Ayatullah Safi Golpeygani pada pelajaran fiqih untuk tingkat mujtahid terakhir sebelum memasuki bulan Muharram menyatakan, "Muharram adalah universitas terbesar pendidikan, akhlak dan pengorbanan."
Menurut beliau, "Peringatan peristiwa Asyura dan perjuangan Imam Husein as adalah warisan budaya dan merupakan identitas tinggi Syiah yang dapat diperkenalkan kepada dunia."
Seluruh kehidupan religius Syiah diperkokoh dengan Asyura dan semakin besar peringatan tersebut digelar maka semakin besar pula kekuatan Syiah.
"Kesyahidan Imam Husein as telah menjamin kelanggengan Islam, karena tanpa kesyahidan Imam Husein as maka tidak akan ada yang tersisa dari Islam menyusul langkah-langkah anti-Islam yang dijalankan oleh Bani Umayah," tutur Ayatullah Golpeygani.
"Merujuklah Anda pada sejarah. Sejak wafatnya Rasulullah Saw sampai kesyahidan Imam Husein as, telah terjadi perubahan besar dalam agama, dan kondisi sedemikian rupa sehingga dalam waktu yang relatif singkat sejak wafat Rasulullah Saw itu, putra Nabi dibunuh secara kejam, kepala sucinya dipenggal, serta para sahabat dan putra-putranya juga dibunuh. Ini semua membuktikan bahwa tidak ada yang tersisa dari Islam," jelas beliau.
"Jika kondisi itu berlanjut hingga 200 atau 500 tahun lagi, maka tidak akan ada lagi al-Quran dan bahkan tidak terdengar nama Islam. Oleh karena itu, kesyahidan Sayidus Syuhada as bukan hanya identitas mazhab, melainkan identitas fundamental agama Islam."
Ayatullah Golpeygani lebih lanjut memaparkan, "Tidak ada manusia yang dapat mencerna hakikat kebangkitan Imam Husein as. Bagaimana harus mendefinisikan gerakan besar ini, penyerahan diri di hadapan perintah Allah Swt, serta pengorbanan heroik pada sahabat Imam Husein as ini? Para sahabat yang mengetahui bahwa mereka semua akan terbunuh dan tidak ada orang yang akan dapat sepenuhnya menjaga keselamatan Imam Husein as, mementaskan pengorbanan sedemikian besar dan pada akhirnya gugur syahid. Jika seorag manusia biasa memposisikan dalam kondisi itu, dia akan bertanya untuk apa dia harus membahayakan dirinya?"
Beliau menandaskan, "Akan tetapi yang terjadi di Karbala tidak demikian, di hari Asyura, para sahabat Imam Husein as tidak melarikan diri, tidak satu pun di antara mereka. Tidak seorang pun yang mengatakan bahwa aku harus pergi. Ini semua menyimpan banyak rahasia, orang seperti saya untuk menjelaskan ini semua dan membahasnya setiap hari, duduk di sini dan mengutarakannya, semakin banyak saya menjelaskannya, maka pembahasan ini tidak akan ada akhirnya."(IRIB Indonesia/MZ)