pada 17 Januari 2020 adalah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Jemaah Shalat Jumat di Tehran membludak hingga ke jalan-jalan sekitar Mushalla Besar Imam Khomeini ra.
Meskipun suhu berada di bawah 4 derajat celsius karena musim dingin telah masuk hari ke-27, namun tidak menghalangi warga Tehran untuk menunaikan Shalat Jumat.
Ayatullah Khamenei dalam khutbah pertama menekankan pentingnya untuk menjaga ketakwaan. Menurutnya, pertolongan dan taufik Ilahi serta terpecahkannya beragam persoalan individu dan sosial bergantung pada takwa.
Ayatullah Khamenei memulai pembahasannya dengan membaca sebuah ayat dalam Surat Ibrahim as tentang "Ayyamullah" dan rasa syukur kepada Allah Swt atas segala nikmat yang diberikan.
Menurutnya, perintah Allah Swt kepada Nabi Musa as untuk mengingatkan masyarakat tentang "Ayyamullah" menunjukkan pentingnya hal ini guna memberikan petunjuk kepada orang-orang yang sabar dan bersyukur, yaitu mereka yang ahli bersabar, bertahan, istiqamah dan bersyukur.
Rahbar mengatakan, orang-orang yang sabar adalah mereka yang terintegrasi dalam kesabaran dan istiqamah serta tidak mudah keluar dari medan (medan kebenaran) disebabkan oleh satu hal. Dan orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang memahami nikmat dan mengenali dimensi yang terlihat maupun yang tersembunyi dari nikmat itu serta merasa bertanggung jawab atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, ayat ini turun di Mekah, yaitu ketika memuncaknya perjuangan umat Islam dan perlawanan mereka dalam menghadapi orang-orang kafir. Ayat itu memberikan kabar baik (gembira) kepada umat Islam yang di masa itu dalam kondisi sulit bahwa mereka akan diberi "Ayamullah" dan karena rasa syukur mereka, mereka akan meraih kemenangan-kemenangan lebih.
Rahbar menyebut dua pekan lalu sebagai dua pekan yang luar biasa, penuh peristiwa pahit dan manis yang mengandung pelajaran bagi bangsa Iran. Menurutnya, kebangkitan dan partisipasi luar biasa dalam tasyi' jenazah di Iran dan Irak untuk menghormati para Mujahidin yang gugur syahid merupakan wujud dari "Ayyamullah".
Ayatullah Khamenei menuturkan, "Yaumullah" adalah hari ketika melihat kekuatan Tuhan dalam sebuah peristiwa. Oleh karena itu, hadirnya puluhan juta orang di Iran dan ratusan ribu orang di Irak dan sejumlah negara lainnya dalam tasyi' jenazah Komandan Pasukan al-Quds yang membentuk karavan terbesar dunia, adalah wujud dari "Ayyamullah", sebab, tidak ada faktor lain yang menyebabkan terwujudnya keagungan dan kebesaran ini selain kekuatan Tuhan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyebut hari penghancuran pangkalan militer AS di Irak oleh rudal-rudal Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) sebagai salah satu dari "Ayyamullah". Rahbar mengatakan, sebuah bangsa dengan kemampuan dan kekuatan spiritual seperti ini telah menampar sebuah kekuatan arogan dan pengganggu dunia, di mana ini menunjukkan kekuatan Ilahi, oleh karena itu, hari yang besar ini juga merupakan bagian dari "Ayyamullah".
Rahbar menyebut "Ayyamullah" sebagai hari-hari tonggak sejarah dan titik balik sejarah dengan efek dan dampak yang abadi dalam kehidupan, moral dan karakter bangsa-bangsa. Ayatullah Khamenei mengatakan, masyarakat Iran adalah masyarakat yang sabar dan bersyukur, di mana selama bertahun-tahun, mereka selalu bersyukur atas karunia Allah Swt dengan istiqamah yang luar biasa.
Rahbar menekankan pentingnya untuk memahami dimensi materi dan spiritual dari fenomena tasyi' jenazah Shahid Qassem Soleimani. Beliau melontarkan pertanyaan, 41 tahun pasca Kemenangan Revolusi, faktor dan kekuatan apa yang mampu menciptakan mukjizat ini dan membawa masyarakat sebanyak ini untuk datang ke tasyi' jenazah dengan penuh cinta, selain kekuatan ilahi?
