Hari ini, Jumat terakhir bulan suci Ramadhan bertepatan dengan Hari Quds Internasional.
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani dalam sebuah pesan memperingati Hari Quds Internasional Kamis malam menekankan prinsip yang tidak bisa diganggu gugat, "Baitul Maqdis, sebagai ibu kota Palestina". Presiden Rouhani menegaskan bahwa Hari Quds Internasional sebagai simbol ketangguhan, persatuan dan solidaritas umat Islam dalam mempertahankan cita-cita Islam.
Peringatan Hari Quds Internasional dilakukan karena mengandung beberapa dimensi penting.
Pertama, penekanan terhadap aspek kemanusiaan dalam masalah Palestina yang dimanifestasikan dalam peringatan Hari Quds Internasional sebagai gerakan simbolis kecaman atas kejahatan Israel terhadap Palestina.
Kedua, peringatan Hari Quds Internasional menegaskan urgensi perlindungan berkelanjutan atas hak-hak rakyat Palestina dalam hukum internasional, dan penolakan terhadap penjajahan dalam berbagai bentuk apapun.
Ketiga, peringatan Hari Quds Internasional menyuarakan pembelaan terhadap prinsip penentuan nasib bangsa Palestina sebagai pemilik asli tanah tersebut.
Ketiga masalah ini menyoroti pentingnya nasib Palestina sebagai masalah sentral dunia Islam. Oleh karena itu, tidak boleh ada arus di dunia Islam yang mengabaikan masalah ini. Pengalaman lebih dari tujuh dekade sejarah penindasan di Palestina menunjukkan bahwa pihak agresor tidak pernah bersedia untuk memenuhi hak-hak jajahannya. Satu-satunya cara untuk mengakhiri situasi ini adalah melanjutkan perlawanan dan perjuangan global demi memaksa penjajah mematuhi hukum internasional dan mengikuti prinsip penentuan nasib Palestina oleh bangsanya sendiri.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah memberikan solusi komprehensif mengenai masalah Palestina. Rahbar menyatakan bahwa bangsa Palestina, seperti halnya bangsa lain, memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan memilih sistem politik yang mengatur negaranya. Semua orang asli Palestina baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi yang tersebar di mana-mana dan bukan imigran asing, yang berada di dalam Palestina, di kamp-kamp pengungsian maupun di tempat lain harus mengambil bagian dalam referendum umum untuk menentukan masa depan Palestina. Setelah pemerintahan Palestina berdiri, nasib para imigran non-Palestina yang bermigrasi ke wilayah ini selama beberapa tahun terakhir akan ditentukan kemudian. Ini adalah prakarsa adil dan rasional yang dipahami oleh opini publik dunia dan bisa didukung oleh negara dan pemerintah yang berdaulat di dunia.
Tidak ada keraguan bahwa kebijakan penjajahan dan agresi yang dilakukan rezim Zionis dengan menggunakan kekerasan fisik dan struktural telah menyebabkan pelanggaran yang luas dan sistematis terhadap hak-hak bangsa Palestina. Proses ini memiliki tujuan jangka panjang dan separatis demi menyulut perpecahan dan pengaruh destruktifnya di dunia Islam, sekaligus menjadi ancaman bagi perdamaian maupun keamanan regional dan internasional.
Hari Al-Quds Internasional tidak hanya aksi kecaman terhadap pendudukan dan penjajahan, tetapi juga tanda kebangkitan umat Islam melawan konspirasi seperti Kesepakatan Abad, yang dikejar oleh Amerika Serikat dan Israel bersama sekutu mereka di kawasan.