Virus Corona dilaporkan telah menyebar ke lebiih dari 40 negara dunia termasuk negara-negara Arab Asia Barat, namun sejumlah negara berusaha memanfaatkan virus ini sebagai alat balas dendam politik kepada Republik Islam Iran.
Virus Corona pertama kali ditemukan di Cina dan mengambil korban jiwa. Salah satu indeks penting virus ini adalah kekuatan penyebarannya. Dengan kata lain, virus Corona cepat menular melalui interaksi dengan penderita virus ini.
Oleh karena itu, virus Corona dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di dunia. Musuh dan rival Iran, tanpa mengindahkan karakteristik virus Corona dan bahwa lebih dari 40 negara lain juga tertular virus ini, memanfaatkan virus Corona sebagai sarana balas dendam politik dengan Tehran.
Tudingan pertama musuh dan rival Iran adalah Iran sengaja menyembunyikan kasus ini. Meski setiap negara termasuk Iran berusaha mencegah penyebaran kekhawatiran dan ketakutan ke masyarakatnya melalui manajemen media, namun tudingan bahwa Iran sengaja merahasiakan kasus ini ketika pejabat Tehran bahkan mengetahui kasus penyebaran virus ini di Iran menjelang peristiwa penting seperti pemilu parlemen.
Corona di Iran
Sejatinya bahkan penyelenggaraan pemilu parlemen tidak mendorong pejabat Iran menyembunyikan kasus Corona dan sebelum pemilu mereka telah menginformasikan kasus ini.
Ketika Iran menginformasikan kasus virus Corona sebelum penyelenggaraan pemilu parlemen, Arab Saudi yang melancarkan propaganda besar-besaran anti Iran melalui Iranphobia, karena menjadi tuan rumah pertemuan menteri keuangan dan Bank Sentral kelompok G20 menolak memberi informasi terkait virus ini dan menepis penyebarannya di Saudi.
Padahal di antara negara-negara kawasan Asia Barat, desas desus penyebaran pertama kali virus Corona terjadi Arab Saudi.
Departemen Kesehatan Arab Saudi setelah ratusan orang di negara ini terinfeksi virus Corona, terpaksa mengumumkan jumlah penderita Corona dan korban meninggal akibat virus ini.
Tudingan lain musuh anti Iran adalah Tehran memberi informasi tak benar mengenai jumlah warganya yang terinfeksi virus ini.
Tudingan ini disebarkan ketika Departemen Kesehatan Iran mengumumkan data yang dimilikinya. Di antara karakteristik virus ini adalah mayoritas penderita virus Corona tidak memiliki informasi mengeni penyakit ini dan bahkan mereka tidak merujuk ke balai kesehatan dan rumah sakit selama kondisi fisik mereka belum parah.
Sekaitan dengan ini tudingan anti Iran dirilis ketika Presiden AS Donald Trump menolak memberi informasi sejati penderita virus Corona di negaranya dan mengumumkan data seminimal mungkin.
Sepertinya musuh dan rival Ian berusaha memanfaatkan Corona sebagai alat strategi untuk menekan Tehran secara maksimum.
Negara-negara ini dengan membesar-besarkan kasus Corona berusaha merusak perekonomian Iran dan meningkatkan represi politik kepada Tehran.
Poin penting adalah negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) ketika menuding Iran sebagai pentransfer virus Corona ke negara-negara kawasan, justru mayoritas penduduk negara-negara tersebut adalah warga asing khususnya warga negara-negara Asia Timur.
Buruh dan pekerja berkewarganegaraan Asia Timur merupakan mayoritas penduduk Uni Emirat Arab (UEA), Qatar dan Bahrain serta mayoritas buruh di Arab Saudi. Negara-negara ini juga memiliki hubungan perdagangan yang besar dengan Asia Timur.
Poin penting lain adalah berbeda dengan mayoritas negara kawasan di mana kapasitas dan kemampuan kedokteranya adalah impor, Iran termasuk kutub kedokteran di kawasan dan bahkan di tingkat dunia.
Sekaitan dengan ini, utusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di pertemuannya yang digelar hari Rabu (26/02) di Tehran menyebut kemampuan dan kinerja Iran di bidang kesehatan dan kedokteran sebuah contoh sukses dan unggul di dunia dan kawasan.