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, orang-orang yang bersandar pada analisis materi tidak akan mampu menyaksikan kekuatan Tuhan dalam peristiwa tersebut. Ayatullah Khamenei menjelaskan, tasyi' jenazah yang luar biasa dan gerakan Ilahi bangsa ini menunjukkan spiritualitas mengagumkan rakyat serta menunjukkan fakta bahwa kehendak Ilahi adalah untuk kemenangan rakyat Iran.
Menurut Rahbar, pesan lain dari kehadiran puluhan juta orang dalam tasyi’ jenazah Syahid Soleimani adalah baiat kepada jalur Imam Khomeini ra dan menghidupkan kembali beliau di kalangan masyarakat Iran. Ayatullah Khamenei menandaskan, imperium media Zionis dan para pejabat teroris Amerika telah mengerahkan semua upaya mereka untuk menggambarkan komandan tercinta kita, Syahid Soleimani sebagai teroris, namun Allah Swt telah menjadikannya sebaliknya, rakyat di Iran dan bahkan di negara-negara lain memberi hormat kepada Syahid Soleimani dan membakar bendera Amerika dan Zionis.
Menurut Ayatullah Khamenei, kenyataan ini menunjukkan kekuatan dan petunjuk Allah Swt. Selain dalam hal tasyi’ jenazah para Mujahidin, kesyahidan mereka merupakan tanda-tanda kekuatan Ilahi. Sebab, teror terhadap Letnan Jenderal Qassem Soleimani yang merupakan komandan terkuat dan terkenal dalam menumpas terorisme di seluruh kawasan, telah mengungkap skandal pemerintah tak tahu malu Amerika.
Rahbar memberikan salah satu contoh keberanian Syahid Soleimani di medan tempur, di mana dia masuk ke sebuah wilayah yang dikepung penuh oleh musuh dengan helikopter. Kedatangan Letjen Soleimani membangkitkan semangat para pemuda di wilayah yang dikepung penuh oleh musuh itu. Mereka kemudian bangkit dan melawan sehingga berhasil mematahkan pengepungan, dan bahkan mengusir musuh.
"Dalam peristiwa pembunuhan terhadap Syahid Pemberani ini, Amerika tidak berhadapan dengannya di medan perang, tetapi mereka secara pengecut melakukan kejahatan ini, di mana ini menyebabkan skandal mereka semakin terungkap," tuturnya.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, model kejahatan ini, yaitu meneror para pemimpin Muqawama (perlawanan) adalah khusus bagi rezim Zionis (Israel), namun sekarang juga untuk Amerika. Tapi sebenarnya, Amerika telah melakukan banyak kejahatan dan pembunuhan di Irak dan Afghanistan, namun tidak mengakuinya. Kali ini, Presiden AS (Donald Trump) sendiri yang mengakui kejahatannya bahwa mereka adalah teroris dan telah melakukan teror, di mana tidak ada skandal yang lebih tinggi dari ini.
Terkait dengan serangan balasan rudal-rudal Iran terhadap pangkalan militer AS di Irak, Rahbar mengatakan, respon kuat ini merupakan pukulan efektif militer, namun yang lebih penting dari pukulan militer adalah pukulan terhadap kehormatan Amerika dan pukulan terhadap wibawa Amerika.
Ayatullah Khamenei menyebut pukulan pasukan Pasdaran (IRGC) tersebut telah memalukan Amerika, dan mengatakan, pukulan kuat ini tidak akan terkompensasi oleh apapun, dan penambahan sanksi terhadap Iran yang dikatakan oleh para pejabat Amerika akhir-akhir ini, tidak akan mampu mengembalikan wibawa mereka yang telah hilang.
Menurut Rahbar, manifestasi dari kekuatan Ilahi dalam respon tegas Pasdaran adalah buah dari usaha yang dilakukan dengan ikhlas. Ayatullah Khamenei menuturkan, di manapun dan dalam pekerjaan apapun, jika dilakukan dengan ikhlas, maka Allah Swt akan memberikan berkahnya, dan bahkan memberikan berkah itu kepada semua, dan abadi.
Ayatullah Khamenei menyebut kehadiran penuh cinta masyarakat dalam tasyi' jenazah Syahid Soleimani dan para pejuang yang gugur syahid bersamanya dan kebangkitan baru semangat revolusioner rakyat sebagai dampak nyata dari keikhlasan Syahid Letjen Soleimani dan para Syuhada yang menyertainya.
Rahbar menekankan untuk memahami secara mendalam atas "Ayyamullah" pada pekan-pekan ini dan menegaskan untuk tidak melihat Syahid Soleimani dan Syahid Abu Mahdi al-Muhandis sebagai individu-individu, tetapi melihatnya sebagai sebuah madrasah, yaitu sebagai sebuah jalan dan madrasah untuk mengambil pelajaran.
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Khamenei mengatakan, Pasdaran (IRGC) adalah sebuah lembaga kemanusiaan dan memiliki motivasi besar untuk penyelamatan, di mana pandangan ini dapat dilihat dari penghormatan besar masyarakat kepada Syahid Soleimani.
Rahbar menambahkan, semua Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Pasdaran, Militer dan Basij memiliki dasar-dasar pemikiran yang bertumpu pada tujuan-tujuan Ilahi. Namun Pasdaran berada dalam posisi sebagai pejuang tanpa batas, di mana mereka akan hadir untuk membantu bangsa-bangsa di kawasan dan melindungi martabat orang-orang yang tertindas.
Menurut Ayatullah Khamenei, menjauhkan Iran dari bayangan perang, teror dan kerusakan adalah salah satu dari pekerjaan penting Pasdaran. Rahbar menuturkan, bagian penting dari keamanan Iran adalah hasil dari kerja keras para pemuda Mukmin yang dikomandoi oleh Letjen Soleimani, di mana mereka selama bertahun-tahun berjihad dan berkorban. Mereka juga membantu Palestina dan berbagai wilayah lainnya, namun sebenarnya, mereka itu juga sedang menciptakan keamanan untuk Iran.
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, tujuan akhir Amerika menciptakan dan mendukung Daesh (ISIS) adalah menyerang dan menciptakan ketidakamanan di perbatasan dan kota-kota di Iran, namun bantuan para pemuda Mukmin Iran kepada Irak dan Suriah telah menggagalkan konspirasi tersebut.
Terkait klaim para pejabat AS bahwa mereka mendukung rakyat Iran, Ayatullah Khamenei menuturkan, para pejabat Amerika tidak pernah bersama rakyat Iran, dan mereka telah berbohong. Jika iya, mereka hanya ingin menghunjamkan belati beracun ke dada rakyat Iran, meskipun hingga sekarang mereka tidak mampu dan tidak akan pernah mampu untuk melakukannya.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut mengungkapkan penyesalan mendalam atas jatuhnya pesawat Ukraina di Tehran, dan mengatakan, kejadian ini sangat pahit dan telah membakar hati kita, namun segelintir pihak yang mengikuti media Amerika dan Inggris berusaha agar peristiwa menyedihkan ini menjadi topik supaya peristiwa tasyi' jenazah Syahid Soleimani dan serangan balasan Pasdaran terhadap Amerika terlupakan.
Rahbar menuturkan, dalam peristiwa tersebut, kegembiraan musuh sama besarnya dengan duka dan kesedihan kita atas kejadian ini. Sebab, mereka memiliki dalih agar Pasdaran, Angkatan Bersenjata dan Republik Islam dipertanyakan, namun makar mereka di hadapan kekuatan Tuhan tidak akan berhasil. "Yaumullah" dalam tasyi' jenazah Syahid Soleimani dan penghancuran pangkalan militer AS tidak akan bisa terlupakan, dan atas karunia Allah Swt, peristiwa ini akan terus hidup.
Ayatullah Khamenei mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Ukraina, dan mengatakan, saya berterimakasih dan memberi hormat kepada mereka yang berduka, ayah dan ibu para korban, di mana mereka dalam kondisi hati yang penuh duka dan kesedihan, namun tetap berdiri melawan bisikan dan konspirasi musuh, dan berbicara berlawanan dengan keinginan musuh.
Mengingat kejadian tersebut masih menyimpan tanda tanya, Rahbar menegaskan agar dilakukan tindak lanjut serius supaya peristiwa serupa tidak akan terjadi lagi. Menurutnya, pencegahan adalah lebih penting daripada tindak lanjut agar kejadian serupa tidak akan terjadi di masa mendatang.